Pengaruh dan Manfaat Kecerdasan Emosional bagi Karyawan

71 Goleman 1999:43 dengan terminologi lain menyatakan bahwa kecakapan sosial ranah antarpribadi merupakan kecakapan yang menentukan bagaimana karyawan dapat menangani suatu hubungan. Secara sistematis Goleman menyebutkan bahwa seseorang karyawan dapat mengindra perasaan dan perspektif orang lain, menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan orang lain tersebut, mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan, kemudian merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka, menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang, serta mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan. Selain itu, karyawan juga memiliki taktik-taktik untuk melakukan persuasi, mampu mengirim pesan yang jelas dan meyakinkan, mampu membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok orang lain, mampu memulai dan mengelola perubahan, mampu bernegosiasi, menumbuhkan hubungan sebagai alat, bekerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama, serta dapat menciptakan sinergi dalam kelompok dan memperjuangkan tujuan bersama.

10. Hubungan Penyesuaian Diri dan Kinerja

Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk menilai dan menanggapi situasi yang sulit. Keberhasilan dalam ranah ini mengandung arti bahwa karyawan dapat memahami masalah 72 dan merencanakan pemecahan masalah yang ampuh, dapat menghadapi dan memecahkan masalah, serta dapat menghadapi konflik di lingkungan kerja. Karyawan dituntut memiliki kemampuan untuk mengenali dan merumuskan masalah, serta menemukan dan menerapkan pemecahan yang ampuh. Memecahkan masalah yang bersifat multifase dan mensyaratkan kemampuan menjalani berbagai macam proses. Pemecahan masalah berkaitan dengan sikap hati-hati, disiplin, dan sistematik dalam menghadapi dan memandang masalah. Kemampuan ini juga berkaitan dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan menghadapi, bukan menghindari masalah yang timbul dalam pekerjaan sehingga karyawan dapat memberikan kontribusi atau kinerja yang maksimum Stein dan Book, 2004:178-180. Selain itu, karyawan juga harus memiliki kemampuan dalam menyesuaikan emosi, pikiran, dan perilaku dengan perubahan situasi dan kondisi. Unsur kecerdasan emosional ini mencakup seluruh kemampuan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, tidak terduga, dan dinamis. Karyawan yang fleksibel adalah karyawan yang tangkas, mampu bekerja sama yang menghasilkan sinergi, dan dapat menanggapi perubahan secara luwes. Karyawan seperti ini bersedia berubah pikiran jika ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka salah. Pada umumnya mereka terbuka dan menerima gagasan, orientasi, cara, dan kebiasaan yang berbeda. Kemampuan mereka untuk mengubah pikiran dan 73 perilaku tidaklah semau gue ataupun dibuat-buat, melainkan sesuai dengan umpan balik perubahan yang mereka terima dari lingkungan. Karyawan yang tidak memiliki kemampuan ini cenderung kaku dan keras kepala. Mereka sulit beradaptasi di lingkungan yang baru dan kurang pintar memanfaatkan peluang baru.

11. Hubungan Penanganan Stres dan Kinerja

Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan kemampuan menanggung stres tanpa harus ambruk, hancur, kehilangan kendali, atau terpuruk. Keberhasilan dalam ranah ini berarti bahwa karyawan biasanya dapat tetap tenang, jarang bersikap impulsif, dan mampu mengatasi tekanan. Di lingkungan kerja, kemampuan ini sangat vital jika karyawan selalu menghadapi pekerjaan yang tenggatnya ketat dan karena harus jungkir-balik memenuhi berbagai macam tuntutan yang menyita waktu Stein dan Book, 2004:207. Karyawan yang tahan menghadapi stres akan menghadapi, bukan menghindari krisis atau masalah, serta tidak menyerah pada rasa tidak berdaya atau putus asa. Perasaan cemas yang sering muncul ketika ketahanan diri luntur akan berdampak buruk pada kinerja secara umum karena kecemasan akan menurunkan konsentrasi, sulit mengambil keputusan, dan muncul masalah somatik seperti gangguan tidur. 74 Ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa melenyapkan stres pekerjaan di kantor. Misalnya, semakin tepat karyawan mengkomunikasikan perasaannya, maka semakin nyaman pula perasaan karyawan tersebut khususnya dalam berelasi secara terbuka dengan sesame rekannya di kantor. Selain itu, yang juga sama pentingnya adalah bukti-bukti bahwa karyawan dengan kemampuan pengelolaan emosi yang tinggi ternyata jauh lebih cepat mendapatkan promosi dan kesempatan pengembangan karier dibandingkan dengan rekan-rekannya yang hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi kurang mampu mengelola emosinya Dio Martin, 2011:41.

D. Review Penelitian Terdahulu

1 R.A Fabiola Meirnayati Trihandini, SPsi.2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan. Kinerja karyawan sangat membantu perusahaan dalam meraih tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja karyawan sebagai tujuan akhir dan merupakan cara berbagai manajer untuk memastikan bahwa aktivitas karyawan dan output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan organisasi. Penulis mereview beberapa penelitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan Boyatzis menyatakan bahwa para konsultan yang memiliki skor EQ yang tinggi menghasilkan pendapatan lebih banyak dibandingkan mereka