Latar Belakang Masalah Efektivitas pembelajaran ekonomi pada materi pajak dengan model pembelajaran teams games tournament (TGT) (penelitian tindakan kelas di SMP N 87 Jakarta selatan)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi setiap manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya, sebab pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi yang ada pada manusia. Dalam pendidikan juga terdapat bimbingan dan pengalaman kepribadian, sehingga peserta didik dapat menjadi seseorang yang berguna bagi dirinya selaku individu yang menjalani pendidikan, dan masyarakat sebagai tempat interaksi keluarga, bangsa dan negara sebagai tempat tinggal peserta didik itu sendiri. Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi membimbing peserta didik dalam kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangannya yang harus dijalani oleh peserta didik, pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar yang teratur dan sistematik, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk membuat peserta didik agar mempunyai sifat atau tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. 1 Ngalim Purwanto mengatakan dalam bukunya, “pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya jasmani dan rohani agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”. 2 Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia serta menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar yang kompetitif dan mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau apa yang diyakini. Berikut ini merupakan alasan mengapa manusia membutuhkan pendidikan: 1. Dasar Biologis Kaitan dengan dasar biologis pendidikan menurut Redja Mudyahardjo, bahwa pendidikan adalah perlu karena manusia dilahirkan tidak berdaya, sebab : a. Manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan. b. Manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif. c. Awal pendidikan terjadi setelah manusia mencapai penyesuaian jasmani manusia dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan sendiri atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani. 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 Bandung: Citra Umbara, 2006, h. 71-72 2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 16, h. 10 2. Implikasi a. Manusia yang tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan menjadi manusia yang tidak berbudaya atau bahkan mati. b. Manusia memerlukan perlindungan dan perawatan, sebagai masa persiapan pendidikan. c. Kemampuan pendidikan terbatas. d. Orang dewasa yang tidak berhasil dididik perlu pendidikan kembali atau reedukasi. 3 Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, siswa harus berkembang secara optimal dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri dan bertanggung jawab serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Lebih lanjut Redja Mudyahardjo menyatakan bahwa: Dalam definisi luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan, segala situasi hidup dan sepanjang hidup, yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam definisi sempit, pendidikan adalah sekolah, pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. 4 Karena pada kenyataannya, seorang anak atau peserta didik nantinya akan berhubungan dan berkontribusi untuk masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari tugas sosial individu. Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos, oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan, jadi Ekonomi mengandung arti tentang hubungan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Umasih, ”manusia adalah makhluk Ekonomi homo economicus yang selalu bertindak dengan penuh perhitungan dan berusaha mencari keuntungan bagi dirinya”. 5 Sebagai makhluk Ekonomi, manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang rasional, karena ia yakin 3 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, cet. 2, h. 33-34 4 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan…, h. 3-6 5 Umasih, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Terpadu SMP kelas VIII, Jakarta: Ganeca Exact, 2007, h. 100 bahwa dengan memenuhi kebutuhannya akan dapat tercapai kesejahteraan. 6 Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencari kepuasan tertinggi dari nilai guna barang yang menjadi kebutuhannya tersebut. Ekonomi menurut kamus bahasa Indonesia yaitu ”pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan produksi, pembagian distribusi dan pemakaian konsumsi barang-barang serta kekayaan, penghematan, tempat dimana ia tinggal hal ini demikian merupakan tuntutan dasar untuk memenuhi kebutuhan”. 7 Manusia dalam kegiatan ekonominya melalui tahapan-tahapan, yang pertama adalah melakukan kegiatan produksi, distribusi hingga konsumsi. Kegiatan tersebut dalam sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam belajar ilmu Ekonomi diperlukan juga efektivitas, efektivitas belajar Ekonomi adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar mengajar Ekonomi yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi saja, tetapi juga menyentuh ranah kognitif, afektif, dan juga psikomotorik dalam mewujudkan nilai-nilai positif, sehingga belajar Ekonomi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari, mengatur hidupnya sendiri dan mampu merubah tingkah laku kearah yang lebih baik lagi. Efektivitas proses belajar mengajar menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan aktifitas belajar yang efektif. Belajar yang efektif merupakan suatu aktifitas belajar yang optimal pada diri siswa. Menciptakan kondisi belajar yang efektif bagi siswa sangat bergantung kepada cara mengelola kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar sebaik mungkin berdasarkan kemampuannya. Guru sebagai pendidik dan seorang yang merencanakan pembelajaran di sekolah memiliki peran yang penting terhadap keberhasilan pembelajaran tersebut. Di samping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar yang efektif, sebaiknya guru juga mengawasi dan membimbing siswa sewaktu mereka belajar di sekolah. Akan lebih baik lagi, apabila cara-cara belajar efektif tersebut 6 Pelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VII, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2004, h. 211 7 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 89 dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan. Namun ada kalanya terjadi kekeliruan-kekeliruan dalam pendidikan. Kekeliruan itu contohnya dalam bentuk bentuk kegiatan pendidikan yang tujuannya tidak benar danatau cara pencapaiannya tidak tepat. Tujuan pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup yang bersifat mengingkari dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai pribadi, warga, dan hamba Allah. Suatu pendidikan dikatakan benar apabila berhasil membantu individu dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup. Hal ini dapat terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan yang tepat. Bukan hanya guru yang berperan sebagai motivator dan fasilitator saja yang dapat mempengaruhi proses belajar, namun pemilihan model pembelajaran yang sesuai juga dapat berpengaruh pada kelangsungan proses belajar. Dimana dalam pengajaran, bukan hanya dalam mata pelajaran ilmu Ekonomi saja namun juga pada mata pelajaran yang lainnya model dan cara pengajarannya harus benar- benar disesuaikan dengan kondisi dan situasi siswa. Sehingga dengan begitu siswa dapat dengan mudah dan menerima serta memahami materi yang disampaikan. Strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam menyajikan mata pelajaran Ekonomi, umumnya adalah strategi belajar mengajar yang kurang mementingkan kebutuhan dan kepentingan siswa, bahkan pembelajaran lebih berpusat pada guru. Metode pengajaran yang dipakaipun hanya terbatas pada metode ceramah dan demonstrasi sehingga pembelajaran dirasakan monoton dan membosankan, pengetahuan yang didapat oleh siswapun hanya sebatas hapalan dan apa yang dipelajari oleh siswa tidak dapat diserap secara bermakna. Dengan begitu siswa tidak dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik. Selain itu para guru terjebak dengan target kurikulum yang harus dicapai, sehingga kurang memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak dengan materi yang diterimanya. Padahal dalam proses belajar mengajar diharapkan terjadi transfer belajar, yakni materi yang disajikan guru dapat diterapkan ke dalam struktur kognitif siswa. Struktur kognitif adalah perangkat fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang terorganisasi yang telah dipelajari dan dikuasai seseorang. Dengan terjadinya transfer belajar yang diterapkan ke dalam struktur kognitif siswa, sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran tidak hanya terbatas pada tahap ingatan tanpa pemahaman, namun juga bahan pelajaran dapat diserap secara bermakna. Demikian pula dengan tujuan pembelajaran Ekonomi, yang akan tercapai dengan pembelajaran yang bermakna. Saat ini kenyataan yang terjadi di kelas adalah pembelajaran yang disajikan guru hanya bertopang pada konsep yang abstrak dan sulit dimengerti peserta didik secara utuh dan mendalam. Untuk itu agar peserta didik belajar lebih aktif, guru harus memunculkan teknik pengajaran yang tepat dalam memotivasi peserta didik. Guru sebagai fasilitator harus memfasilitasi peserta didik agar mendapat informasi yang bermakna, agar memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan ide mereka sendiri. Agar siswa dapat memahami konsep Ekonomi dengan baik maka perlu dikembangkan suatu cara atau teknik pengajaran Ekonomi guna membantu siswa dalam memahami konsep dan menentukan hubungan yang bermakna. Kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran akan menjadi penghalang proses pembelajaran sehingga banyak tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Pemilihan model pembelajaran diharapkan sesuai dan cocok terhadap suatu materi pelajaran. Menurut Robert E. Slavin, model pembelajaran yang diterapkan oleh seorang pendidik “harus dapat menarik perhatian siswa dan tidak membosankan, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik Teams Games Tournament TGT. Model pembelajaran Teams Games Tournament TGT ini pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards, model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins”. 8 Model pembelajaran TGT ini menggunakan tim kerja seperti pembelajaran kooperatif pada umumnya, namun yang membedakannya adalah terdapat kuis dengan turnamen, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya 8 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Bandung: Nusa Media, 2009, cet. 5, h. 13 Dalam model pembelajaran TGT ini menurut Robert E. Slavin: Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-6 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari kelompok ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Mereka dalam kelompok saling bekerjasama, saling berdiskusi dan tolong menolong dalam mengerjakan tugas kelompok dan memahami suatu konsep pelajaran serta mereka saling berkompetisi antar kelompok. Setiap individu dalam kelompok tersebut memberikan kontribusi untuk pencapaian skor kelompok. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan. Di dalam kegiatan pembelajaran dengan model TGT ini semua siswa memiliki peluang yang sama untuk memperoleh prestasi, baik sebagai individu maupun anggota kelompok. 9 Pembelajaran dengan menggunakan model TGT ini diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif, menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ekonomi. Pembelajaran Ekonomi yang efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dilihat dari pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik di kelas, terdapat kecenderungan bahwa proses belajar mengajar di kelas berlangsung secara klasikal dan hanya bergantung pada buku teks pegangan siswa dengan model pengajaran yang menitikberatkan proses menghafal dari pada pemahaman konsep, sehingga tidak tercapai hasil belajar yang optimal. Pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model TGT diharapkan dapat membantu para siswa agar lebih memahami secara mendalam tentang materi yang dipelajarinya serta dapat membantu proses belajar mengajar yang berlangsung lebih menarik dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan konsep siswa terhadap pelajaran Ekonomi yang nantinya dapat meningkatkan efektifitas belajar. Adapun konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang pajak, yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, penggolongan dan jenis- 9 Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 144 jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak. Banyak siswa gagal atau tidak mendapat hasil belajar yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Para siswa biasanya hanya menghafal pelajaran. Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Kecakapan, ketangkasan serta kemampuan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian, guru dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara- cara belajar yang efektif. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan. Namun ini tidak berarti bahwa mengenal petunjuk- petunjuk umum tersebut dengan sendirinya akan menjamin kesuksesan siswa. Banyak aspek yang mempengaruhi dalam proses tercapainya kesuksesan tersebut. Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk menemukan sebuah alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKONOMI PADA MATERI PAJAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TGT Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MATERI KEUNGGULAN Efektivitas Penggunaan Metode Teams Games Tournament (TGT) Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Materi Keunggulan Geostrategis Di Indonesia Kelas VIII SMP

0 2 15