Design for Manufacturing Sebagai Metodologi yang Paling Umum

Customer Requirement Relationship Matrix Technical importance rangking Competitive Benchmarking Assessment Product Engineering Design requirement Correlation matrix 1 2 3 5 4 6 Sumber : Fiorenzo Franceschini 2002 Gambar 3.1. House of Quality

3.3. DFMA

Design for Manufacturing and Assembly 4

3.3.1. Design for Manufacturing Sebagai Metodologi yang Paling Umum

Kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk berguna untuk menuntun fase pengembangan konsep, tetapi pada aktivitas pengembangan selanjutnya, tim sering kesulitan untuk mengaitkan kebutuhan dan spesifikasi dengan isu-isu desain tertentu yang mereka hadapi. Karena alasan ini, banyak tim yang mempraktekkan metode Design for X DFX, di mana X bisa saja berhubungan dengan salah satu dari lusinan kriteria kualitas seperti reliabilitas, kekuatan, kemampuan layanan, pengaruh terhadap lingkungan atau kemampuan manufaktur. Yang paling umum dari metodologi ini adalah desain untuk proses manufaktur 4 Boothroyd, G., Dewhurst, P. dan Knight, W, Product Design for Manufacture and Assembly. Edisi 2; New York: Marcel Dekker, 2002. Universitas Sumatera Utara Design For Manufacturing DFM , yang merupakan kepentingan yang sifatnya umum karena langsung menginformasikan biaya-biaya manufaktur. Prinsip-prinsip umumu ntuk menggunakan metodologi untuk mendapatkan X dalam DFX: 1. Keputusan rancangan detail yang memiliki pengaruh penting pada kualitas dan biaya produk. 2. Tim pengembangan menemui banyak sasaran, yang sering kali menyebabkan konflik 3. Merupakan hal penting untuk memiliki besaran-besarannya metrics dibandingkan dengan rancangan. 4. Perbaikan radikal sering membutuhkan usaha-usaha awal kreatif penting dalam proses 5. Metode yang terdefinisi baik mendukung proses pengambilan keputusan. Biaya manufaktur merupakan penentu utama dalam keberhasilan ekonomis dari produk. Dalam istilah sederhana, keberhasilan ekonomis tergantung dari marjin keuntungan dari tiap penjualan produk dan berapa banyak yang dapat dijual oleh perusahaan. Marjin keuntungan merupakan selisih antara harga jual pabrik dengan biaya pembuatan produk. Jumlah unit yang dijual dan harga jual sangat ditentukan oleh kualitas produk secara keseluruhan. Secara ekonomis, rancangan yang berhasil tergantung dari jaminan kualitas produk yang tinggi,sambil meminimasi biaya manufaktur. DFM merupakan salah satu metode untuk mencapai sasaran ini. Pelaksanaan DFM yang efektif mengarahkan pada biaya manufaktur yang rendah tanpa mengorbankan kualitas produk. Universitas Sumatera Utara Perancangan untuk proses manufaktur merupakan salah satu dari pelaksanaan yang paling terintegrasi yang terlibat dalam pengembangan produk. DFM menggunakan informasi dari beberapa tipe, termasuk diantaranya : 1. Sketsa, gambar, spesifikasi dan alternatif-alternatifrancangan 2. Suatu pemahaman detail tentang proses produksi dan perakitan 3. Perkiraan biaya manufaktur, volume produksi, dan waktu peluncuran produk Oleh karenanya DFM membutuhkan peran serta yang sangat baik dari anggota tim pengembangan. Usaha-usaha DFM umumnya membutuhkan ahli-ahli insinyur manufaktur, akuntan biaya, dan personil produksi, di samping perancang- perancang produk. Banyak perusahaan menggunakan pelatihan tim yang terstruktur untuk mendapatkan integrasi dan tukar pikiran yang dibutuhkan untuk DFM. DFM dimulai selama tahapan pengembangan konsep, sewaktu fungsi- fungsi dan spesifikasi produk ditentukan. Ketika melakukan pemilihan suatu konsep produk, biaya hampir selalu merupakan satu kriteria untuk pengambilan keputusan, walaupun perkiraan biaya pada tahap ini sangatlah subyektif dan merupakan pendekatan. Ketika spesifikasi produk difinalisasi, tim membuat pilihan trade-off di antara karakteristik kinerja yang diinginkan. Sebagai contoh, pengurangan berat akan meningkatkan biaya manufaktur. Metode DFM terdiri dari 5 langkah dan dapat dilakukan beberapa kali iteratif sampai tim mengganggap rancangan sudah cukup baik : Universitas Sumatera Utara 1. Memperkirakan biaya manufaktur 2. Mengurangi biaya komponen 3. Mengurangi biaya perakitan 4. Mengurangi biaya pendukung produksi 5. Mempertimbangkan pengaruh keputusan DFM pada faktor-faktor lainnya.

3.3.2. Design for Assembly DFA