diukur operator harus sudah terbiasa dengan kondisi dan cara yang telah ditetapkan.
5. Mengurai pekerjaan atau elemen-elemen pekerjaan Semua pekerjaan sebelum diukur harus ditetapkan dahulu siklus kerjanya.
Pekerjaan dapat dibagi kedalam elemen-elemen gerakan yang lebih kecil dan lebih sederhana, dan selanjutnya elemen-elemen gerakan tersebutlah yang
diamati. 6. Mempersiapkan alat-alat pengukuran
Alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran adalah : a. Jam henti stopwatch
b. Lembar pengamatan c. Alat-alat tulis, seperti pensil, pena
d. Alat-alat lain yang mendukung pengukuran
3.8.2. Tahapan Penentuan Waktu Normal
13
Dalam menentukan waktu normal, harus diperhitungkan rating performance
. Jika pekerjaoperator bekerja secara wajar rating factor rf = 1, artinya waktu siklus rata-rata sudah normal. Jika operator bekerja terlampau
lambat bekerja dibawah normal, maka rating factor rf 1, dan sebaliknya apabila operator bekerja terlalu cepat bekerja diatas normal, maka rating factor
rf 1. Untuk menentukan apakah operator bekerja secara wajar atau tidak, maka selama melakukan pengamatan dan pengukuran waktu kerja, pengukur harus
13
Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Cet IV; Surabaya: Guna Widya, 1995, h. 197-203.
Universitas Sumatera Utara
benar-benar memperhatikan kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator. Kewajaran kerja seorang operator dapat dinilai oleh pengukur dengan suatu
standar nilai yang dibuat berdasarkan konsep tentang bekerja wajar. Untuk memudahkan pemilihan konsep wajar, seorang pengukur dapat mempelajari
bagaimana seorang operator dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan dan
menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaannya. Konsep kewajaran ini dikemukakan oleh ILO International Labour Organization.
Selain konsep diatas, terdapat juga konsep lain yang lebih terperinci, yaitu cara Westinghouse. Pada metode ini, terdapat empat faktor yang menyebabkan
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi.
Dengan cara Westinghouse, rating performance ditentukan berdasarkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau
ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu : 1. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis.
2. Usaha Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator
ketika melakukan pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
3. Kondisi Kerja Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan seperti keadaan
pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. 4. Konsistensi
Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama. Besar nilai
Westinghouse factor secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Westinghouse Factor
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian
Ketrampilan Superskill
Excellent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2 D
E1 E2
F1 F2
+ 0,15 + 0,13
+ 0,11 + 0,08
+ 0,06 + 0,03
0,00 - 0,05
- 0,10 - 0,16
- 0,22
Usaha Excessive
Excelent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2 D
E1 E2
F1 F2
+ 0,13 + 0,12
+ 0,10 + 0,08
+ 0,05 + 0,02
0,00
- 0,04 - 0,08
- 0,12 - 0,17
Kondisi Kerja Ideal
Excellenty Good
Average Fair
Poor A
B C
D E
F + 0,06
+ 0,04 + 0,02
0,00 - 0,03
- 0,07
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Westinghouse Factor Lanjutan
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian
Konsistensi Perfect
Excellenty Good
Average Fair
Poor A
B C
D E
F + 0,04
+ 0,03 + 0,01
0,00 - 0,02
- 0,04
a. Cara Objektif Cara objektif adalah cara menentukan rating performance yang
memperhatikan dua faktor, yaitu faktor kecepatan dan faktor tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama-sama
menentukan performance pekerja.
3.8.3. Allowance