yang lebih baik dengan membangun ide-ide dan gagasan untuk memecahkan masalah-masalah yang ditugaskan guru dalam kelompoknya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri sebagai berikut:
a Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c Anggota kelompok berasal dari ras, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda. d Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan Student Teams Learning STL yang menekankan pada pencapaian tujuan dan kesuksesan kelompok dalam
menyelesaikan tugas kelompok dan dalam hal memahami suatu pelajaran. Dalam STL siswa tidak hanya bekerja menyelesaikan sesuatu tetapi juga mempelajari
sesuatu secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dari STL memiliki banyak
bentuk, diantaranya: STAD Student Teams Achievment Divisions, TGT Teams Games Tournament, TAI Teams Aceelerated Instruction, CIRC Cooperative
Integrated Reading and Composition, dan Jigsaw.
2. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif
Untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:
a Saling ketergantungan positif. b Tanggung jawab perseorangan.
c Interaksi berhadap-hadapan face to face. d Komunikasi antar anggota.
e Evaluasi kelompok.
42
42
Anita Lie, Cooperative Learning, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008, cet. 6, h. 31
3. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament TGT
TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Robert E. Slavin pada tahun 1994 di John Hopkins
University, Baltimor, Maryland. Model pembelajaran TGT merupakan suatu model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana para siswa dikelompokkan menjadi 4-6 orang per kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama,
etnissuku, sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Terdapat tiga prinsip pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Interaksi simultan Interaksi simultan di antara para siswa terjadi pada model pembelajaran
kooperatif TGT. Pada saat pembelajaran, siswa berpartisipasi aktif atau terlibat langsung pada kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami
kesulitan.
b. Ketergantungan positif Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau
kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individu
mengalami ketergantungan secara positif. Jika kesuksesan anggota lain jika salah satu anggota gagal maka semua gagal, maka terbentuklah suatu bentuk
ketergantungan positif yang kuat. Sehingga anggota termotivasi memastikan bahwa anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik.
c. Pertanggungjawaban individu Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan
mengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaiannya tetap individual. Sikap siswa yang dapat dibangun antara lain: siswa termotivasi, terdukung
terhargai, bangga, antusias, bahagia, merasa aman dan siswa dapat mengendalikan rasa kecewa, sedih serta mengembangkan kejujuran, mandiri,
kerjasama, suka memberi, adil dan terbuka.
43
Robert E. Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam model pembelajaran TGT yaitu: “pembelajaran awal, kelompok belajar team study,
permainan games, turnamenkompetisi tournament, dan pengakuan kelompok teams recognition”.
44
Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa kelebihan dalam mengembangkan potensi siswa dalam kelompok, seperti terjadinya hubungan
43
Robert E. Slavin, Cooperative …, h. 166
44
Robert E. Slavin, Cooperative …, h. 167
saling menguntungkan diantara anggota kelompok yang melahirkan motivasi, mengembangkan semangat kerja kelompok dan semangat kebersamaan, serta
menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi di antara anggota kelompok. Maka diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa secara efektif,
sehingga peran guru tidak lagi terlalu dominan, dan kemampuan berfikir siswa dapat berkembang yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan aktifitas
dan efektifitas belajar siswa. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi
siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif juga dapat mengembangkan pola pikir siswa. Dalam kegiatan pembelajaran siswa dikelompokkan untuk bekerja sama dalam
memecahkan masalah bersama. Melalui pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk bekerjasama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya.
Dengan kelompok yang terdiri dari 4-6 memudahkan siswa dalam belajar dan memudahkan guru dalam membimbing siswa.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang
baik dan memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik. Teams Games Tournament, pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries
dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Model ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim
kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk
menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa
memainkan game ini bersama kelompoknya pada “meja-turnamen”, di mana para peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai
pelajaran Ekonomi terakhir yang sama. Sama seperti STAD, tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.
4. Komponen-komponen Dalam Model Pembelajaran Teams Games