Peran Akademisi Rekomendasi Pengelolaan HR Giriwoyo

berhubungan langsung dengan pengelolaan dan pemanfaatan HR Giriwoyo ini harus terus ditingkatkan, dan harus saling berkoordinasi satu sama lain sehingga nilai ekonomi yang terkandung dalam HR Giriwoyo dapat terus terjaga. Dalam teori ekonomi, biasanya pembangunan memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan konservasi lingkungan dengan alasan pembangunan dilakukan untuk mengurangi kemiskinan dan keterbelakangan. Hal ini dikarenakan konservasi lingkungan tidak pernah diberikan suatu nilai real, sehingga para pemegang kebijakan memiliki pandangan untuk mengutamakan pembangunan yang jelas-jelas memiliki nilai real. Perhitungan Nilai Ekonomi Total atau teknik valuasi pada penelitian ini dilakukan untuk memberikan nilai real terhadap suatu sumberdaya, sehingga dapat dilihat bahwa suatu sumberdaya memiliki potensi yang luar biasa besar. Pembangunan sebetulnya sangat berpengaruh terhadap keberlajutan suatu sumberdaya karena sumberdaya dan lingkungan memiliki fungsi pendukung kehidupan, yang tanpa itu kehidupan manusia tidak dimungkinkan. Nilai ekonomi suatu sumberdaya sangat dipengaruh oleh kegiatan konservasinya, semakin baik pengelolaan dan perlindungannya, maka semakin besar nilai ekonomi suatu sumberdaya tersebut. Kerusakan lingkungan yang selama ini terjadi akibat proses pembangunan sebenarnya menurunkan Produk Domestik Bruto PDB, yang merupakan indikator pembangunan suatu negara. Namun penurunan PDB akibat kerusakan sumberdaya tersebut selama ini tidak dihitung dalam pembangunan terutama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan perubahan sehingga dapat menunjukan bahwa konservasi maupun degradasi dapat menyebabkan keuntungan atau kerugian bagi PDB. Selain itu, Nilai Ekonomi Total HR Giriwoyo dapat dijadikan gambaran atau acuan bagi pemerintah untuk penentuan kebijakan di daerah lainnya. Dari NET terlihat secara rinci nilai ekonomi dari masing-masing fungsi suatu sumberdaya, hal ini dapat memberikan gambaran bahwa, fungsi mana dari suatu sumberdaya tersebut yang paling potensial untuk dikembangkan, sehingga dengan mengetahui nilai ekonomi total dari suatu sumberdaya, akan sangat membantu memaksimalkan potensi dari sumberdaya tersebut tanpa melakukannya secara berlebihan. VIII SIMPULAN DAN SARAN

8.1 Simpulan

1. Kondisi aktual HR Giriwoyo pada saat ini masih cukup terjaga, hal ini didukung oleh adat istiadat secara turun temurun yang mengajarkan bahwa jika menebang satu pohon maka harus menanam lima pohon. Ajaran ini terus ditetepkan oleh masyarakat sampai pada akhirnya sekarang jarak antar tegakan cenderung rapat. Jenis pohon yang ditanam oleh masyarakat di lahan adalah jenis pohon Jati, Mahoni, sedikit akasia dan trembesi. 2. Nilai ekonomi total NET Hutan Rakyat Kecamatan Giriwoyo adalah sebesar Rp.17.622.296.440tahun. Nilai ekonomi total diperoleh dari manfaat-manfaat yang terkandung dalam HR Giriwoyo. Nilai guna langsung yang terdiri dari nilai kayu log, nilai kayu bakar dan nilai empon- empon menyumbang 29,26 dari NET atau sebesar Rp.4.798.471.000. Nilai guna tidak langsung yang terdiri dari nilai penyerap karbon dan nilai penghasil mata air menyumbang sebesar 57,74 dari NET yaitu sebesar Rp.9.407.721.600. Nilai pilihan yang merupakan nilai keanekaragaman hayati menyumbang sebesar 13,37 dari NET atau sebesar Rp.2.192.463.840 dan nilai warisan sebesar Rp.1.223.640.000tahun. 3. Kelembagaan di HR sudah terstruktur dengan baik berkat adanya KPHR sampai PPHR. Pembagian kerja, tanggung jawab, hak dan kewajiban masing-masing anggota sudah tercantum pada ADART organisasi tersebut, Kegiatan rutin dari KPHR sampai PPHR belakangan ini sudah jarang dilakukan, dan hanya dilakukan apabila ada hal mendesak yang perlu dibahas. 4. Dalam melakukan fungsinya, beberapa stakeholder terlihat belum berada pada kinerjanya yang maksimal. Berdasarkan hasil analisis IPA, terdapat beberapa atribut yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan, yaitu fungsi dari PPHR dalam melakukan pemupukan tanaman A.3 dan peran dari DISHUTBUN dalam melakukan koordinasi kegiatan B.2. Peran PPHR dalam melakukan prunning dan melaksanakan pertemuan rutin, serta peran DISHUTBUN dalam melakukan penyuluhan kepada petani