Tabel. 9 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk
Berdasarkan tabel 9 tersebut dapat diketahui bahwa sebaran data dalam penelitian ini memiliki distribusi normal. Hal ini dapat dilihat nilai p pada skala
kepuasan kerja efektif sebesar 0,200 dan 0,176 tidak efektif.
b. Uji Homogenitas
Dari data penelitian ini dapat diketahui bahwa signifikansi uji homogenitas sebesar 0,031. Hasil ini didapatkan dengan menggunakan
fasilitas dari program SPSS 18 dan dapat dilihat dari output Levene’s Test
for Equality of Variances. Dalam uji homogenitas jika signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data
kepuasan kerja berdasarkan efektivitas kepemimpinan situasional mempunyai varian yang berbeda atau tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
a. Skor Efektivitas Kepemimpinan Situasional
1 Perilaku Pemimpin
Perilaku pemimpin dalam kepemimpinan situasional dapat ditentukan dengan melihat skor perilaku tugas dan skor perilaku
kepemimpinan situasional
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic df
Sig. skortotal
dimension1
tidak efektif .110
50 .176
.948 50
.028 efektif
.084 34
.200 .978
34 .714
hubungan. Kemudian dibuat grafik yang memuat kategori-kategori gaya kepemimpinan situasional, yaitu telling G1, selling G2,
participating G3, dan delegating G4. Telling G1 merupakan gaya kepemimpinan yang mengharuskan seorang pemimpin untuk selalu
menerapkan perilaku tugas yang tinggi dan perilaku hubungan rendah dengan bawahan. Selling G2 merupakan gaya kepemimpinan yang
melibatkan perilaku tugas dan hubungan yang tinggi antara atasan dengan bawahan. Participating G3 merupakan gaya kepemimpinan
yang mengharuskan seorang pemimpin melibatkan perilaku hubungan yang tinggi dan perilaku tugas rendah terhadap bawahannya.
Delegating G4 merupakan gaya kepemimpinan yang rendah hubungan maupun tugas sehingga pemimpin memberikan kebebasan
terhadap bawahannya. Setelah membuat grafik yang membagi 4 kuadran berupa G1,
G2, G3, dan G4 dengan nilai tengah 22,5 pada sumbu X dan Y, kemudian skor total dari skala perilaku tugas dimasukkan ke dalam
sumbu X dan skor total dari skala perilaku hubungan dimasukkan pada sumbu Y. kemudian dari sumbu X dan Y ditarik garis sehingga
bertemu pada suatu titik. Titik pertemuan itulah yang merupakan gaya pemimpin dalam kepemimpinan situasional. Dari hasil analisis
ditemukan bahwa gaya pemimpin dalam kepemimpinan situasional hampir sebagian besar berada pada G3, yaitu pemimpin menerapkan
gaya kepemimpinan yang melibatkan perilaku hubungan yang tinggi dan perilaku tugas rendah.
2 Kematangan Karyawan
Dalam menentukan kematangan karyawan, dapat ditentukan dengan membuat range kategori pada skala kematangan pekerjaan dan
psikologis M. M1 merupakan karyawan yang tidak mampu dan tidak mau memikul tanggung jawab dalam tugas-tugasnya 6-15. M2
merupakan karyawan yang tidak mampu tetapi mau memikul tanggung jawab dalam tugas-tugasnya 16-27. M3 merupakan
karyawan yang mampu tetapi tidak mau memikul tanggung jawab dalam tugas-tugasnya 28-39. M4 merupakan karyawan yang sudah
memiliki kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai karyawan 40-48.
Kemudian setelah mengetahui range kategori M1, M2, M3, dan M4, skor dari skala kematangan pekerjaan dan psikologis dapat
dijumlah dan dimasukkan dalam kategori yang sesuai. Setelah mendapatkan hasilnya, ternyata sebagian besar dari kematangan
pekerjaan dan psikologis karyawan masuk ke dalam kategori M4 40- 48, yang berarti karyawan memiliki kemampuan dan mau memikul
tanggung jawab pekerjaannya.