VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Kondisi Aktual Hutan Rakyat Giriwoyo
Giriwoyo merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang memiliki 16 DesaKelurahan dengan total luas
wilayah sebesar 10.060,13 Ha. Sebelah Utara Giriwoyo berbatasan dengan Kecamatan Baturetno, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Batuwarno,
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Eromoko dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Giritontro. Sebagian Kecamatan Giriwoyo
tanahnya terdiri dari tanah pegunungan yang berbatu kapurgamping. Wilayah Hutan Rakyat Wonogiri mencakup di empat DesaKelurahan, yaitu Kelurahan
Girikikis, Desa Guwotirto, Desa Titosuworo, dan Desa Sejati yang didominasi oleh tanaman Jati, Mahoni, Akasia, dan Trembesi.
Keberadaan HR Giriwoyo didukung dengan dilakukannya GERHAN pada tahun 2003 yang melakukan program reboisasi dan penyelamatan lahan-lahan
kritis di Giriwoyo. HR Giriwoyo terus mengalami perkembangan, terlihat pada tahun 2006, para petani hutan rakyat berinisiatif membentuk Perkumpulan
Pelestari Hutan PPHR dan bersama LSM Persepsi mengajukan sertifikasi terharadap HR Giriwoyo. Proses sertifikasi ini diajukan oleh PPHR atau disebut
juga Forest Management Unit FMU “Catur Giri Manunggal” bekerjasama
dengan LSM Persepsi kepada Lembaga Ekolabeling Indonesia LEI. Manfaat dari sertifikasi hutan antara lain dapat mempengaruhi harga jual kayu di tingkat
Nasional maupun Internasional. Harga kayu yang sudah tersertifikasi lebih tinggi dibandingkan kayu yang tidak tersertifikasi.
Kayu yang telah memiliki sertifikat diakui oleh dunia bahwa kayu tersebut berasal dari hutan yang pengelolaannya sudah ramah lingkungan, artinya kayu
tersebut didapat bukan dengan penebangan liar, tetapi dengan memperhatikan keberlanjutan dari ekosistem hutan tersebut. Namun hasil dari wawancara dengan
salah satu key person dari PPHR, harga standar kayu sertifikasi masih belum terasa langsung oleh masyarakat yang menjual hasil kayunya dikarenakan banyak
masyarakat yang menjual kayu dengan spesifikasi volume atau umur dibawah
standar sertifikasi, sehingga harga yang mereka dapat tidak setinggi kayu sertifikasi yang seharusnya.
Pengelolaan HR Giriwoyo diawasi langsung oleh PPHR. PPHR merupakan organisasi tingkat Kecamatan yang mewadahi masyarakat pemilik
hutan rakyat untuk berinteraksi. Untuk mendukukung PPHR, terdapat organisasi yang cakupannya lebih sempit, yaitu Gabungan Pelestari Hutan Rakyat GPHR
di tingkat Desa. Setiap Desa yang merupakan cakupan HR Giriwoyo memiliki GPHR masing-masing. Selanjutnya, dibawah GPHR terdapat Kumpulan Pelestari
Hutan Rakyat KPHR. KPHR merupakan organisasi, atau wadah berinteraksi bagi masyarakat pemilik hutan rakyat di tingkat dusun di sebuah Desa. KPHR
merupakan organisasi dibawah PPHR dan GPHR, dimana ketiga elemen ini saling berkoordinasi
dalam melakukan
berbagai kegiatan
guna mendukung
pengembangan HR Giriwoyo.
Gambar 9 Tingkatan organisasi pengelola hutan rakyat
Hasil hutan berupa kayu dan bukan kayu dimanfaatkan untuk dijual ke pasar umum, dijual ke tetangga serta untuk kebutuhan sendiri. Penjualan ke pasar
umum sebagian besar dalam bentuk glondongan, bukan dalam bentuk olahan. Cabang dan ranting dimanfaatkan untuk kandang ternak serta untuk kayu bakar.
Hutan Rakyat Giriwoyo merupakan salah satu dari sebagian kecil hutan di Indonesia yang sudah memiliki sertifikasi berdasarkan sistem LEI Lembaga
Ekolabeling Indonesia. Sistem LEI memandang pengelolaan HR harus memperhitungkan tiga aspek tertentu, yaitu Aspek Produksi, Sosial dan Ekologi.
PPHR
GPHR
KPHR