dan sedangkan untuk variabel laten endogen kepercayaan mahasiswa berjumlah 4 buah
.
Setiap variabel indikator diwakili oleh sebuah pertanyaan dalam kuesioner. Kompenen pembentuk variabel laten dan variabel indikator disajikan dalam Tabel
7. Dengan tujuan agar model SEM yang dibangun sesuai dengan data empiris
di lapangan atau diterima keabsahannya maka terdapat beberapa ukuran kesesuaian goodness of fit yang harus dipenuhi. Hal ini sesuai seperti yang
dinyatakan Fredinand dalam Widiyastuti 2008 bahwa dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai
model sehingga digunakan beberapa fit indeks untuk mengukur kebenaran- kebenaran model. Tabel 8 menyajikan ukuran kesesuaian yang penting dalam
SEM. Tabel 8 Ukuran Kesesuaian pada Model SEM
Goodness of Fit Statistics GOF
Persyaratan Keterangan
Chi-Square P
Nilai yang kecil p
≥ 0,05 Good fit
NCP Interval
Nilai yang kecil Interval yang sempit
Good fit RMSEA
p close fit RMSEA 0,05
p ≥ 0,05
Good fit ECVI
Nilai yang kecil dan dekat dengan ECVI saturated
Good fit AIC
Nilai yang kecil dan dekat dengan AIC saturated
Good fit CAIC
Nilai yang kecil dan dekat dengan CAIC saturated
Good fit NFI
NFI ≥ 0,90
Good fit NNFI
NNFI ≥ 0,90
Good fit CFI
CFI ≥ 0,90
Good fit IFI
IFI ≥ 0,90
Good fit RFI
RFI ≥ 0,90
Good fit CN
CN ≥ 200
Good fit RMR
Standardized RMR ≤ 0,05
Good fit GFI
GFI ≥ 0,90
Good fit AGFI
AGFI ≥ 0,90
Good fit
Sumber : Wijanto 2008
Bentuk model untuk penelitian yang telah diformulasikan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Model penelitian
Y
8
Y
9
Y
5
Y
6
Y
7
H
1
H
2
H
3
H
4
H
5
Tangible ξ
1
Reliability ξ
2
Responsiveness
ξ
3
Assurance ξ
4
Empathy ξ
5
Kepuasan η
1
Kepercayaan
confidence
Mahasiswa η
3
Kinerja Mahasiswa η
2
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20
X
21
X
22
X
23
X
24
Y
2
Y
3
Y
4
Y
1
H
6
H
7
X
25
X
25
Gambar 7 Struktur organisasi Institut Pertanian Bogor Ketetapan MWA No. 77MWA2008
Keterangan :
Hipotesis: H
1
: Dimensi tangibles berpengaruh posistif terhadap kepuasan mahasiswa H
2
: Dimensi reliability berpengaruh posistif terhadap kepuasan mahasiswa H
3
: Dimensi responsiveness berpengaruh posistif terhadap kepuasan mahasiswa H
4
: Dimensi assurance berpengaruh posistif terhadap kepuasan mahasiswa H
5
: Dimensi empathy berpengaruh posistif terhadap kepuasan mahasiswa H
6
: Kepuasan mahasiswa berpengaruh posistif terhadap kinerja mahasiswa H
7
: Kepuasan mahasiswa berpengaruh posistif terhadap kepercayaan mahasiswa
Peubah karakteristik Tangible ξ
1
dengan komponen pembentuk yang terdiri dari: X
1
= Kenyamanan ruangan kuliah X
2
= Fasilitas ruang kuliah X
3
= Kebersihan ruang kuliah X
4
= Kebersihan kamar mandi X
5
= Kerapihan ruang kuliah X
6
= Kerapihan pegawai administrasi X
7
= Areal parkir Peubah karakteristik Reliability
ξ
2
dengan komponen pembentuk yang terdiri dari :
X
8
= Tugas yang mendukung materi perkuliahan X
9
= Metode pembelajaran yang up to date X
10
= Informasi jadwal perkuliahan secara akurat X
11
= Informasi nilai, IP dan IPK secara akurat Peubah karakteristik Responsiveness
ξ
3
dengan komponen pembentuk yang terdiri dari :
X
12
= Kesigapan satuan pengamanan X
13
= Pegawai administrasi cepat tanggap melayani mahasiswa X
14
= Kesigapan dosen X
15
= Kesigapan pembimbing dalam melayani mahasiswa Peubah karakteristik Assurance
ξ
4
dengan komponen pembentuk yang terdiri dari :
X
16
= Kemampuan dosen dalam menyampaikan perkuliahan X
17
= Kemampuan pegawai administrasi X
18
= Sikap pegawai administrasi dalam memberikan pelayanan X
19
= Jaminan pemberian nilai UTS dan UAS tepat waktu X
20
= Pemberian ujian perbaikan tepat waktu X
21
= Ketepatan dosen mengajar di kelas
X
22
= Ketepatan dalam disiplin perkuliahan Peubah karakteristik Empathy
ξ
5
dengan komponen pembentuk yang terdiri dari: X
23
= Pelayanan konsultasi dari dosen X
24
= Masa pendidikan terkontrol oleh dosen X
25
= Media penyampaian saran, kritik atau keluhan X
26
= Perhatian dan kesungguhan dari pegawai administrasi dalam melayani mahasiswa
Peubah karakteristik Kepuasan Mahasiswa η
1
dengan komponen pembentuk yang terdiri dari:
Y
1
= Contoh dan ilustrasi yang baik Y
2
= Metode pembelajaran Y
3
= Dosen-dosen terbaik Y
4
= Kepuasan keseluruhan Peubah karakteristik Ki
nerja Akademik Mahasiswa η
2
dengan komponen pembentuk yang terdiri dari :
Y
5
= IPK mahasiswa Peubah karakteristik Kepercayaan confidence
Mahasiswa η
3
dengan komponen pembentuk yang terdiri dari :
Y
6
= Kemampuan staf pengajar IPB Y
7
= Merekomendasikan IPB ke orang lain Y
8
= Kuliah di IPB sampai selesai Y
9
= Melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi baik ke program S1, S2 maupun S3
3.6.5 Definisi Operasional
Variabel indikator kualitas jasa tediri dari 26 buah sebagai berikut : 1.
