Pengembangan Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional

68 e. Karyawan ber-EQ tinggi akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan di manapun ia berada. Karena kemampuan komunikasi dan hubungan interpersonal-nya yang tinggi, ia lebih fleksibel dan mudah beradaptasi. f. Karyawan ber-EQ tinggi ternyata tidak mudah putus asa menghadapi tantangan, tidak mudah frustasi, dan mampu tetap memotivasi diri untuk mencapai tujuan yang ia cita-citakan sementara itu rekan- rekannya mungkin telah menyerah. Perkembangan kecerdasan emosional ini berhubungan erat dengan perkembangan kepribadian dan kematangan pribadi. Dengan kepribadian yang matang dapat menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan atau pekerjaan, dan betapapun beban dan tanggung jawabnya besar tidak menjadikan fisik menjadi terganggu. Goleman 2002:48 menyatakan : “Orang yang cakap secara emosional, adalah mereka yang dapat mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif, mereka ini memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan atau dalam menangkap aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi.” Seperti yang dikatakan oleh Doug Lennick seorang executive vice president di America Express Finansial Services dalam Goleman, 2002:36 bahwa yang diperlukan untuk sukses dimulai dengan keterampilan intelektual, tetapi orang memerlukan kecakapan emosi untuk memanfaatkan potensi bakat 69 mereka secara maksimal, jadi kecerdasan emosional dapat membantu seseorang dalam menggunakan kemampuan kognitifnya sesuai dengan potensi yang dimilikinya secara maksimum. Dengan demikian tak heran bila kita melihat bahwa yang akhirnya membawa karyawan- karyawan “biasa” sampai ke puncak tangga karier mereka adalah faktor-faktor EQ ini Dio Martin,2011:44. “In the corporate world, IQ gets you hired, but EQ gets you promoted” Jadi, ada kebenarannya jika Daniel Goleman mengatakan sebagian besar kesuksesan ditentukan oleh faktor-faktor EQ. Bahkan, Daniel Goleman mengklaim bahwa pengaruh EQ terhadap tingkat kesuksesan itu mencapai 80 Sementara IQ hanya memberikan kontribusi 20 saja.

8. Hubungan Ranah Intrapribadi dan Kinerja

Ranah kecerdasan emosional ini terkait dengan apa yang biasanya disebut sebagai “inner-self” diri terdalam, batiniah. Dunia intrapribadi menentukan seberapa mendalamnya perasaan, seberapa puas karyawan terhadap dirinya sendiri dan prestasi-prestasi yang pernah diraih. Sukses dalam ranah ini mengandung arti bahwa karyawan bisa mengungkapkan perasaannya, bisa hidup dan bekerja secara mandiri, tegar, dan memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan gagasan dan keyakinannya Stein dan Book, 2004:71. 70 Goleman 1999:42 secara ringkas menyatakan bahwa kecakapan pribadi intrapribadi merupakan kecakapan yang menentukan bagaimana seseorang mengelola dirinya sendiri. Jadi, seorang karyawan harus mengenal emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, serta keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. Selain itu karyawan juga harus mampu mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan hati yang merugikan, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, serta mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi- informasi baru. Kemudian karyawan juga harus memiliki dorongan untuk menjadi lebih baik, mampu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau perusahaan, memiliki kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, serta gigih dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.

9. Hubungan Ranah Antarpribadi dan Kinerja

Ranah kecerdasan emosional ini berhubungan dengan apa yang dikenal sebagai keterampilan berinteraksi. Karyawan yang berperan dengan baik dalam ranah ini dapat bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Karyawan tersebut dapat memahami, berinteraksi, dan bergaul dengan baik dengan rekan-rekannya dalam berbagai situasi. Karyawan tersebut mampu membangkitkan kepercayaan dan menjalankan perannya dengan baik sebagai bagian dari suatu kelompok Stein dan Book, 2004:137. 71 Goleman 1999:43 dengan terminologi lain menyatakan bahwa kecakapan sosial ranah antarpribadi merupakan kecakapan yang menentukan bagaimana karyawan dapat menangani suatu hubungan. Secara sistematis Goleman menyebutkan bahwa seseorang karyawan dapat mengindra perasaan dan perspektif orang lain, menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan orang lain tersebut, mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan, kemudian merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka, menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang, serta mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan. Selain itu, karyawan juga memiliki taktik-taktik untuk melakukan persuasi, mampu mengirim pesan yang jelas dan meyakinkan, mampu membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok orang lain, mampu memulai dan mengelola perubahan, mampu bernegosiasi, menumbuhkan hubungan sebagai alat, bekerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama, serta dapat menciptakan sinergi dalam kelompok dan memperjuangkan tujuan bersama.

10. Hubungan Penyesuaian Diri dan Kinerja

Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk menilai dan menanggapi situasi yang sulit. Keberhasilan dalam ranah ini mengandung arti bahwa karyawan dapat memahami masalah