Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Kecerdasan Emosional Tinggi dan Rendah
64
Orang yang selalu melihat dari sisi negative dan pesimis banyak diliputi kekhawatiran dan kecemasan, yang oleh pepatah China
diaktakan begini, “Yang selalu cemas dan takut mungkin akhirnya terbukti benar. Tetapi ketika kebenarannya terbukti, ia telah
kehilan gan kesempatan menikmati perjalanan yang indah”
b. Langkah kedua : belajar ekspresikan emosi dengan sehat Mulailah belajar untuk mengekspresikan perasaan. Bedakan antara
mengekspresikan pikiran dengan perasaan. Banyak kekeliruan terjadi misalnya, “Saya merasa sepertinya…”atau ”Saya merasa
bahwa masalah ini…” kalimat ini mengekspresikan pikiran. Ekspresi emosi yang tepat seperti ini, “Saya khawatir
mengenai…,” “Saya takut…,” “Saya betul-betul marah dengan…” E. M Forster dalam Dio Martin:2011 mengatakan hal yang
menarik mengenai ekspresi emosi manusia ini, menurutnya “Emosi manusia tidaklah terbatas. Semakin manusia belajar
mengekspresikannya, rasanya semakin banyak yang bisa kita ekspresikan.”
65
c. Langkah ketiga : peka dengan dampak kata-kata pada perasaan orang
Mulailah dengan memikirkan dampak dari kata-kata terhadap perasaan orang lain. Sebuah pepatah kuno dari India mengatakan,
“Katakan apa yang Anda rasakan dan rasakan apa yang Anda katakana.” Selain belajar mengungkapkan perasaan secara tepat,
jujur dan tegas asertif, seseorang juga perlu belajar untuk memikirkan dampak dari setiap kata-kata yang diucapkan terhadap
perasaan orang lain. Para komunikator dan orator ulung, seperti Martin Luther King, John F. Kennedy, Sukarno, bahkan juga
Hitler adalah orang-orang yang memahami betul efek penggunaan kata-kata terhadap emosi orang lain.
d. Langkah keempat : kenali Unmet Emotional Need seseorang Mulailah menggali Unmet Emotional Need pada setiap orang yang
mempunyai masalah-masalah emosi. Unmet Emotional Need adalah kebutuhan dasar emosi yang melandasi munculmya
perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan. Sebagai contoh, seorang manajer yang menolak perubahan-perubahan dalam sistem
kerja baru dan marah-marah dengan sitem kerja baru ternyata mempunyai Unmet Emotional Need di mana ia merasa tidak
66
dilibatkan dalam perubahan yang baru. Atau seorang salesman bekerja tanpa motivasi karena target-target dari hasil kerjanya
tidak pernah dihargai. Seringkali emosi yang tampak bukanlah emosi yang paling otentik atau yang paling asli. Jika kita betul-
betul menggali, biasanya ada kebutuhan-kebutuhan emosi tertentu yang membuat seseorang bereaksi atau bersikap negatif pada kita.
Cobalah peka dengan kebutuhan emosi mendasar pada orang lain. e. Langkah kelima : kelola emosi negatif
Mulailah untuk belajar mengelola emosi negatif yang dirasakan. Caranya
berlatihlah untuk
menerapkan langkah-langkah
pengelolaan emosi berikut ini. 1 Identifikasilah perasaan yang sungguh dirasakan saat ini.
2 Cari akar penyebab perasaan negatif tersebut. 3 Tanyakan berulang-ulang apa yang bisa membuat kita merasa
lebih enak. 4 Buatlah alternatif-alternatif solusi bagi perasaan negatif kita.
5 Pilihlah alternatif solusi terbaik.