Definisi Operasional Teknik Pengolahan Data dan Analisis

mahasiswa yang berstatus bekerja penuh atau fulltime yaitu, sebanyak 56 orang 56, kemudian untuk mahasiswa Pascasarjana yang berstatus belum bekerja sebanyak 31 orang 31, dan mahasiswa Pascasarjana yang berstatus bekerja paruh waktu sebanyak 13 orang 13. Dari segi status bekerja, mahasiswa Diploma dan Sarjana tidak jauh berbeda, hal ini terjadi karena sebagai mahasiswa memutuskan untuk langsung mengikuti Program Diploma maupun Program Sarjana setelah mereka menyelesaikan masa sekolah mereka, akan tetapi ada beberapa mahasiswa dari mahasiswa Diploma dan Sarjana yang sudah memiliki pekerjaan paruh waktu atau bekerja penuh fulltime, hal ini dikarenakan mereka ingin mendapatkan pendapatan tambahan selama mereka menjalani perkuliahan dan dapat membantu orang tuanya. Status bekerja mahasiswa Pasacasarjana yang mendominasi yaitu bekerja penuh fulltime, bisa terlihat disini mahasiswa Pascasarjana mengambil Program Pascasarjana sebagai tugas belajar dari instansi tempatnya bekerja atau memiliki usaha sendiri jadi lebih fleksibel ketika melakukan kegiatan perkualiahan. Sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana berstatus belum bekerja, disini bisa disimpulkan mereka memutuskan untuk langsung melanjutkan Program Pascasarjana setelah mereka menyelesaikan Program Sarjananya. Namun 13 mahasiswa Pascasarjana memiliki status bekerja paruh waktu ada beberapa alasan yaitu mereka mencari penghasilan tambahan tanpa menganggu waktu perkuliahan atau instansi mereka hanya memberikan ijin kuliah bukan sebagai tugas belajar. Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana Mahasiswa Pascasarjana Gambar 10 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan status bekerja

5.1.4 Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan mahasiswa dapat dilihat pada Gambar 11. Jenis pekerjaan mahasiswa Diploma dari hasil kuesioner diperoleh 92 berstatus mahasiswa, 3 sebagai honorer, 2 sebagai wiraswasta, 2 sebagai swasta dan 1 pekerjaan lain. Sedangkan untuk mahasiswa Sarjana diperoleh 91,3 sebagai mahasiswa, 4,2 untuk pekerjaan lain, 2,7 sebagai honorer, 1,1 sebagai wiraswasta dan 0,8 sebagai ibu rumah tangga, kemudian untuk mahasiswa Pascasarjana diperoleh 50 sebagai PNS, 27 sebagai mahasiswa, 7 sebagai swasta, 6 sebagai wiraswasta, 4 untuk pekerjaan lain, 3 sebagai honorer, dan 3 lainnya sebagai ibu rumah tangga. Dilihat dari segi jenis pekerjaan untuk mahasiswa Diploma dan Sarjana tidak jauh berbeda, sebagian besar dari mereka berstatus sebagai mahasiswa, akan tetapi ada beberapa mahasiswa dari mahasiswa Diploma dan Sarjana ada yang sudah memiliki pekerjaan paruh waktu atau bekerja penuh fulltime sebagai honorer instantsi di tempat asal mereka, mengajar lesprivat atau bimbingan belajar, menjadi supir dosen, staf LSM, peternak ataupun sebagai staf perusahaan swasta, hal ini dikarenakan mereka ingin mendapatkan pendapatan tambahan selama mereka menjalani perkuliahan dan dapat membantu orang tuanya. 50 dari mahasiswa Pascasarjana memiliki pekerjaan sebagai PNS. Mahasiswa- mahasiswa Pascasarjana yang berstatus PNS biasanya memiliki pekerjaan sebagi staf pengajar atau staf dari instansi pemerintahan. 27 mahasiswa Pascasarjana berstatus pekerjaan sebagai mahasiswa, disini bisa disimpulkan mereka memutuskan untuk langsung melanjutkan Program Pascasarjana setelah mereka menyelesaikan Program Sarjananya. Untuk jenis pekerjaan lainnya mahasiswa Pascasarjana umumnya mempunyai pekerjaan sebagai honorer baik honorer dari sebuah universitas atau instansi pemerintahan, bekerja di perusahaan swasta, mempunyai usaha sendiri, staf LSM ataupun sebagai ibu rumah tangga. Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana Mahasiswa Pascasarjana Gambar 11 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis pekerjaaan

5.1.5 Sumber Biaya Pendidikan

Sumber biaya pendidikan adalah sumber biaya yang digunakan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti masa belajar di IPB. Berkaitan dengan status bekerja mahasiswa, terdapat kelompok mahasiswa yang membiayai pendidiannya sendiri maupun oleh sumber lainnya, serta kelompok mahasiswa yang membiayai pendidikannya dari gabungan dua sumber yang berbeda. Pada Gambar 12, terlihat pada mahasiswa Diploma sumber biaya pendidikan didominasi berasal dari orang tua yaitu sebesar 91, selain itu sumber biaya pendidikan berasal dari pendapatan sendiri 4, beasiswa 3, dan saudara 2. Untuk mahasiswa Sarjana bisa dikatakan tidak jauh berbeda dengan mahasiswa Diploma, karena sumber biaya pendidikan yang mendominasi juga berasal dari orang tua yaitu sebesar 73,9. Sumber biaya pendidikan mahasiswa Sarjana selain dari orang tua juga berasal dari beasiswa 13,4, saudara 6,6, pendapatan sendiri 4,1, tempat bekerja 0,9, lainnya 0,6 dan berasal dari suami atau istri 0, 3. Untuk mahasiswa Pascasarjana dari Gamabr 9, terlihat berbeda dibandingkan dengan dua strata lainnya. Pada mahasiswa Pascasarjana didominasi sumber biaya pendidikan yang berasal dari beasiswa sebesar 43,7. Sumber biaya pendidikan reponden mahasiswa Pascasarjana lainnya yaitu, orang tua 28,6, pendapatan sendiri 22,7, tempat bekerja 1,7, saudara 1,7, dan dari suami atau istri 1,7. Dari segi sumber biaya pendidikan, mahasiswa Diploma dan Sarjana tidak jauh berbeda, hal ini terjadi karena sebagai mahasiswa memutuskan untuk langsung mengikuti Program Diploma maupun Program Sarjana setelah mereka menyelesaikan masa sekolah mereka jadi sebagai besar mempunayi sumber biaya pendidikan yang berasal dari orang tua mereka, akan tetapi ada beberapa mahasiswa dari mahasiswa Diploma dan Sarjana yang sudah memiliki pekerjaan paruh waktu atau bekerja penuh fulltime, hal ini dikarenakan mereka ingin mendapatkan pendapatan tambahan selama mereka menjalani perkuliahan dan dapat membantu orang tuanya. Sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana terlihat berbeda dibanding dua strata lainnya, dikarenakan Program Pascasarjana dapat ditempuh setelah mahasiswa menyelesaikan Program Sarjananya. Sumber biaya pendidikan mahasiswa Pasacasarjana yang mendominasi yaitu beasiswa, bisa terlihat disini mahasiswa Pascasarjana mengambil Program Pascasarjana sebagai tugas belajar dari instansi tempatnya bekerja. Sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana bersumber biaya pendidikan dari orang tua, disini bisa disimpulkan mereka memutuskan untuk langsung melanjutkan Program Pascasarjana setelah mereka menyelesaikan Program Sarjananya. Sumber biaya pendidikan mahasiswa Pascasarjana lainnya yaitu berasal dari pendapatan sendiri, bisa dilihat dari status bekerja mereka sebesar 56, mereka bekerja penuh fulltime, kemudian beberapa mahasiswa Pascasarjana memperoleh sumber biaya pendidikannya dari bantuan tempatnya bekerja, saudara ataupun dibiayai oleh suami atau istrinya. Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana Mahasiswa Pascasarjana Gambar 12 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan sumber biaya Pendidikan

5.2 Penilaian Tingkat Kesesuaian Atribut Kualitas Jasa

Tingkat kesesuaian merupakan perbandingan antara kenyataan yang diterima dengan harapan mahasiswa atas kinerja IPB baik untuk Program Diploma, Program Sarjana maupun Program Pascasarjana. Skor tingkat kesesuaian diperoleh dari hasil perbandingan antara skor kinerja dengan skor kepentingan. Analisis dari tingkat kesesuaian ini dapat diberi peringkat berdasarkan skor yang diperoleh dari penghitungan dan pemberian peringkat dimulai dari skor yang tertinggi hingga yang terendah. Peringkat dari tingkat kesesuaian ini dapat digunakan untuk mengetahui kepuasan mahasiswa mahasiswa agar IPB dapat mempertahankan kinerjanya dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan, sehingga harapan pelanggan dapat terpenuhi secara keseluruhan. Penilaian tingkat kesesuaian dari 26 atribut kualitas jasa IPB memperlihatkan bahwa tingkat kesesuaian dari ke-26 atribut tersebut masih dibawah 100. Hal ini berarti semua atribut pelayanan yang diberikan oleh IPB masih dibawah harapan mahasiswa. Oleh karena itu, IPB harus mencari tahu keinginan mahasiswa, melakukan perbaikan yang berkelanjutan, dan meningkatkan kinerjanya agar dapat memuaskan mahasiswa. Daftar atribut kualitas jasa IPB dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 10. Tabel 10 Daftar atribut kualitas jasa IPB No. Dimensi No Atribut Atribut Kualitas Jasa Institut Pertanian Bogor 1 Tangible 1 Kenyamanan ruang kuliah 2 Fasilitas ruang kuliah 3 Kebersihan ruang kuliah 4 Kebersihan kamar mandi 5 Kerapihan ruang kuliah 6 Kerapihan pegawai administrasi 7 Areal Parkir 2 Relibility 1 Dosen memberikan tugas yang mendukung materi perkuliahan 2 Dosen memberikan metode pembelajaran yang up to date 3 Memberikan informasi jadwal perkualiahan secara akurat teliti dan tepat waktu 4 Memberikan informasi nilai, IP dan IPK secara akurat dan tepat waktu 3 Responsiveness 1 Kesigapan satuan pengamanan dalam mengamankan lingkungan kampus 2 Pegawai administrasi cepat dan tanggap melayani mahasiswa misalnya : keluhan, saran dan pelayanan 3 Kesigapan dosen dalam menjawab pertanyaan mahasiswa 4 Kesigapan pembimbing dalam melayani mahasiswa 4 Assurance 1 Kemampuan para dosen dalam menyampaikan materi perkualiahan 2 Kemampuan pegawai administrasi dalam bekerja 3 Sikap para pegawai administrasi dalam memberikan pelayanan misalnya : keramahan dan kesopanan 4 Jaminan pemberian nilai ujian UTS dan UAS tepat waktu 5 Pelaksanaan ujian perbaikan yang tepat waktu 6 Ketepatan dosen mengajar di kelas 7 Ketepatan dalam disiplin perkuliahan 5 Empathy 1 Pelayanan konsultasi dari dosen 2 Masa pendidikan terkontrol oleh dosen 3 Media penyampaian saran, kritik atau keluhan 4 Perhatian dan kesungguhan dari pegawai administrasi dalam melayani mahasiswa