X
1
2. X
– Kenyamanan ruangan kuliah : menjelaskan ruangan perkuliahan yang nyaman bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa nyaman dalam kegiatan
perkuliahan.
2
3. X
– Fasilitas ruang kuliah : menjelaskan kegiatan perkuliahan yang didukung lengkap dengan ruang kuliah, ruang praktimum, perpustakaan
laptop, LCD, OHP, papan tulis yang lengkap.
3
4. X
– Kebersihan ruangan kuliah : menjelaskan adanya tempat perkuliahan yang bersih dari sampah atau kotoran.
4
5. X
– Kebersihan kamar mandi : menjelaskan adanya kamar mandi yang bersih dari sampah atau kotoran.
5
6. X
– Kerapihan ruang kuliah : menjelaskan kerapihan ruang perkuliahan, misalnya : penataan kursi kuliah yang tidak berantakan.
6
7. X
– Kerapihan pegawai administrasi : menjelaskan tentang kerapihan pegawai administarsi baik secara fisik ataupun hasil pekerjaannya misalnya,
pengarispan data mahasiswa yang lengkap dan rapih.
7
8. X
– Areal parkir : menjelaskan adanya tempat parkir yang memadai dan aman.
8
9. X
– Tugas yang mendukung materi perkuliahan: menjelaskan adanya pemberian tugas dalam yang sesuai dengan materi perkuliahan.
9
10. X
– Metode pembelajaran yang up to date : menjelaskan adanya pemberian metode pembelajaran yang up to date kepada mahasiswa.
10
11. X
– Informasi jadwal perkuliahan secara akurat : menjelaskan adanya pemberian informasi tentang jadwal perkuliahan secara akurat dan tepat
waktu.
11
12. X
– Informasi nilai, IP dan IPK secara akurat : menjelaskan adanya pemberian transkrip nilai secara akurat dan tepat waktu.
12
13. X
– Kesigapan satuan pengamanan : menjelaskan adanya kesigapan satuan pengamanan dalam mengamankan lingkungan kampus.
13
– Pegawai administrasi cepat tanggap melayani mahasiswa : menjelaskan kecepatan pelayanan prosedur administrasi yang baik dan mudah dalam
mengatasi keluhan atau permasalahan kegiatan akademik mahasiswa, dapat memberikan umpan balik yang positif terhadap mahasiswa.
14. X
14
15. X
– Kesigapan dosen : menjelaskan staf pengajar yang cepat dan tanggap dalam menjawab pertanyaan mahasiswa untuk mengatasi keluhan dan
permasalahan yang di alami oleh mahasiswa, dapat memberikan umpan balik yang positif terhadap mahasiswa.
15
16. X
– Kesigapan pembimbing akademik : menjelaskan tentang kecakapan pembimbing akademik dalam melakukan bimbingan kepada mahasiswanya
dan mudah untuk dihubungi atau ditemui untuk konsultasi.
16
17. X
– Kemampuan dosen dalam menyampaikan perkuliahan : menjelaskan tentang pengetahuan dan kecakapan staf pengajar dalam memberikan
informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh mahasiswa, ramah dan perhatian dalam menerima masukan dari mahasiswa.
17
18. X
– Kemampuan pegawai administrasi : menjelaskan adanya tingkat kemampuan yang dimiliki pegawai dalam proses pelayanan administrasi
mahasiswa.
18
19. X
– Sikap pegawai administrasi dalam memberikan pelayanan : menjelaskan tentang staf administrasi dalam memberikan informasi dan
menangani semua kegiatan akademik mahasiswa secara baik, ramah dan sopan dalam pemberian pelayanan kepada mahasiswa.
19
20. X
– Jaminan pemberian nilai UTS dan UAS tepat waktu : menjelaskan proses pemberian nilai UTS dam UAS tepat waktu.
