3 Teori katagorisasi diri Teori ini semula dikembangkan oleh Turner 1987 dan berkembang
menjadi hubungan antar kelompok. Teori ini membahas berbagai fenomena kelompok seperti pembentukan kelompok, konformitas,
penyimpangan dalam pengambilan keputusan dan kekompakan, teori ini bisa dibawa kearah komitmen.
4 Teori identitas Teori ini disampaikan oleh Stryker 1987 teori ini menawarkan
perspektif lain pada komitmen dan perannya dalam kelompok sosial. Pertama peran sosial yang merupakan representasi dari suatu harapan
tertentu dari seseorang yang memiiki pengaruh yang kuat terhadap perilaku. Kedua, peran sosial merupakan representasi dari suatu
harapan tertentu dari seseorang bisa menjalankan suatu peran.
d. Membangun Komitmen Organisasi
Dari konsep teori organisasi telah dijelaskan bahwa komitmen organisasi merupakan hal yang penting bagi organisasi. Terutama untuk
menjaga kelangsungan dan pencapaian tujuan. Namun untuk memperoleh komitmen yang tinggi diperlukan kondisi-kondisi yang memadai untuk
mencapainya. Dalam teori sosialisasi kelompok idealnya suatu organisasi sudah menuntut komitmen organisasi sejak pertama kali masuk, sehingga
efisiensi biaya dapat ditekan.
Dalam teori pertukaran sosial komitmen organisasi akan bisa dicapai apabila yang diberikan organisasi sesuai dengan apa yang dituntut
anggotanya, dan sebaliknya apabila yang diharapkan organisasi sesuai dengan besarnya kontribusi anggota. Dengan prinsip ini maka komitmen
akan dicapai sejak awal rekruitmen dan kontrak.
Katagorisasi merupakan proses yang timbul akibat dari pemahaman diri ketika melihat fenomena sosial. Dari pemahaman ini
seorang bisa mengenali diri dan lingkunganya dengan segala atribut dan sifat-sifatnya. Bila perbedaan atribut ditonjolkan dalam organisasi, maka
konflik kelompok kecil akan terjadi dan akibatnya komitmen organisasi menjadi rendah.
3. Kinerja Karyawan
a. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi
tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan
organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataanya banyak organisasi yang justru
kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya.
Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaankegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu Tika, 2006. Sedangkan menurut Rifai dan Bashri 2005 kinerja adalah
kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan
hasil seperti yang diharapkan. Menurut Bambang Guritno dan Waridin 2005 kinerja merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim 2006 mendefinisikan
kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran dan tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan dalam
suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja.
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat di atas kinerja dapat disimpulkan sebagai perbandingan hasil kerja yang dicapai
oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan baik secara kualitas maupun kuantitas dalam organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
b. Aspek-aspek Kinerja
Tika 2006 mengungkapkan bahwa ada 4 unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja yaitu: