Menurut Salovey dan Mayer

38 Motivasi Kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran 1 Dorongan prestasi: Dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan. 2 Komitmen: Menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau perusahaan. 3 Inisiatif: Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. 4 Optimisme: Kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. Kecakapan Sosial Kecakapan ini menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan. Empati Kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. 1 Memahami orang lain: Mengindra perasaan dan perspektif orang lain, dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. 2 Orientasi pelayanan: Mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. 3 Mengembangkan orang lain: Merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka. 4 Mengatasi keragaman: Menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam- macam orang. 5 Kesadaran politis: Mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan. 39 Keterampilan Sosial Kepintaran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain. 1 Pengaruh: Memiliki taktik-taktik untuk melakukan persuasi. 2 Komunikasi: Mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan. 3 Kepemimpinan: Membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok dan orang lain. 4 Katalisator perubahan: Memulai dan mengelola perubahan. 5 Manajemen konflik: Negosiasi dan pemecahan silang pendapat. 6 Pengikat jaringan: Menumbuhkan hubungan sebagai alat. 7 Kolaborasi dan kooperasi: Kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama. 8 Kemampuan tim: Menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama. Tabel II.2 Kerangka Kerja Kecakapan Emosi Goleman, 1999:42-43 Dilihat dari sisi pemikiran Daniel Goleman sendiri, mulanya ia pun mengatakan ada 5 faktor penting atau ia menyeburnya 5 dimensi dalam mengembangkan kecerdasan emosional yang tidak berbeda jauh dengan pemikiran Peter Salovey dan John Mayer di atas, yakni Penyadaran Diri; Mengelola Emosi; Memotivasi Diri; Empati; dan Keterampilan Sosial. Namun, dalam beberapa buku terbitan terakhirnya, Goleman lebih mempertegas serta menyederhanakan framework kompetensi EQ-nya sehingga jika diringkas menjadi sebuah gambar akan berbentuk sebagai berikut Dio Martin, 2011:49. 40 = + + Gambar II.2 New Framework Goleman Goleman mengatakan dengan tegas bahwa perilaku EQ tidak bisa hanya dilihat dari sisi kompetensi EQ tersebut satu demi satu. Bagi Goleman, perilaku serta kemampuan EQ tersebut harus dilihat dari satu dimensi atau cluster-cluster-nya. Artinya, kemampuan penyadaran sosial social awareness misalnya tidak hanya tergantung pada kompetensi empati semata, tetapi juga tergantung pada kemampuan berorientasi pelayanan serta penyadaran terhadap organisasi. Lebih jauh, Goleman mengatakan antara satu dimensi EQ dengan yang lainnya saling berkaitan. Berarti tidak mungkin memiliki keterampilan sosial yang baik bila tidak cukup kompeten dalam hal penyadaran diri self awareness dan tidak memiliki pengaturan diri self management maupun penyadaran sosial social awareness yang baik.

c. Menurut Steven Stein dan Howard Book

Hampir sama dengan apa yang telah dipaparkan Daniel Goleman, Steven J. Stein dan Howard E. Book membagi dimensi kecerdasan emosional menjadi 4 bagian ranah yang diturunkan menjadi 13 dimensi EQ Tinggi Berpikir Jernih Emosi Sehat Tindakan Pantas 41 kecerdasan emosional. Ranah Intrapribadi memiliki kesamaan dengan apa yang disebut oleh Daniel Goleman sebagai Kecakapan Pribadi, sedangkan Ranah Antarpribadi memiliki kesamaan dengan apa yang disebut oleh Daniel Goleman sebagai Kecakapan Sosial. Berikut 13 dimensi kecerdasan emosional dari Steven J. Stein dan Howard E. Book Stein dan Book, 2004:71-254. 1 Ranah Intrapribadi a Kesadaran Diri Emosional Kesadaran diri emosional didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu kita rasakan, serta mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut. Kesadaran diri yang sangat rendah dialami penderita alexithymia tidak mampu mengungkapkan perasaan secara lisan. Kesadaran diri emosional adalah fondasi tempat dibangunnya hampir semua unsur kecerdasan emosional, langkah awal yang penting untuk menjelajahi dan memahami diri kita, dan untuk berubah. Sudah jelas bahwa kita tidak mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak kita kenal. Jika kita tidak menyadari perbuatan kita, alasan kita melakukannya, dan bahwa hal itu bisa merugikan orang lain, kita tidak akan dapat mengubahnya. Tanpa kesadaran diri, meskipun kita bersungguh- 42 sungguh berupaya untuk menyelesaikan permasalahan satu demi satu, pada akhirnya kita hanya akan berputar-putar saja dalam lingkaran kemelut. Orang yang naluri kesadaran dirinya kuat bisa mengetahui saat mereka merasa kurang bersemangat, mudah kesal, sedih, atupun bergairah, dan menyadari bagaimana berbagai perasaan tersebut bisa mengubah perilaku mereka sehingga menyebabkan orang lain menjauhi mereka. Biasanya mereka juga bisa mengetahui kejadian yang memicu timbulnya perasaan tersebut. Kemampuan seseorang untuk mengenali perasaannya dan cara dia menyikapinya, membuatnya mampu mengendalikan perilaku yang berpotensi membuat dirinya dijauhi orang lain. b Sikap Asertif Sikap asertif ketegasan, keberanian menyatakan pendapat meliputi tiga komponen dasar : 1 kemampuan mengungkapkan perasaan misalnya untuk menerima dan mengungkapkan perasaan marah, hangat, dan seksual; 2 kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka mampu menyuarakan pendapat, menyatakan ketidaksetujuan dan bersikap tegas, meskipun secara emosional sulit melakukan ini dan bahkan sekalipun kita mungkin harus mengorbankan sesuatu; dan 3 kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi tidak membiarkan orang lain