20
21. X
– Pemberian ujian perbaikan tepat waktu : menjelaskan proses pemberian tugas, ujian susulan dan perbaikan nilai untuk mahasiswa sesegera mungkin.
21
22. X
– Ketepatan dosen mengajar di kelas : menjelaskan adanya ketepatan dosen mengajar di kelas, baik waktu kuliah atau materi yang diberikan yang
sesuai dengan SAP.
22
23. X
– Ketepatan dalam disiplin perkuliahan : menjelaskan adanya disiplin dalam kegiatan perkuliahan, misalnya memulai kuliah dengan tepat waktu
dan menyudahi perkuliahan sesuai dengan jadwal.
23
– Pelayanan konsultasi dari dosen : menjelaskan adanya jalinan hubungan antara mahasiswa dan pengajar, staf pengajar mau memberikan
pelayanan konsultasi baik di dalam maupun di luar KBM dan adanya pemberian motivasi ketika konsultasi.
24. X
24
25. X
– Masa pendidikan terkontrol oleh dosen : menjelaskan adanya upaya dari dosen untuk membantu para mahasiswanya lulus tepat waktu.
25
26. X
– Media penyampian saran, kritik atau keluhan : menjelaskan adanya media yang disediakan untuk menyampaikan atau menampung masukan dari
mahasiswa.
26
Keseluruhan variabel indikator kepuasan mahasiswa, kinerja mahasiswa, kepercayaan mahasiswa dan image dosen IPB dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Perhatian dan kesungguhan dari pegawai administrasi dalam melayani mahasiswa: menjelaskan perhatian dan kesungguhan dari pegawai
administrasi dalam melayani kegiatan akademik mahasiswa.
1. Y
1
2. Y
– Contoh dan ilustrasi yang baik : menjelaskan adanya rasa puas mahasiswa dalam perkuliahan karena IPB menggunakan contoh dan ilustrasi
yang baik untuk memecahkan hal-hal yang sulit.
2
3. Y
– Metode pembelajaran : menjelaskan adanya rasa puas dari mahasiswa yang ditimbulkan karena adanya penerapan metode pembelajaran yang
mempermudah bagi mahasiswa untuk mengingat isi perkuliahan yang sudah dibahas sebelumnya.
3
4. Y
– Dosen-dosen terbaik : menjelaskan adanya rasa puas yang didapat oleh mahasiswa selama pelaksanaan pendidikan disebabkan adanya dosen-dosen
terbaik yang dimiliki oleh IPB.
4
5. Y
– Kepuasan keseluruhan : menjelaskan adanya kepuasan yang didapat oleh mahasiswa secara keseluruhan terhadap pelaksanaan pendidikan di IPB.
5
6. Y
– IPK : menjelaskan tentang kinerja akademik mahasiswa dari sisi IPK, yang diukur dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif.
6
7. Y
– Kemampuan staf pengajar IPB : menjelaskan kepercayaan mahasiswa terhadap kemampuan staf pengajar IPB.
7
– Merekomendasikan IPB ke orang lain : menjelaskan kepercayaan mahasiswa terhadap IPB, sehingga mahasiswa ada niat untuk
merekomendasikan IPB ke orang lain untuk kuliah di IPB.
8. Y
8
9. Y
– Kuliah di IPB sampai selesai : menjelaskan kepercayaan mahasiswa terhadap IPB, sehingga mahasiswa berkeinginan menyelesaikan
perkuliahannya di IPB sampai selesai dan tidak berfikir untuk tranfer ke universitas lain.
9
– Melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi baik ke program S1, S2 maupun S3 : menjelaskan kepercayaan mahasiswa terhadap IPB, sehingga
mahasiswa ada keinginan untuk melanjutkan kuliahnya ke jenjang yang lebih tinggi di IPB.
4 GAMBARAN UMUM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 4.1 Sejarah Singkat
IPB 2006 mengatakan bahwa Institut Pertanian Bogor merupakan kelanjutan dari lembaga pendidikan di bidang Pertanian, Kehutanan dan
Kedokteran Hewan yang telah dimulai sebelum Perang Dunia II, yaitu Middelbare Landbouwschool Sekolah Menengah Pertanian Atas, Middelbare
Bosbouwschool Sekolah Kehutanan Menengah Atas dan Nederlands Indische Veeartsen School Sekolah Dokter Hewan. Pada tahun 1940 Landbouw
Hogeschool Bogor, Lembaga Pendidikan Pertanian disahkan pendiriannya yang kemudian ditutup selama pendudukan Jepang. Lembaga pendidikan tinggi
tersebut dibuka kembali pada tahun 19461947 dengan nama Fakulteit voor Landbouwwetenschappen Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, dan tanggal 2 Februari
1950 menjadi Fakultas Pertanian, Universiteit Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Universitas Indonesia. Pada tahun 1950 Faculteit voor Diergeneeskunde,
dinamakan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Indonesia, dan tahun 1954 diubah menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Pada tahun 1960 di bawah Universitas Indonesia, Fakultas Pertanian mempunyai tiga jurusan, yaitu Jurusan Sosial Ekonomi, Jurusan Pengetahuan
Alam dan Jurusan Kehutanan. Pada tahun 1962, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan mempunyai tiga jurusan, yaitu Jurusan Kedokteran Hewan, Jurusan
Peternakan dan Jurusan Perikanan Laut. Institut Pertanian Bogor didirikan pada tanggal 1 September 1963 berdasarkan SK. Menteri PTIP No. 411963 dan
disahkan dengan SK. Presiden RI No. 2791965, terdiri dari lima fakultas yaitu : Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan. Pada
tanggal 30 Oktober 1964 dibuka Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian Fatemeta. Tahun 1975 dibuka Sekolah Pasca Sarjana, yang kemudian menjadi
Fakultas Pasca Sarjana pada tahun 1980. Pada tahun 1990 menjadi Program Pascasarjana. Fakultas Sains dan Matematika dan Fakultas Politeknik Pertanian
dibuka tahun 1981, dan pada tahun itu juga nama Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian diganti menjadi Fakultas Teknologi Pertanian.
