Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia

16 perencanaan sumber daya manusia, sulit untuk menyusun program kerja yang realistik.

B. Kinerja Karyawan

1. Pengertian

Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance Wirawan,2009:5. Istilah performance sering diindonesiakan sebagai performa. Kinerja sendiri merupakan keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Pekerjaan adalah aktivitas menyelesaikan sesuatu atau membuat sesuatu yang hanya memerlukan tenaga dan ketrampilan tertentu seperti yang dilakukan oleh pekerja kasar atau blue collar worker. Contoh pekerjaan, yaitu sopir bus, pembantu rumah tangga, tukang cukur, pengantar surat pos, dan tukang kayu. Sementara itu, profesi adalah pekerjaan yang untuk menyelesaikannya memerlukan penguasaan dan penerapan teori ilmu pengetahuan yang dipelajari dari lembaga pendidikan tinggi seperti yang dilakukan oleh profesional atau white collar worker. Contoh profesi, yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh manajer, dokter, dosen, guru, hakim, jaksa, dan akuntan. 17 Suatu pekerjaan atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau indikator yang dapat digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut. Misalnya, indikator pekerjaan sopir bus Trans Jakarta antara lain mengemudikan bus di jalan khusus busway yang sudah disediakan; mematuhi peraturan lalu lintas; mencatat kehadiran di halte dan stasiun; menaikkan dan menurunkan penumpang; dan melayani penumpang. Kinerja seorang sopir bus Trans Jakarta adalah jumlah dari nilai keluaran semua indikator tersebut. Indikator pekerjaan seorang manajer adalah merencanakan pekerjaan, mengorganisasi pekerjaan, memimpin pelaksanaan pekerjaan, dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan. Istilah kinerja juga dapat digunakan untuk menunjukkan keluaran perusahaanorganisasi, alat, fungsi-fungsi manajemen produksi, pemasaran, keuangan, atau keluaran seorang pegawai. Orang awam sering mengacaukan istilah produktivitas dengan kinerja. Istilah produktivitas berasal dari kata produk yang berarti barang atau jasa. Produk merupakan hasil dari proses produksi yang didefinisikan sebagai rasio keluaran output terhadap masukan input. Ukuran produktivitas terdiri atas semua keluaran organisasi dibagi oleh semua masukan OI. Masukan meliputi bahan mentah, energi, tenaga kerja, peralatan, fasilitas, modal, sains, teknologi, dan sebagainya. 18 Tenaga kerja merupakan salah satu masukan dari atau kontribusi tenaga kerja terhadap produktivitas. Jika produktivitas diukur dengan jumlah produk, misalnya jumlah sepatu yang diproduksi, maka produktivitas tenaga kerja adalah jumlah sepatu yang diproduksi dibagi dengan jumlah tenaga yang bekerja membuat sepatu. Akan tetapi, perlu diingat bahwa produktivitas tenaga kerja bukan hanya hasil kerja keras tenaga kerja. Sebagian besar bergantung pada masukan yang lainnya. Misalnya, seorang tenaga kerja yang menggunakan robot untuk memproduksi produk, produktivitasnya dapat 14 sampai 30 kali lipat tenaga kerja yang tidak menggunakan robot. Dengan kata lain, tenaga kerja pegawai hanya salah satu masukan produktivitas tenaga kerja.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja pegawai merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor lihat gambar 1. Fakor-faktor tersebut adalah faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal organisasi, dan faktor internal karyawan atau pegawai. 19 Gambar II.1 Pengaruh Lingkungan Internal dan Eksternal Terhadap Perilaku Kerja Karyawan Wirawan, 2009:7 Lingkungan Eksternal :  Kehidupan ekonomi  Kehidupan politik  Kehidupan sosial  Budaya dan agama masyarakt  Kompetitor Faktor Internal Karyawan :  Bakat dan sifat pribadi  Kreativitas  Pengetahuan dan Keterampilan  Kompetensi  Pengalaman kerja  Keadaan fisik  Keadaan psikologi Perilaku kerja karyawan :  Etos kerja  Disiplin kerja  Motivasi kerja  Semangat kerja  Sikap kerja  Stres kerja  Keterlibatan kerja  Kepemimpinan  Kepuasan kerja  Keloyalan Lingkungan Internal Organisasi :  Visi, misi, dan tujuan organisasi  Kebijakan organisasi  Bahan mentah  Teknologi robot, sistem produksi, dan sebagainya  Strategi organisasi  Sistem manajemen  Kompensasi  Kepemimpinan  Modal  Budaya organisasi  Iklim organisasi  Teman sekerja Kinerja Karyawan Kinerja Organisasi 20 a. Faktor internal pegawai , yaitu faktor-faktor dari dalam diri karyawan yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh, misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja. Setelah dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal, faktor internal pegawai ini menentukan kinerja pegawai. Jadi, dapat diasumsikan bahwa makin tinggi faktor-faktor internal tersebut, makin tinggi pula kinerja pegawai. Sebaliknya, makin rendah faktor-faktor tersebut, makin rendah pula kinerjanya. Misalnya, jika pegawai mempunyai bakat dan sifat yang diperlukan oleh pekerjaan yang ia kerjakan, kemungkinan besar ia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan kinerja baik. Sebaliknya, jika ia tidak mempunyai bakat dan sifat pribadi yang diperlukan oleh pekerjaannya, kemungkinan besar kinerjanya akan buruk. b. Faktor lingkungan internal organisasi . Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia bekerja. Dukungan tersebut sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai, misalnya penggunaan teknologi robot oleh organisasi. Menurut penelitian, penggunaan robot akan meningkatkan produktivitass karyawan 14 sampai 30 kali lipat. Sebaliknya, jika sistem kompensasi dan iklim kerja organisasi 21 buruk, kinerja karyawan akan menurun. Faktor internal organisasi lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen dan kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas karyawan. c. Faktor lingkungan eksternal organisasi . Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja karyawan. Misalnya, krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi di Indonesia tahun 1997 meningkatkan inflasi, menurunkan nilai nominal upah dan gaji karyawan, dan selanjutnya menurunkan daya beli karyawan. Jika inflasi tidak diikuti dengan kenaikan upah atau gaji para karyawan yang sepadan dengan tingkat inflasi, maka kinerja mereka akan menurun. Budaya masyarakat juga merupakan faktor eksternal yang memengaruhi kinerja karyawan. Misalnya, budaya alon- alon asal kelakon dan mangan ora mangan asal kumpul memengaruhi kinerja manusia Indonesia. Hal tersebut dapat menjelaskan penyebab kinerja orang Indonesia rendah, misalnya jika dibandingkan dengan kinerja bangsa Jepang. Karena budaya tersebut, etos kerja manusia Indonesia lebih rendah jika dibandingkan dengan etos kerja bangsa lain. Akan tetapi, ada data yang menggembirakan mengenai jam kerja manusia Indonesia. Survei