Dinamika dan Keanekaragaman Hayati Pekarangan

3.5.3. Studi Pustaka

Pengumpulan data melalui studi pustaka terkait dengan topik penelitian mengenai kondisi lanskap hulu DAS Kalibekasi serta teori-teori mengenai struktur, fungsi, dan dinamika keanekaragaman hayati pekarangan. Data iklim didapatkan dari BKMG Darmaga dan data statistik TWA Gunung Pancar. Data statistik biofisik dan sosial ekonomi hulu DAS Kalibekasi didapatkan dari data BPDAS, BPS Kabupaten Bogor, profil Desa Karang Tengah dan Kadungmangu. Studi pustaka mengenai struktur, fungsi, dan keanekaragaman hayati pekarangan diperlukan khususnya untuk pemantapan metode dan untuk membahas hasil dari penelitian ini. Studi pustaka ini didapatkan melalui artikel jurnal, buku dan internet. 3.6. Metode Pengolahan, Analisis Data 3.6.1 Pengolahan Data Data mentah yang dihasilkan dari penelitian ini ditabulasi dan diolah dengan bantuan MS. Excel 2007. Pengolahan data ini untuk mendapatkan jumlah, rata-rata, median serta grafik dan diagram yang diperlukan untuk tampilan data.

3.6.2 Analisis Struktur Pekarangan

Analisis struktur pekarangan meliputi luas pekarangan; tata ruang pekarangan; jenis tanaman menghitung dominasi menggunakan SDR – Summed Dominance Ratio dan ternak; letak tanaman, kandang dan kolam; dan strata tanaman berdasarkan lima kelas ketinggian tanaman 1 m 2 ; 1-2 m; 2-5 m; 5-10 m; dan 10 m Arifin, 1998. Data sebaran elemen di pekarangan ini ditampilkan dalam bentuk denah yang diolah menggunakan software Microsoft Office Visio 2007. Elemen yang umum ditemukan di pekarangan tersebut dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui fungsi dari elemen tersebut dan hubungannya dengan budaya masyarakat di lokasi penelitian. Identifikasi tanaman di pekarangan dilakukan untuk mengetahui komposisi tanaman di pekarangan. Untuk mengetahui komposisi tanaman ini, digunakan rumus SDR Summed Dominance Ratio. Sebelum menghitung SDR, nilai kerapatan relatif spesies RD a dan frekuensi relatif spesies RF a harus diketahui terlebih dahulu. Berikut adalah rumusnya Kehlenbeck, 2007: dan Nilai kerapatan dan frekuensi tersebut dihitung pada per spesies pada skala kampung. Sehingga didapatkan nilai SDR skala kampung setelah nilai RD dan RF dimasukkan ke dalam rumus: Pengolahan SDR dimaksudkan untuk mendapatkan spesies yang paling mendominasi. Penyajian data dilakukan dengan bentuk tabel sepuluh tanaman yang paling mendominasi di setiap lokasi. Pembahasan komposisi tanaman dilengkapi dengan menampilkan perhitungan serta grafik kelimpahan tanaman. Kelimpahan tanaman pada penelitian ini ditujukan untuk menginvestigasi pola stuktur pekarangan di komunitas pada skala kampung. Untuk tampilan grafik, axis x merupakan rangking dari kelimpahan spesies sedangkan axis y merupakan proporsi kelimpahan nilai ditransformasikan ke dalam bentuk log 10 . Kemudian ditentukan presentasi spesies yang sangat berlimpah dan spesies yang kurang berlimpah. Spesies yang sangat berlimpah memiliki jumlah individu lebih dari 5 dari seluruh individu sementara spesies yang kurang berlimpah ada memiliki jumlah individu kurang dari 0,1 dari jumlah seluruh individu tanaman Kehlenbeck, 2007. Untuk melengkapi analisis struktur tanaman, pada identifikasi tanaman dilakukan analisis vertikal. Analisis vertikal dilakukan dengan mengidentifikasi tanaman berdasarkan strata ketinggian tanaman. Tanaman diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu 0 – 1 m, 1 – 2 m, 2 – 5 m dan di atas 10 m seperti yang telah dilakukan oleh Karyono 1990, Arifin et al. 1997 dan Kehlenbeck and Maass 2004. Hasil analisis vertikal ini ditampilkan dalam bentuk grafik struktur tanaman di pekarangan berdasarkan strata ketinggiannya.