Disamping program S1, pada tahun 1980 dibuka program Diploma atau S ,
dengan lama pendidikan satu tahun S
01
, dua tahun S
02
, atau tiga tahun S
03
. Program pendidikan pasca sarjana ditempuh setelah selesai program S
1
, dengan mengikuti program Magister Sains atau S
2
, dan dapat juga dilanjutkan ke program Doktor atau S
3
. Pada tahun 2000, IPB memiliki 8 fakultas yaitu Pertanian FAPERTA, Kedokteran Hewan FKH, Perikanan, FPIK, Peternakan
FAPET, Kehutanan FAHUTAN, Teknologi Pertanian FATETA, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA, dan Ekonomi dan Manajemen FEM.
Pada 2 Agustus 2005 berdiri fakultas baru yang ke sembilan yaitu Fakultas Ekologi Manusia FEMA.
Mahasiswa S
1
Institut Pertanian Bogor memiliki visi yaitu “Menjadi universitas riset terkemuka di Asia dengan kompetensi utama pertanian tropika, berkarakter
kewirausahaan, dan bersendikan keharmonisan”. Beberapa langkah yang diambil IPB untuk mewujudukan visinya adalah : 1 menyelengarakan pendidikan tinggi
bermutu tinggi dan pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa, 2 mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi sesuai kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang, 3 Membangun sistem manajemen perguruan tinggi
yang berkarakter kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, dan 4 mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak
asasi manusia. IPB memiliki beberapa tujuan dasar yaitu : 1 menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan fokus menghasilkan lulusan yang
sebagaian besar masuk melalui undangan. Konsep ini pernah diakui secara nasional dengan istilah Penelusuran Minat dan Kemampuan
PMDK. Mulai tahun 1989 penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan melalui Undangan Saringan Masuk IPB USMI dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi
Negeri UMPTN. Seiring dengan perkembangan pendidikan belakangan ini, IPB menerapkan lima metode penerimaan mahasiswa yaitu, USMI, SMPTN Seleksi
Masuk Perguruan Tinggi atau yang dulunya dikenal dengan UMPTN, BUD Beasiswa Utusan Daerah, PIN Aprestasi Internasional dan Nasional, dan UTM
Ujian Talenta Mandiri.
4.2 Visi, Misi dan Tujuan
kompeten, cerdas dan kompetitif, 2 meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terintegrasi sehingga menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi
yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat swasta, pemerintah dan lainnya, 3 meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan bantuansubsidi
bagi pendidikan mahasiswa, 4 meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun ketangguhan institut, dan 5 menguatkan sistem manajemen untuk
menyempurnakan sistem manajemen institut dalam rangka mencapai kesehatan organisasi www.ipb.ac.id.
4.3 Sarana dan Prasarana
Institut Pertanian Bogor menempati tiga kampus yang berlokasi di Kotamadya Bogor, yaitu Kampus Barangsiang, Kampus Gunung Gede dan
Kampus Taman Kencana. Awal berdirinya kampus Darmaga yang peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1961,
dimulai pada tahun 1969 dengan pindahnya seluruh kegiatan Fakultas Kehutanan IPB ke kampus Darmaga. Pada periode kepemimpinan Rektor IPB Prof. Dr. Ir.
