Keadaan Umum Kecamatan Giriwoyo

Gambar 5 Persentase responden berdasarkan jenis kelamin Pendidikan Formal Tingkat pendidikan responden pada penelitian ini diklasifikasikan menurut lama tahun dalam menempuh pendidikan formal, dimulai dari tidak sekolahtidak lulus Sekolah Dasar SD sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA. Responden yang tidak lulus SD sebanyak empat orang 6, responden yang menempuh pendidikan hanya sampai lulus SD sebanyak 32 orang 48, responden yang menempuh pendidikan sampai lulus SMP sebanyak 16 orang 24, responden yang menempuh pendidikan sampai lulus SMA ada sebanyak 14 orang 21, dan responden yang menempuh pendidikan sampai selesai S1 ada sebanyak 1 orang 1. Sebaran pendidikan formal responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 6 Persentase responden berdasarkan pendidikan formal Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan responden terbagi menjadi lima jenis pekerjaan, yaitu petani, wiraswasta, pegawai swasta, buruh, Pegawai Negeri Sipil PNS, dan ibu rumah tangga. Sebagian besar responden bekerja sebagai petani, yaitu sebanyak 37 orang 55, wirausaha empat orang 2, pegawai swasta tiga orang 5, 41 26 10 20 30 40 50 Laki-laki Perempuan 4 32 16 14 1 10 20 30 40 Tidak lulus SD Lulus SD Lulus SMP Lulus SMA Lulus S1 ibu rumah tangga sebelas orang 16, buruh sebelas orang 16, dan PNS satu orang 2. Sebaran jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 7 Persentase responden berdasarkan jenis pekerjaan Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan dibagi menjadi lima kisaran, yaitu antara Rp.500.000 - Rp.2.000.000 per bulan. Sebaran pendapatan responden paling banyak berada pada rentang Rp.500.000 – Rp.1.000.000 per bulan, yaitu sebanyak 34 orang 50. Responden yang memiliki pendapatan dibawah Rp.500.000 per bulan sebanyak 20 orang 30, responden yang memliki pendapatan Rp.1.000.001 – Rp.1.500.000 per bulan sebanyak tujuh orang 10, tiga orang responden 5 memiliki pendapatan Rp.1.500.001 – Rp.2.000.000 per bulan, dan tiga orang 5 yang memiliki pendapatan diatas Rp.2.000.000 . Sebaran tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 8 Persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan 37 4 3 11 11 1 10 20 30 40 20 34 7 3 3 5 10 15 20 25 30 35 40 500.000 500.000 - 1.000.000 1.000.001 - 1.500.000 1.500.001 - 2.000.000 2.000.000 VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Kondisi Aktual Hutan Rakyat Giriwoyo

Giriwoyo merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang memiliki 16 DesaKelurahan dengan total luas wilayah sebesar 10.060,13 Ha. Sebelah Utara Giriwoyo berbatasan dengan Kecamatan Baturetno, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batuwarno, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Eromoko dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Giritontro. Sebagian Kecamatan Giriwoyo tanahnya terdiri dari tanah pegunungan yang berbatu kapurgamping. Wilayah Hutan Rakyat Wonogiri mencakup di empat DesaKelurahan, yaitu Kelurahan Girikikis, Desa Guwotirto, Desa Titosuworo, dan Desa Sejati yang didominasi oleh tanaman Jati, Mahoni, Akasia, dan Trembesi. Keberadaan HR Giriwoyo didukung dengan dilakukannya GERHAN pada tahun 2003 yang melakukan program reboisasi dan penyelamatan lahan-lahan kritis di Giriwoyo. HR Giriwoyo terus mengalami perkembangan, terlihat pada tahun 2006, para petani hutan rakyat berinisiatif membentuk Perkumpulan Pelestari Hutan PPHR dan bersama LSM Persepsi mengajukan sertifikasi terharadap HR Giriwoyo. Proses sertifikasi ini diajukan oleh PPHR atau disebut juga Forest Management Unit FMU “Catur Giri Manunggal” bekerjasama dengan LSM Persepsi kepada Lembaga Ekolabeling Indonesia LEI. Manfaat dari sertifikasi hutan antara lain dapat mempengaruhi harga jual kayu di tingkat Nasional maupun Internasional. Harga kayu yang sudah tersertifikasi lebih tinggi dibandingkan kayu yang tidak tersertifikasi. Kayu yang telah memiliki sertifikat diakui oleh dunia bahwa kayu tersebut berasal dari hutan yang pengelolaannya sudah ramah lingkungan, artinya kayu tersebut didapat bukan dengan penebangan liar, tetapi dengan memperhatikan keberlanjutan dari ekosistem hutan tersebut. Namun hasil dari wawancara dengan salah satu key person dari PPHR, harga standar kayu sertifikasi masih belum terasa langsung oleh masyarakat yang menjual hasil kayunya dikarenakan banyak masyarakat yang menjual kayu dengan spesifikasi volume atau umur dibawah