Membuat Pasar Hipotetik Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP

menjumlahkan antara nilai kayu log, nilai kayu bakar, dan nilai empon-empon. Nilai guna tidak langsung sebesar dan nilai pilihan berturut turut adalah sebesar Rp.9.407.721.600tahun dan Rp.2.192.463.840tahun, kemudian nilai warisan adalah sebesar Rp.1.223.640.000tahun. Hasil perhitungan nilai guna tidak langsung merupakan yang terbesar dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya, hal ini menggambarkan, betapa berharganya suatu ekosistem hutan dengan segala manfaat yang terkandung didalamnya. Secara keseluruhan, maka Nilai Ekonomi Total dari HR Giriwoyo adalah sebesar Rp.17.622.296.440tahun. Nilai Ekonomi ini setidaknya dapat memberikan gambaran riil kepada masyarakat mengenai potensi yang terkandung dalam HR Giriwoyo. Saat ini banyak pemuda di daerah Giriwoyo khususnya dan Wonogiri pada umumnya pergi merantau untuk mencari pekerjaan. Selama ini pemuda merantau karena merasa kebutuhannya tidak akan tercukupi jika hanya menetap di Desa. Perhitungan NET HR Giriwoyo ini, terutama nilai guna langsung dapat memberikan penjelasan besarnya nilai uang yang didapat dalam usaha penanaman hutan hasil kayu log, kayu bakar dan empon-empon, sehingga harapannya dapat meningkatkan minat para pemuda di daerah Wonogiri untuk menanam hutan, setidaknya di lahan pekarangan. Kebutuhan kayu selama ini cukup baik, sehingga petani tidak akan kesulitan dalam menjual hasil hutannya, apabila masyarakat sadar akan potensi ini dan mengembangkannya, ini akan berdampak pada pertumbuhan masyarakat di daerah Wonogiri itu sendiri. VII KELEMBAGAAN PPHR DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT GIRIWOYO

7.1 Struktur dan Infrastruktur Kelembagaan

Infrastruktur Kelembagaan adalah seluruh kelembagaan dalam bentuk aturan main rule of the game. Aturan main pada kelembagaan PPHR Catur Giri Manunggal ini diatur berdasarkan Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga ART yang mengatur fungsi, hak, dan kewajiban pengurus dan anggota kelompok PPHR ADART dibuat oleh anggota sendiri dalam forum musyawarah dan bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan HR Giriwoyo. Selain itu PPHR Catur Giri Manunggal memiliki aturan-aturan informal, aturan informal yang berupa hasil kesepakatan terkait dengan jadwal rapat, boundary rule, monitoring dan sanksi, serta aturan penyelesaian dalam menyelesaikan konflik. Struktur organisasi PPHR Catur Giri Manunggal dapat dilihat pada Gambar 10. Sumber: PPHR 2007 Gambar 10 Struktur organisasi PPHR Catur Giri Manunggal Struktur organisasi PPHR Catur Giri Manunggal terdiri dari ketua yang membawahi sekretaris, bendahara, beserta sejumlah seksi. Masing-masing jabatan menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya Mereka menjalankan tugas dengan ikhlas karena tidak mendapatkan imbalan apapun dari kepengurusan ini. Adapun MUSYAWARAH PPHR KETUA BENDAHARA SEKRETARIS SEKSI BUDIDAYA SEKSI PENGEMBANGAN ORGANISASI SEKSI USAHA SEKSI HUMAS SEKSI KEAMANAN