Gambar 1. Gaya Kepemimpinan Situasional
Sumber:
http:www.google.co.idimgres?q=hersey+blancharddanhl=iddansa=Gdangbv=2danbiw= 1366danbih=667dantbm=ischdantbnid=BFcUumd02sSsXM:danimgrefurl
a. Telling
Gaya kepemimpinan telling merupakan gaya kepemimpinan yang anggotanya atau bawahannya memiliki tingkat kematangan yang
rendah. Gaya kepemimpinan ini mengharuskan seorang pemimpin untuk
selalu mengarahkan
dan memberi
supervisi kepada
karyawannya. Orang-orang
yang diarahkan
dengan gaya
kepemimpinan telling merupakan orang yang tidak mau dan tidak mampu untuk memikul tanggung jawab dalam tugas-tugasnya. Mereka
harus benar-benar diarahkan tentang apa, bagaimana, dimana, dan
kapan melaksanakan tugas-tugasnya. Pada level ini, perilaku tugas tinggi dan hubungan rendah.
b. Selling
Gaya kepemimpinan selling adalah gaya kepemimpinan yang para anggotanya memiliki kematangan rendah-sedang. Oleh sebab itu,
seorang pemimpin masih harus mengarahkan anggotanya, meskipun tidak secara spesifik seperti pada gaya kepemimpinan telling. Anggota
yang diarahkan dengan gaya kepemimpinan selling merupakan orang yang tidak mampu, tetapi mau memikul tanggung jawab dalam tugas-
tugasnya. Dalam gaya kepemimpinan selling, komunikasi sudah berbentuk dua arah antara pemimpin dan bawahan, artinya bawahan
ikut serta dalam proses perilaku yang diinginkan. Gaya selling mencakup perilaku tugas dan hubungan tinggi.
c. Participating
Participating merupakan gaya kepemimpinan situasional yang anggotanya sudah memiliki kemampuan, tetapi tidak mau memikul
tanggung jawab pada pekerjaannya. Hal ini terkait dengan keyakinan dan motivasi anggota sehingga pemimpin harus menyediakan
komunikasi dua arah untuk menunjang kemauan anggota untuk mengaplikasikan kemampuannya. Gaya kepemimpinan yang seperti ini
memiliki perilaku hubungan tinggi suportif dan perilaku tugas rendah
direktif. Oleh sebab itu, kematangan para anggotanya berada pada level sedang-tinggi.
d. Delegating
Pada gaya kepemimpinan delegating, seorang anggota sudah diberikan kebebasan dalam pelaksanaan tugas maupun pengambilan
keputusan. Anggota sudah memiliki kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan. Oleh
karena anggota sudah memiliki kematangan, maka tidak dibutuhkan perilaku hubungan suportif dan tugas direktif antara pemimpin dan
anggota. Selain itu, anggota juga sudah memiliki kematangan yang sangat baik.
5. Efektivitas Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional adalah kepemimpinan yang melibatkan proses pengaruh sosial di mana seseorang mengarahkan anggota kelompok
menuju sasaran Weiner, 2003. Banyak yang menganggap kepemimpinan situasional ini merupakan kepemimpinan yang paling efektif karena
memperhatikan kematangan bawahan. Hersey dan Blanchard menyatakan bahwa tidak ada satu cara yang terbaik untuk mempengaruhi perilaku
orang-orang dalam Anoraga, 1995. Semua gaya kepemimpinan jika dijalankan sebagaimana mestinya
dan sesuai dengan tujuan serta sasaran akan berdampak efektif bagi