Fungsi Tanaman di Pekarangan

Melengkapi struktur vegetasi, spesies dengan fungsi utama tanaman hias adalah yang paling banyak di daerah urban diikuti oleh jumlah spesies tanaman buah dan bumbu. Pola fungsi utama tanaman di daerah perkotaan ini sama dengan pola di daerah perdesaan Tabel 15. Namun, tanaman dengan fungsi utama sebagai penghasil pati dan fungsi lainnya penghasil pakan, kayu bakar, bahan kerajianan tangan dan peneduh tidak ada. Kedua fungsi tersebut hanya muncul sebagai fungsi kedua dari spesies tanaman yang ditemukan contohnya adalah damar Agathis dammara L. Rich dan pinus Pinus merkusii yang merupakan tanaman industri. Sementara itu, indeks kekayaan dan keragaman jenis menunjukkan bahwa daerah rural memiliki variasi tanaman yang lebih tinggi DMg = 19,94; H’= 3,96 dibandingkan dengan daerah urban DMg = 15,58, H’= 3,64 Tabel 19. Namun, nilai indeks keragaman di daerah urban tersebut masih masuk ke dalam kategori tinggi H’3. Data kekayaan dan keragaman hayati pada skala pekarangan menunjukkan bahwa nilai rata-rata di keduanya tidak berbeda jauh. Perbandingan similaritas spesies di daerah rural dan urban menunjukkan level sedang, yaitu 0,49 range Sørensen Index adalah 0 sampai 1. Tabel 19. Indeks kekayaan spesies Margalef index dan keragaman spesies Shanon-Wiener index tanaman di daerah perkotaan dan perdesaan hulu DAS Kalibekasi Lokasi Margalef Shanon-Wiener Rata-rata per pekarangan Skala kampung Rata-rata per pekarangan Skala kampung Desa 4,2 1,08-8,36 19,9 2,3 0,69-3,42 3,96 Kota 4,26 2,20-6,24 15,6 2,32 1,24-2,98 3,64 4.5. Rekomendasi Pola Pekarangan untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati Pertanian di Hulu DAS Kalibekasi

4.5.1. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Dari pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan, didapatkan beberapa faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati pertanian di hulu DAS Kalibekasi. Berikut adalah penjabarannya:

a. Kekuatan strength

S1. Struktur tanaman multilayer Susunan tanaman di pekarangan terdiri atas berbagai lapisan, mulai dari strata rendah sampai tegakan yang tinggi Gambar 20. Christanty et al. 1986; Abdoellah 1991; dan Arifin et al. 1997 menyebutkan bahwa stratifikasi tanaman dapat memberikan keuntungan pemanfaatan ruang dan cahaya matahari yang optimal. Faktor ini berkaitan langsung dengan keanekaragaman hayati pertanian. S2. Fungsi tanaman di pekarangan memenuhi 8 fungsi yaitu: penghasil pati, buah, sayur, bumbu, obat, industri, hias dan fungsi lain Kedelapan fungsi utama tanaman ini ditemukan di pekarangan di setiap lokasi penelitian. Fungsi ini berkaitan erat dengan keanekaragaman hayati tanaman karena tanaman akan terus dipelihara oleh pemilik rumah selama tanaman tersebut dimanfaatkan. Seperti yang telah disebutkan oleh Seoemarwoto and Conway 1992; Arifin 1998; Trinh et al. 2003; Kehlenbeck et al. 2007; Galluzzi 2010; dan Vlkova et al. 2010, fungsi tanaman ditentukan oleh pemilik rumah sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat hubungan antara keanekaragaman hayati pekarangan dengan aspek sosial budaya masyarakat. S3. Terdapat beberapa jenis lokal tanaman Penduduk di hulu DAS Kalibekasi masih menanam pisang nangka, ambon, angling, papan, uli, raja, kulo, lumut, tanduk dan angling di pekarangan mereka. Hal ini juga dilatarbelakangi oleh adanya pasar mingguan Pisang di Karang Tengah sekitar dua dekade yang lalu namun sekarang tidak berlanjut lagi. Di pekarangan juga dapat ditemukan beberapa varietas singkong, seperti apuy, mentega dan pareleg sehingga industri pengolahan aci cukup menjamur wilayah Babakan Madang. Selain itu juga ditemukan pekarangan dengan berbagai jenis pohon buah lokal seperti rambutan, jambu biji, limus, kecapi, jambu air, kelengkeng, duku, alkesah dan mangga padahal beberapa kultivar dari spesies tersebut sudah sulit ditemui di Leuwijambe. S4. Kebiasaan budidaya ternak dan ikan di pekarangan Salah satu ciri pekarangan Sunda adalah memiliki kolam ikan Arifin, 1998. Hal ini dikarenakan oleh melimpahnya sumber daya air di daerah ini. Faktor ini berkaitan langsung dengan keanekaragaman ikan di pekarangan. S5. Pemanfaatan hasil pekarangan sebagai bahan makanan pelengkap atau subtitusi Tanaman di pekarangan yang ditanam oleh para ibu berfungsi untuk kelengkapan dapur sebagai bumbu, sayur dan juga buah. Hal ini berkaitan dengan fungsi tanaman dan keanekaragaman tanaman di pekarangan. S6. Ketersediaan sumber air di daerah atas berlimpah Ketersediaan air di daerah atas merupakan faktor utama mengapa di daerah atas lebih banyak ditemukan kolam di pekarangan. Hal ini berpengaruh terhadap adanya budidaya ikan di pekarangan.

b. Kelemahan weakness

W1. Fragmentasi lahan Median luas area terbuka pekarangan di daerah atas adalah 204,1 m 2 , di daerah tengah 179,18 m 2 dan di daerah bawah 94,25 m 2 yang termasuk ke dalam luasan pekarangan sedang dan sempit Arifin, 1998. Sebagai perbandingan, daerah kota memiliki median luas pekarangan 414,75 m 2 . Hal ini menunjukkan bahwa di pedesaan terdapat tren tapak pekarangan yang menyempit di daerah bawah daripada daerah atas hulu DAS Kalibekasi. Ukuran pekarangan di ketiga wilayah studi tidak begitu besar karena telah terjadi fragmentasi lahan akibat sistem pewarisan. Hal