Sitanala Arsyad 1987-1992 dan 1992-1996, IPB telah membangun Kampus Darmaga berdasarkan Master Plan 1982. Sampai dengan tahun 1992 di Kampus
Darmaga dibagun Gedung Fakultas Teknologi Pertanian, Gedung Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH, Lembaga Sumberdaya Informasi, Laboratorium
Analisa dan Produksi Benih, Gedung Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga GMSK Faperta IPB, serta Gedung Pusat Antar Universitas PAU
yang terdiri dari PAU Hayati, PAU Bioteknologi dan PAU Pangan dan Gizi. Tahun 1996 telah dibangun Gedung Rektorat IPB dan Gedung Fakultas
Peternakan serta Gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Tahun 2000 telah dibangun pula Gedung Fakultas Pertanian, Gedung Fakultas Kedokteran
Hewan, dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB, 2005. Pembangunan fisik ini juga telah diimbangi dengan perkembangan program
pendidikan S , S
1
, S
2
, dan S
3
, metoda instruksional dan pembinaan kemahasiswaan, perkembangan pusat penelitian dan pusat pengembangan. Pada
periode kepemimpinan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. H. Soleh Solahuddin, M.Sc 1996- 1998, IPB telah memiliki 144 Program Studi PS yang tersebar di 8 Fakultas dan
Program Pascasarjana; terdiri atas Program Diploma 30 PS, Program Sarjana
39 PS, Program Magister 51 PS, dan Program Doktor 25 PS. Keberadaan program studi ini juga didukung oleh 25 Pusat Studi dan Pusat Pengembangan
sehingga tercipta budaya meneliti di kalangan civitas akademika IPB. Pada masa kepemimpinan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Aman
Wirakartakusumah 1998-2002, IPB secara proaktif terlibat langsung dalam reformasi pendidikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari gerakan reformasi
nasional yang bergulir sejak 1997. Melalui Peraturan Pemerintah No. 154 Tahun 2000, IPB menjadi salah satu dari empat perguruan tinggi nasional berstatus
Badan Hukum Milik Negara. Periode kepemimpinan IPB dari masa ke masa dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Kepemimpinan IPB
No Nama
Masa Jabatan
1 Prof. Dr. Syarif Thayep
Ketua Presidium IPB 1963 2
Prof. Dr. A.J. Darman Ketua Presidium IPB 1963
3 Prof. Dr. Ir. Tb. Bachtiar Rifai
Rektor IPB 1964 - 1965 4
Prof. Dr. Ir. Sajogyo Rektor IPB 1965 – 1966
5 Prof. Dr. J.H. Hutasoit
Ketua Presidium IPB 1966 6
Prof. Dr. Ir. Toyip Hadiwidjaja Rektor IPB 1966 – 1971
7 Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Muhamad Satari
Rektor IPB 1971 – 1978 8
Prof. Dr. Ir. H. Andi Hakim Nasution Rektor IPB 1978 – 1987
9 Prof. Dr. Ir. H. Sitanala Arsjad
Rektor IPB 1987 – 1996 10
Prof. Dr. Ir. H. Soleh Solahuddin, M.Sc Rektor IPB 1996 – 1998
11 Prof. Dr. Ir. H.R.H.M. Aman Wiratakusumah
Rektor IPB 1998 – 2002 12
Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc Rektor IPB 2002 – 2007
13 Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc
Rektor IPB 2007 - sekarang Sumber : IPB 2009
Penyusunan Rencana Strategis IPB 2020 kemudian diakomodasikan dengan implementasi Otonomi IPB dengan masa transisi kelembagaan selama 5 tahun
hingga tahun 2005 dan masa transisi kelembagaan selama 5 tahun hingga tahun 2005 dan masa transisi kepegawaian selama 10 tahun hingga tahun 2010.
Dalam perjalanan tersebut berdiri beberapa unit kerja, seperti Jurusan Ilmu Komputer, Kantor Haki dan Alih Teknologi, Kantor Program Internasional,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen 2001, serta Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama dengan menekankan pada pembinaan akademik dan multi
budaya. Pada masa ini terbentuk pula Majelis Wali Amanat MWA sebagai badan tertinggi yang menentukan arah pengembangan IPB termasuk dalam proses
pemilihan Rektor IPB IPB, 2006. Dapat dilihat pada Gambar 7 struktur organisasi IPB.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Mahasiswa
Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan terhadap 462 mahasiswa mahasiswa Diploma, mahasiswa Sarjana dan mahasiswa
Pascasarjana dengan berbagai karakteristik yang telah ditetapkan. Karakteristik yang telah ditetepkan adalah jenis kelamin, usia saat masuk, status bekerja, jenis
pekerjaan dan sumber biaya pendidikan.
5.1.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara jumlah pria dan wanita. Seperti terlihat pada Gambar 8, jumlah mahasiswa wanita
untuk mahasiswa Diploma sebesar 56 dan pria sebesar 44, sedangkan jumlah mahasiswa wanita untuk mahasiswa Sarjana sebesar 58,8 dan mahasiswa pria
sebesar 41,2 dan jumlah mahasiswa untuk wanita mahasiswa Pascasarjana sebesar 55 dan jumlah mahasiswa prianya sebesar 45. Dari ketiga strata
tersebut dapat terlihat tidak terdapat perbedaan yang mendasar dikarenakan minat untuk belajar dan menempuh ilmu antara pria dan wanita tidak jauh berbeda.
Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana
Mahasiswa Pascasarjana
Gambar 8 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin
5.1.2 Usia Saat Masuk
Pada Gambar 9, dapat dilihat kisaran usia saat masuk IPB untuk mahasiswa Diploma didominasi kisaran usia 16-20 tahun sebanyak 98 orang 98.
Mahasiswa Sarjana didominasi kisaran usia 16-20 tahun sebanyak 259 orang
98,9 dan untuk mahasiswa Pascasarjana didominasi kisaran usia 21-25 tahun sebanyak 31 orang 31.
