Customer Satisfaction Index Analisis Structural Equation Modeling SEM

pelayanan konsultasi baik di dalam maupun di luar KBM dan adanya pemberian motivasi ketika konsultasi. 24. X 24 25. X – Masa pendidikan terkontrol oleh dosen : menjelaskan adanya upaya dari dosen untuk membantu para mahasiswanya lulus tepat waktu. 25 26. X – Media penyampian saran, kritik atau keluhan : menjelaskan adanya media yang disediakan untuk menyampaikan atau menampung masukan dari mahasiswa. 26 Keseluruhan variabel indikator kepuasan mahasiswa, kinerja mahasiswa, kepercayaan mahasiswa dan image dosen IPB dapat dijelaskan sebagai berikut : – Perhatian dan kesungguhan dari pegawai administrasi dalam melayani mahasiswa: menjelaskan perhatian dan kesungguhan dari pegawai administrasi dalam melayani kegiatan akademik mahasiswa. 1. Y 1 2. Y – Contoh dan ilustrasi yang baik : menjelaskan adanya rasa puas mahasiswa dalam perkuliahan karena IPB menggunakan contoh dan ilustrasi yang baik untuk memecahkan hal-hal yang sulit. 2 3. Y – Metode pembelajaran : menjelaskan adanya rasa puas dari mahasiswa yang ditimbulkan karena adanya penerapan metode pembelajaran yang mempermudah bagi mahasiswa untuk mengingat isi perkuliahan yang sudah dibahas sebelumnya. 3 4. Y – Dosen-dosen terbaik : menjelaskan adanya rasa puas yang didapat oleh mahasiswa selama pelaksanaan pendidikan disebabkan adanya dosen-dosen terbaik yang dimiliki oleh IPB. 4 5. Y – Kepuasan keseluruhan : menjelaskan adanya kepuasan yang didapat oleh mahasiswa secara keseluruhan terhadap pelaksanaan pendidikan di IPB. 5 6. Y – IPK : menjelaskan tentang kinerja akademik mahasiswa dari sisi IPK, yang diukur dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif. 6 7. Y – Kemampuan staf pengajar IPB : menjelaskan kepercayaan mahasiswa terhadap kemampuan staf pengajar IPB. 7 – Merekomendasikan IPB ke orang lain : menjelaskan kepercayaan mahasiswa terhadap IPB, sehingga mahasiswa ada niat untuk merekomendasikan IPB ke orang lain untuk kuliah di IPB. 8. Y 8 9. Y – Kuliah di IPB sampai selesai : menjelaskan kepercayaan mahasiswa terhadap IPB, sehingga mahasiswa berkeinginan menyelesaikan perkuliahannya di IPB sampai selesai dan tidak berfikir untuk tranfer ke universitas lain. 9 – Melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi baik ke program S1, S2 maupun S3 : menjelaskan kepercayaan mahasiswa terhadap IPB, sehingga mahasiswa ada keinginan untuk melanjutkan kuliahnya ke jenjang yang lebih tinggi di IPB. 4 GAMBARAN UMUM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 4.1 Sejarah Singkat IPB 2006 mengatakan bahwa Institut Pertanian Bogor merupakan kelanjutan dari lembaga pendidikan di bidang Pertanian, Kehutanan dan Kedokteran Hewan yang telah dimulai sebelum Perang Dunia II, yaitu Middelbare Landbouwschool Sekolah Menengah Pertanian Atas, Middelbare Bosbouwschool Sekolah Kehutanan Menengah Atas dan Nederlands Indische Veeartsen School Sekolah Dokter Hewan. Pada tahun 1940 Landbouw Hogeschool Bogor, Lembaga Pendidikan Pertanian disahkan pendiriannya yang kemudian ditutup selama pendudukan Jepang. Lembaga pendidikan tinggi tersebut dibuka kembali pada tahun 19461947 dengan nama Fakulteit voor Landbouwwetenschappen Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, dan tanggal 2 Februari 1950 menjadi Fakultas Pertanian, Universiteit Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Universitas Indonesia. Pada tahun 1950 Faculteit voor Diergeneeskunde, dinamakan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Indonesia, dan tahun 1954 diubah menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Pada tahun 1960 di bawah Universitas Indonesia, Fakultas Pertanian mempunyai tiga jurusan, yaitu Jurusan Sosial Ekonomi, Jurusan Pengetahuan Alam dan Jurusan Kehutanan. Pada tahun 1962, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan mempunyai tiga jurusan, yaitu Jurusan Kedokteran Hewan, Jurusan Peternakan dan Jurusan Perikanan Laut. Institut Pertanian Bogor didirikan pada tanggal 1 September 1963 berdasarkan SK. Menteri PTIP No. 411963 dan disahkan dengan SK. Presiden RI No. 2791965, terdiri dari lima fakultas yaitu : Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan. Pada tanggal 30 Oktober 1964 dibuka Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian Fatemeta. Tahun 1975 dibuka Sekolah Pasca Sarjana, yang kemudian menjadi Fakultas Pasca Sarjana pada tahun 1980. Pada tahun 1990 menjadi Program Pascasarjana. Fakultas Sains dan Matematika dan Fakultas Politeknik Pertanian dibuka tahun 1981, dan pada tahun itu juga nama Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian diganti menjadi Fakultas Teknologi Pertanian. Disamping program S1, pada tahun 1980 dibuka program Diploma atau S , dengan lama pendidikan satu tahun S 01 , dua tahun S 02 , atau tiga tahun S 03 . Program pendidikan pasca sarjana ditempuh setelah selesai program S 1 , dengan mengikuti program Magister Sains atau S 2 , dan dapat juga dilanjutkan ke program Doktor atau S 3 . Pada tahun 2000, IPB memiliki 8 fakultas yaitu Pertanian FAPERTA, Kedokteran Hewan FKH, Perikanan, FPIK, Peternakan FAPET, Kehutanan FAHUTAN, Teknologi Pertanian FATETA, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA, dan Ekonomi dan Manajemen FEM. Pada 2 Agustus 2005 berdiri fakultas baru yang ke sembilan yaitu Fakultas Ekologi Manusia FEMA. Mahasiswa S 1 Institut Pertanian Bogor memiliki visi yaitu “Menjadi universitas riset terkemuka di Asia dengan kompetensi utama pertanian tropika, berkarakter kewirausahaan, dan bersendikan keharmonisan”. Beberapa langkah yang diambil IPB untuk mewujudukan visinya adalah : 1 menyelengarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa, 2 mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang, 3 Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, dan 4 mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak asasi manusia. IPB memiliki beberapa tujuan dasar yaitu : 1 menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan fokus menghasilkan lulusan yang sebagaian besar masuk melalui undangan. Konsep ini pernah diakui secara nasional dengan istilah Penelusuran Minat dan Kemampuan PMDK. Mulai tahun 1989 penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan melalui Undangan Saringan Masuk IPB USMI dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri UMPTN. Seiring dengan perkembangan pendidikan belakangan ini, IPB menerapkan lima metode penerimaan mahasiswa yaitu, USMI, SMPTN Seleksi Masuk Perguruan Tinggi atau yang dulunya dikenal dengan UMPTN, BUD Beasiswa Utusan Daerah, PIN Aprestasi Internasional dan Nasional, dan UTM Ujian Talenta Mandiri.

