Sosial Budaya dan Kearifan Lokal di Pekarangan

dan Nilai kerapatan dan frekuensi tersebut dihitung pada per spesies pada skala kampung. Sehingga didapatkan nilai SDR skala kampung setelah nilai RD dan RF dimasukkan ke dalam rumus: Pengolahan SDR dimaksudkan untuk mendapatkan spesies yang paling mendominasi. Penyajian data dilakukan dengan bentuk tabel sepuluh tanaman yang paling mendominasi di setiap lokasi. Pembahasan komposisi tanaman dilengkapi dengan menampilkan perhitungan serta grafik kelimpahan tanaman. Kelimpahan tanaman pada penelitian ini ditujukan untuk menginvestigasi pola stuktur pekarangan di komunitas pada skala kampung. Untuk tampilan grafik, axis x merupakan rangking dari kelimpahan spesies sedangkan axis y merupakan proporsi kelimpahan nilai ditransformasikan ke dalam bentuk log 10 . Kemudian ditentukan presentasi spesies yang sangat berlimpah dan spesies yang kurang berlimpah. Spesies yang sangat berlimpah memiliki jumlah individu lebih dari 5 dari seluruh individu sementara spesies yang kurang berlimpah ada memiliki jumlah individu kurang dari 0,1 dari jumlah seluruh individu tanaman Kehlenbeck, 2007. Untuk melengkapi analisis struktur tanaman, pada identifikasi tanaman dilakukan analisis vertikal. Analisis vertikal dilakukan dengan mengidentifikasi tanaman berdasarkan strata ketinggian tanaman. Tanaman diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu 0 – 1 m, 1 – 2 m, 2 – 5 m dan di atas 10 m seperti yang telah dilakukan oleh Karyono 1990, Arifin et al. 1997 dan Kehlenbeck and Maass 2004. Hasil analisis vertikal ini ditampilkan dalam bentuk grafik struktur tanaman di pekarangan berdasarkan strata ketinggiannya.

3.6.2. Analisis Fungsi Pekarangan

Fernandez and Nair 1986 menyebutkan bahwa setiap komponen di pekarangan memiliki tempat yang spesifik, begitu pula dengan fungsinya. Oleh karena itu, diperlukan kajian terhadap fungsi pekarangan. Analisis fungsi pekarangan meliputi analisis fungsi ruang pekarangan. Fungsi ini didapatkan dari wawancara dengan pemilik atau penghuni rumah dan dijabarkan dengan deskriptif. Analisis berikutnya adalah analisis fungsi tanaman. Fungsi utama tanaman dibagi menjadi tanaman penghasil pati; buah; sayuran; bumbu; obat; industri; hias; dan penghasil manfaat lainnya seperti penghasil pakan, kayu bakar, bahan kerajianan tangan dan peneduh Arifin, 1998; Pengkategorian fungsi utama suatu spesies tanaman berdasarkan wawancara dari pemilik atau penghuni rumah. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk tabel fungsi utama tanaman. Analisis berikutnya berkaitan dengan analisis jasa lisngkungan. Jasa lingkungan yang dibahas pada penelitian ini adalah jejaring hijau dan cadangan karbon. Data didapatkan melalui pengamatan, wawancara dan studi pustaka.

3.6.3. Analisis Dinamika Keanekaragaman Hayati

Tahap berikutnya adalah melakukan analisis keragaman tanaman. Pada tahap ini, digunakan tiga rumus perhitungan, yaitu indeks Margalef, indeks Shanon-Wiener dan indeks Sørensen. Indeks Margalef menunjukkan kekayaan jenis, indeks Shannon-Wiener menunjukkan keragaman jenis sedangkan indeks Sørensen menunjukkan kesamaan jenis antara dua lokasi. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel. Perhitungan indeks Margalef dan Shanon-Wiener dilakukan pada skala kampung dan per pekarangan untuk mengetahui rentang kekayaan dan keragaman jenis tanaman di setiap lokasi sedangkan perhitungan indeks Sørensen hanya dilakukan pada skala kampung saja. a. Indeks Margalef Keterangan: DMg = indeks Margalef S = jumlah spesies N = total jumlah individu b. Indeks Shannon-Wiener Keterangan: H = Indeks Diversitas Shannon – Wiener ni = Jumlah individu dari spesies ke-i N = Jumlah individu dari semua spesies ln = Logaritme natural bilangan alami Nilai perhitungan indeks keragam H tersebut menunjukkan bahwa nilai indeks keragaman kurang dari 1 menunjukkan keragaman spesies rendah, nilai indeks keragaman di antara 1 dan 3 menunjukkan keragaman spesies sedang dan nilai indeks keragaman di atas 3 menunjukkan keragaman spesies tinggi Tabel 2. Tabel 2. Standar indeks keragaman spesies Nilai Indeks Keragaman H Keterangan H1 1H3 H3 Keragaman spesies rendah Keragaman spesies sedang Keragaman spesies tinggi Sumber: Prasetyo, 2007 c. Indeks Sørensen Keterangan: Ss = indeks Sørensen Sab = jumlah spesies yang sama di pekarangan a dan b Sa = jumlah spesies di pekarangan a Sb = jumlah spesies di pekarangan b Uji homogenitas indeks kekayaan dan keragaman tanaman menggunakan uji anova satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey’s HSD dengan tingkat kepercayaan 95 menggunakan software SPSS 16.0. Hasil analisis keragaman tanaman ini dilengkapi dengan pembahasan mengenai manajemen tanaman, keberadaan tanaman asli dan tanaman hias dan konservasi tanaman di pekarangan. Pada penelitian ini, kategori tanaman asli dibatasi pada tanaman asli Indonesia. Selain keragaman tanaman, keragaman ternak juga dianalisis secara deskriptif komposisi dan manajemen ternak. Selain itu, di bahas juga manajemen ternak di pekarangan serta hubungan antara keberadaan ternak dengan struktur dan fungsi pekarangan, terutama mengenai keberadaan kandang dan kolam. 3.7. Penyusunan Rekomendasi 3.7.1. Metode SWOT Rekomendasi konservasi keanekaragaman hayati di pekarangan disusun berdasarkan metode SWOT dengan menentukan faktor-faktor kekuatan strenght, kelemahan weakness yang berupa faktor internal serta peluang opportunity dan acaman threat yang berupa faktor eksternal. Dari faktor-faktor tersebut kemudian ditentukan strategi yang tepat untuk konservasi keanekaragaman hayati di pekarangan. Berikut adalah tahap-tahap analisis yang dilakukan pada metode SWOT ini. 1. Pembobotan Faktor dan Orientasi Strategi Pembobotan diawali dengan menentukan tingkat kepentingan setiap faktor berdasarkan pengamatan, wawancara, analisis dan pembahasan terhadap struktur, fungsi dan dinamika keanekaragaman hayati yang telah dilakukan sebelumnya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi urutan rating berdasarkan tingkat kepentingannya Tabel 3. Tabel 3. Tingkat kepentingan dan bobot Tingkat kepentingan Rating Faktor internal Faktor eksternal Kekuatan strenght Kelemahan weakness Peluang opportunity Acaman threat Kekuatan yang sangat besar Kelemahan yang tidak berarti Peluang yang sangat berarti Ancaman yang kecil 4 Kekuatan yang besar Kelemahan yang cukup berarti Peluang yang tinggi Ancaman yang sedang 3 Kekuatan yang sedang Kelemahan yang berarti Peluang yang sedang Ancaman yang besar 2 Kekuatan yang kecil Kelemahan yang sangat berarti Peluang yang rendah Ancaman yang sangat besar 1