Dari segi usia saat masuk ke IPB, mahasiswa Diploma dan Sarjana tidak jauh berbeda, karena sebagai mahasiswa memutuskan untuk langsung memilih
Program Diploma maupun Program Sarjana setelah mereka menyelesaikan masa sekolah mereka. Sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana terlihat berbeda
dibanding dua strata lainnya, dikarenakan Program Pascasarjana dapat ditempuh setelah mahasiswa menyelesaikan Program Sarjananya. Kisaran usia saat masuk
mahasiswa Pasacasarjana yang mendominasi bisa dikatakan relatif usia yang muda, bisa terlihat disini mahasiswa memutuskan untuk langsung melanjutkan
Program Pascasarjananya setelah mereka menyelesaikan Program Sarjananya. Namun sebagian mahasiswa Pascasarjana memutuskan untuk melanjutkan
Program Pascasarjana setelah mereka bekerja.
Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana
Mahasiswa Pascasarjana
Gambar 9 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan usia masuk
5.1.3 Status Bekerja
Pada Gambar 10, dapat dilihat bahwa mahasiswa Diploma yang belum bekerja menempati jumlah terbesar, yaitu sebanyak 92 orang 92, kemudian
untuk kelompok mahasiswa yang bekerja paruh waktu sebanyak 7 orang 7, dan yang bekerja fulltime sebanyak 1 orang 1. Untuk mahasiswa Sarjana,
yang menempati jumlah terbesar adalah mahasiswa yang berstatus belum bekerja yaitu sebanyak 238 orang 90,84, kemudian untuk kelompok mahasiswa yang
bekerja paruh waktu sebanyak 17 orang 6,5, dan yang bekerja fulltime sebanyak 7 orang 2,7. Mahasiswa Pascasarjana didominasi dengan
mahasiswa yang berstatus bekerja penuh atau fulltime yaitu, sebanyak 56 orang 56, kemudian untuk mahasiswa Pascasarjana yang berstatus belum bekerja
sebanyak 31 orang 31, dan mahasiswa Pascasarjana yang berstatus bekerja paruh waktu sebanyak 13 orang 13.
Dari segi status bekerja, mahasiswa Diploma dan Sarjana tidak jauh berbeda, hal ini terjadi karena sebagai mahasiswa memutuskan untuk langsung
mengikuti Program Diploma maupun Program Sarjana setelah mereka menyelesaikan masa sekolah mereka, akan tetapi ada beberapa mahasiswa dari
mahasiswa Diploma dan Sarjana yang sudah memiliki pekerjaan paruh waktu atau bekerja penuh fulltime, hal ini dikarenakan mereka ingin mendapatkan
pendapatan tambahan selama mereka menjalani perkuliahan dan dapat membantu orang tuanya. Status bekerja mahasiswa Pasacasarjana yang mendominasi yaitu
bekerja penuh fulltime, bisa terlihat disini mahasiswa Pascasarjana mengambil Program Pascasarjana sebagai tugas belajar dari instansi tempatnya bekerja atau
memiliki usaha sendiri jadi lebih fleksibel ketika melakukan kegiatan perkualiahan. Sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana berstatus belum bekerja,
disini bisa disimpulkan mereka memutuskan untuk langsung melanjutkan Program Pascasarjana setelah mereka menyelesaikan Program Sarjananya.
Namun 13 mahasiswa Pascasarjana memiliki status bekerja paruh waktu ada beberapa alasan yaitu mereka mencari penghasilan tambahan tanpa menganggu
waktu perkuliahan atau instansi mereka hanya memberikan ijin kuliah bukan sebagai tugas belajar.
Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana
Mahasiswa Pascasarjana
Gambar 10 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan status bekerja
5.1.4 Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan mahasiswa dapat dilihat pada Gambar 11. Jenis pekerjaan mahasiswa Diploma dari hasil kuesioner diperoleh 92 berstatus mahasiswa, 3
sebagai honorer, 2 sebagai wiraswasta, 2 sebagai swasta dan 1 pekerjaan lain. Sedangkan untuk mahasiswa Sarjana diperoleh 91,3 sebagai mahasiswa,
4,2 untuk pekerjaan lain, 2,7 sebagai honorer, 1,1 sebagai wiraswasta dan 0,8 sebagai ibu rumah tangga, kemudian untuk mahasiswa Pascasarjana
diperoleh 50 sebagai PNS, 27 sebagai mahasiswa, 7 sebagai swasta, 6 sebagai wiraswasta, 4 untuk pekerjaan lain, 3 sebagai honorer, dan 3
lainnya sebagai ibu rumah tangga. Dilihat dari segi jenis pekerjaan untuk mahasiswa Diploma dan Sarjana
tidak jauh berbeda, sebagian besar dari mereka berstatus sebagai mahasiswa, akan tetapi ada beberapa mahasiswa dari mahasiswa Diploma dan Sarjana ada yang
sudah memiliki pekerjaan paruh waktu atau bekerja penuh fulltime sebagai honorer instantsi di tempat asal mereka, mengajar lesprivat atau bimbingan
belajar, menjadi supir dosen, staf LSM, peternak ataupun sebagai staf perusahaan swasta, hal ini dikarenakan mereka ingin mendapatkan pendapatan tambahan
selama mereka menjalani perkuliahan dan dapat membantu orang tuanya. 50 dari mahasiswa Pascasarjana memiliki pekerjaan sebagai PNS. Mahasiswa-
mahasiswa Pascasarjana yang berstatus PNS biasanya memiliki pekerjaan sebagi staf pengajar atau staf dari instansi pemerintahan. 27 mahasiswa Pascasarjana
berstatus pekerjaan sebagai mahasiswa, disini bisa disimpulkan mereka memutuskan untuk langsung melanjutkan Program Pascasarjana setelah mereka
menyelesaikan Program Sarjananya. Untuk jenis pekerjaan lainnya mahasiswa Pascasarjana umumnya mempunyai pekerjaan sebagai honorer baik honorer dari
sebuah universitas atau instansi pemerintahan, bekerja di perusahaan swasta, mempunyai usaha sendiri, staf LSM ataupun sebagai ibu rumah tangga.
Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana
Mahasiswa Pascasarjana
Gambar 11 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis pekerjaaan
5.1.5 Sumber Biaya Pendidikan
Sumber biaya pendidikan adalah sumber biaya yang digunakan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti masa belajar di IPB. Berkaitan
dengan status bekerja mahasiswa, terdapat kelompok mahasiswa yang membiayai pendidiannya sendiri maupun oleh sumber lainnya, serta kelompok mahasiswa
yang membiayai pendidikannya dari gabungan dua sumber yang berbeda. Pada Gambar 12, terlihat pada mahasiswa Diploma sumber biaya pendidikan
didominasi berasal dari orang tua yaitu sebesar 91, selain itu sumber biaya pendidikan berasal dari pendapatan sendiri 4, beasiswa 3, dan saudara
2. Untuk mahasiswa Sarjana bisa dikatakan tidak jauh berbeda dengan mahasiswa Diploma, karena sumber biaya pendidikan yang mendominasi juga
berasal dari orang tua yaitu sebesar 73,9. Sumber biaya pendidikan mahasiswa Sarjana selain dari orang tua juga berasal dari beasiswa 13,4, saudara 6,6,
pendapatan sendiri 4,1, tempat bekerja 0,9, lainnya 0,6 dan berasal dari suami atau istri 0, 3. Untuk mahasiswa Pascasarjana dari Gamabr 9, terlihat
berbeda dibandingkan dengan dua strata lainnya. Pada mahasiswa Pascasarjana didominasi sumber biaya pendidikan yang berasal dari beasiswa sebesar 43,7.
Sumber biaya pendidikan reponden mahasiswa Pascasarjana lainnya yaitu, orang tua 28,6, pendapatan sendiri 22,7, tempat bekerja 1,7, saudara 1,7,
dan dari suami atau istri 1,7. Dari segi sumber biaya pendidikan, mahasiswa Diploma dan Sarjana tidak
jauh berbeda, hal ini terjadi karena sebagai mahasiswa memutuskan untuk
langsung mengikuti Program Diploma maupun Program Sarjana setelah mereka menyelesaikan masa sekolah mereka jadi sebagai besar mempunayi sumber biaya
pendidikan yang berasal dari orang tua mereka, akan tetapi ada beberapa mahasiswa dari mahasiswa Diploma dan Sarjana yang sudah memiliki pekerjaan
paruh waktu atau bekerja penuh fulltime, hal ini dikarenakan mereka ingin mendapatkan pendapatan tambahan selama mereka menjalani perkuliahan dan
dapat membantu orang tuanya. Sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana terlihat berbeda dibanding dua strata lainnya, dikarenakan Program Pascasarjana dapat
ditempuh setelah mahasiswa menyelesaikan Program Sarjananya. Sumber biaya pendidikan mahasiswa Pasacasarjana yang mendominasi yaitu beasiswa, bisa
terlihat disini mahasiswa Pascasarjana mengambil Program Pascasarjana sebagai tugas belajar dari instansi tempatnya bekerja. Sedangkan untuk mahasiswa
Pascasarjana bersumber biaya pendidikan dari orang tua, disini bisa disimpulkan mereka memutuskan untuk langsung melanjutkan Program Pascasarjana setelah
mereka menyelesaikan Program Sarjananya. Sumber biaya pendidikan mahasiswa Pascasarjana lainnya yaitu berasal dari pendapatan sendiri, bisa dilihat
dari status bekerja mereka sebesar 56, mereka bekerja penuh fulltime, kemudian beberapa mahasiswa Pascasarjana memperoleh sumber biaya
pendidikannya dari bantuan tempatnya bekerja, saudara ataupun dibiayai oleh suami atau istrinya.
Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana
Mahasiswa Pascasarjana
Gambar 12 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan sumber biaya Pendidikan
5.2 Penilaian Tingkat Kesesuaian Atribut Kualitas Jasa
Tingkat kesesuaian merupakan perbandingan antara kenyataan yang diterima dengan harapan mahasiswa atas kinerja IPB baik untuk Program
Diploma, Program Sarjana maupun Program Pascasarjana. Skor tingkat kesesuaian diperoleh dari hasil perbandingan antara skor kinerja dengan skor
kepentingan. Analisis dari tingkat kesesuaian ini dapat diberi peringkat berdasarkan skor yang diperoleh dari penghitungan dan pemberian peringkat
dimulai dari skor yang tertinggi hingga yang terendah. Peringkat dari tingkat kesesuaian ini dapat digunakan untuk mengetahui kepuasan mahasiswa
mahasiswa agar IPB dapat mempertahankan kinerjanya dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan, sehingga harapan pelanggan dapat terpenuhi
secara keseluruhan. Penilaian tingkat kesesuaian dari 26 atribut kualitas jasa IPB
memperlihatkan bahwa tingkat kesesuaian dari ke-26 atribut tersebut masih dibawah 100. Hal ini berarti semua atribut pelayanan yang diberikan oleh IPB
masih dibawah harapan mahasiswa. Oleh karena itu, IPB harus mencari tahu keinginan mahasiswa, melakukan perbaikan yang berkelanjutan, dan
meningkatkan kinerjanya agar dapat memuaskan mahasiswa. Daftar atribut kualitas jasa IPB dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 10.
Tabel 10 Daftar atribut kualitas jasa IPB
No. Dimensi
No Atribut
Atribut Kualitas Jasa Institut Pertanian Bogor
1 Tangible
1 Kenyamanan ruang kuliah
2 Fasilitas ruang kuliah
3 Kebersihan ruang kuliah
4 Kebersihan kamar mandi
5 Kerapihan ruang kuliah
6 Kerapihan pegawai administrasi
7 Areal Parkir
2 Relibility
1 Dosen memberikan tugas yang mendukung materi
perkuliahan 2
Dosen memberikan metode pembelajaran yang up to date 3
Memberikan informasi jadwal perkualiahan secara akurat teliti dan tepat waktu
4 Memberikan informasi nilai, IP dan IPK secara akurat dan
tepat waktu
3 Responsiveness
1 Kesigapan satuan pengamanan dalam mengamankan
lingkungan kampus 2
Pegawai administrasi cepat dan tanggap melayani mahasiswa misalnya : keluhan, saran dan pelayanan
3 Kesigapan dosen dalam menjawab pertanyaan mahasiswa
4 Kesigapan pembimbing dalam melayani mahasiswa
4 Assurance
1 Kemampuan para dosen dalam menyampaikan materi
perkualiahan 2
Kemampuan pegawai administrasi dalam bekerja 3
Sikap para pegawai administrasi dalam memberikan pelayanan misalnya : keramahan dan kesopanan
4 Jaminan pemberian nilai ujian UTS dan UAS tepat waktu
5 Pelaksanaan ujian perbaikan yang tepat waktu
6 Ketepatan dosen mengajar di kelas
7 Ketepatan dalam disiplin perkuliahan
5 Empathy
1 Pelayanan konsultasi dari dosen
2 Masa pendidikan terkontrol oleh dosen
3 Media penyampaian saran, kritik atau keluhan
4 Perhatian dan kesungguhan dari pegawai administrasi dalam
melayani mahasiswa
Tabel 11 menunjukkan bahwa diantara dimensi tangible, atribut kualitas jasa yang memiliki tingkat kesesuaian tertinggi adalah atribut kerapihan pegawai
administrasi baik bagi mahasiswa Program Diploma 89,88, Sarjana 81,22 maupun Pascasarjana 84,06. Sedangkan bagi mahasiswa Program Diploma
78,17, Sarjana 51,84 maupun Pascasarjana 61,52, atribut yang memiliki tingkat kesesuaian terendah adalah atribut kebersihan kamar mandi.
Dimensi tangible merupakan dimensi yang mudah dinilai oleh mahasiswa karena berwujud nyata. Oleh karena itu, IPB harus mempertahankan dan meningkatkan
kinerja atribut yang sudah baik serta memperbaiki kinerja atribut yang kurang baik, yaitu kebersihan kamar mandi.
Tabel 11 Tingkat kesesuaian atribut dimensi tangible
No. Atribut
Bobot Tingkat Kepentingan
Bobot Tingkat Kinerja
Tingkat Kesesuaian Tki
Peringkat di Antara Dimensi
Program Diploma
1 443
357 80,59
5 2
442 354
80,09 6
3 428
354 82,71
3 4
426 333
78,17 7
5 417
341 81,77
4 6
405 364
89,88 1
7 397
339 85,39
2
Program Sarjana
1 1136
767 67,52
5 2
1147 790
68,88 4
3 1143
749 65,53
6 4
1113 577
51,84 7
5 1092
770 70,51
3 6
1065 865
81,22 1
7 1040
823 79,13
2
Program Pascasarjana
1 448
326 72,77
6 2
449 335
74,61 5
3 441
330 74,83
4 4
434 267
61,52 7
5 429
326 75,99
3 6
414 348
84,06 1
7 415
347 83,61
2