Penutupan Lahan Analisis Situasional Hulu DAS Kalibekasi 1. Letak Geografis dan Administratif
Pekarangan depan Pekarangan depan
Pekarangan belakang Pekarangan belakang
Pekarangan kanan
Pekarangan kiri
Pe ka
ra n
g a
n ka
n a
n
Pe ka
ra n
g a
n ki
ri
atau
jalan jalan
penelitian adalah satu pohon besar di tengah bagian depan yang dikelilingi oleh tanaman buah-buahan sebagai pembatas seperti pada pekarangan Sunda pada
umumnya. Sementara itu, lantai pekarangan dibiarkan tanpa penutup tanah supaya tidak lembab dan dapat digunakan untuk kegiatan sosial.
Pemilik rumah di hulu DAS Kalibekasi membagi pekarangan menjadi beberapa zona. Zonasi pekarangan tersebut dibagi berdasarkan letaknya terhadap
rumah, yaitu pekarangan depan, samping kanan, samping kiri dan belakang. Penempatan elemen lebih berorientasi terhadap luas zonasi bagian pekarangan
tersebut, terutama untuk alasan efisiensi.
Gambar 13. Pola plot pekarangan di daerah perdesaan di hulu DAS Kalibekasi Di daerah perdesaan, bangunan rumah di pekarangan biasanya akan lebih
merapat ke bagian belakang dan salah satu sisi. Sebanyak 41,67 pekarangan di daerah perdesaan memiliki lahan di belakang rumah dan hanya 26,67
diantaranya tidak dimanfaatkan oleh pemilik rumah karena ukurannya yang terlalu sempit. Bangunan rumah pada umumnya juga merapat ke salah satu sisi
samping 52,78 dari keseluruhan, sehingga hanya ada dua sisi pekarangan utama, yaitu depan dan salah satu sisi samping. Bahkan 5,56 dari keseluruhan
hanya memiliki pekarangan bagian depan. Pada tata ruang pekarangan terdapat tiga macam pola penyebaran
tanaman, yaitu berbaris, mengelompok dan menyebar. Pola berbaris biasanya berfungsi sebagai pembatas pekarangan, dan terdiri dari susunan tanaman yang
multilayer. Pola mengelompok untuk memaksimalkan penggunaan lahan, pada umumnya berada di depan rumah sebagai tanaman hias. Pola menyebar untuk
tanaman tinggi. Pada pekarangan depan dan pekarangan samping pada sisi yang lebih luas terdapat berbagai macam strata tanaman, sedangkan pada pekarangan
samping pada sisi yang lebih sempit, lebih didominasi oleh tegakan dengan tinggi tanaman di atas 2 m, antara lain pisang atau rambutan Tabel 11.
Tabel 11. Keberadaan elemen pekarangan berdasarkan zonasi ruang di perdesaan hulu DAS Kalibekasi
N o
Elemen Pekarangan Depan
Sisi samping luas
Sisi samping sempit
Belakang 1. Struktur vertikal tanaman
1 m
A T
B A
T B
A -
- -
T B
1-2 m
A T
B A
T B
A -
B -
T B
2-5 m
A T
B A
T B
A T
B A
T B
5-10 m
A T
B A
T B
A T
B A
T B
10 m
A T
B A
T B
A T
B A
T B
2. Kandang dan kolam
- Kandang
A T
B A
T B
- T
- A
T B
- Kolam ikan
A T
B A
- -
- -
- -
- -
3. Elemen lainnya
- Jemuran
A T
B A
T B
A -
B -
- B
- Kamar mandi luar
A -
- -
- -
- -
- A
T -
- Sumur
- -
- -
- B
- -
- -
T -
- Tempat menjemur hasil panen
- -
- A
T -
- -
- -
- -
- Tumpukan pasir dan bahan bangunan
A -
- A
- B
- -
- -
- -
- Tumpukan kayu
A -
- A
T B
- -
B -
T -
- Pondasi calon rumah baru
- -
- A
- B
- -
- -
- -
- Tempat membakar sampah
A -
- A
T B
- -
- -
- -
Ket.: A = ditemukan di daerah atas; T = ditemukan di tengah; B = ditemukan di bawah.
Khusus pada pekarangan depan, pola tanam mengikuti prinsip estetika dan didominasi oleh tanaman hias. Pola penyebaran tanaman hias dalam pot kadang
kala tidak tetap dan dapat diatur sewaktu-waktu sesuka penghuni rumah. Di beberapa rumah sampel juga terdapat tanaman pot yang digantung.
Pola penyebaran elemen bukan tanaman juga memperhatikan faktor efisiensi ruang pekarangan. Kandang ternak pada umumnya ditempatkan
menyudut 69,57 atau di pinggir 26,09 pekarangan. Beberapa rumah tangga melepaskan ternak ayamnya di pekarangan. Sementara itu, kolam berada di
bagian pekarangan yang paling luas. Elemen lain yang selalu muncul di atas, tengah dan bawah adalah jemuran
kain, tumpukan bahan bangunan seperti pasir, batu bata dan balok kayu serta tempat pembakaran sampah. Jemuran yang terbuat dari tali dan atau bambu ini