4.2 Visi, Misi dan Tujuan

kompeten, cerdas dan kompetitif, 2 meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terintegrasi sehingga menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat swasta, pemerintah dan lainnya, 3 meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan bantuansubsidi bagi pendidikan mahasiswa, 4 meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun ketangguhan institut, dan 5 menguatkan sistem manajemen untuk menyempurnakan sistem manajemen institut dalam rangka mencapai kesehatan organisasi www.ipb.ac.id.

4.3 Sarana dan Prasarana

Institut Pertanian Bogor menempati tiga kampus yang berlokasi di Kotamadya Bogor, yaitu Kampus Barangsiang, Kampus Gunung Gede dan Kampus Taman Kencana. Awal berdirinya kampus Darmaga yang peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1961, dimulai pada tahun 1969 dengan pindahnya seluruh kegiatan Fakultas Kehutanan IPB ke kampus Darmaga. Pada periode kepemimpinan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Sitanala Arsyad 1987-1992 dan 1992-1996, IPB telah membangun Kampus Darmaga berdasarkan Master Plan 1982. Sampai dengan tahun 1992 di Kampus Darmaga dibagun Gedung Fakultas Teknologi Pertanian, Gedung Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH, Lembaga Sumberdaya Informasi, Laboratorium Analisa dan Produksi Benih, Gedung Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga GMSK Faperta IPB, serta Gedung Pusat Antar Universitas PAU yang terdiri dari PAU Hayati, PAU Bioteknologi dan PAU Pangan dan Gizi. Tahun 1996 telah dibangun Gedung Rektorat IPB dan Gedung Fakultas Peternakan serta Gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Tahun 2000 telah dibangun pula Gedung Fakultas Pertanian, Gedung Fakultas Kedokteran Hewan, dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB, 2005. Pembangunan fisik ini juga telah diimbangi dengan perkembangan program pendidikan S , S 1 , S 2 , dan S 3 , metoda instruksional dan pembinaan kemahasiswaan, perkembangan pusat penelitian dan pusat pengembangan. Pada periode kepemimpinan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. H. Soleh Solahuddin, M.Sc 1996- 1998, IPB telah memiliki 144 Program Studi PS yang tersebar di 8 Fakultas dan Program Pascasarjana; terdiri atas Program Diploma 30 PS, Program Sarjana 39 PS, Program Magister 51 PS, dan Program Doktor 25 PS. Keberadaan program studi ini juga didukung oleh 25 Pusat Studi dan Pusat Pengembangan sehingga tercipta budaya meneliti di kalangan civitas akademika IPB. Pada masa kepemimpinan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Aman Wirakartakusumah 1998-2002, IPB secara proaktif terlibat langsung dalam reformasi pendidikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari gerakan reformasi nasional yang bergulir sejak 1997. Melalui Peraturan Pemerintah No. 154 Tahun 2000, IPB menjadi salah satu dari empat perguruan tinggi nasional berstatus Badan Hukum Milik Negara. Periode kepemimpinan IPB dari masa ke masa dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Kepemimpinan IPB No Nama Masa Jabatan 1 Prof. Dr. Syarif Thayep Ketua Presidium IPB 1963 2 Prof. Dr. A.J. Darman Ketua Presidium IPB 1963 3 Prof. Dr. Ir. Tb. Bachtiar Rifai Rektor IPB 1964 - 1965 4 Prof. Dr. Ir. Sajogyo Rektor IPB 1965 – 1966 5 Prof. Dr. J.H. Hutasoit Ketua Presidium IPB 1966 6 Prof. Dr. Ir. Toyip Hadiwidjaja Rektor IPB 1966 – 1971 7 Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Muhamad Satari Rektor IPB 1971 – 1978 8 Prof. Dr. Ir. H. Andi Hakim Nasution Rektor IPB 1978 – 1987 9 Prof. Dr. Ir. H. Sitanala Arsjad Rektor IPB 1987 – 1996 10 Prof. Dr. Ir. H. Soleh Solahuddin, M.Sc Rektor IPB 1996 – 1998 11 Prof. Dr. Ir. H.R.H.M. Aman Wiratakusumah Rektor IPB 1998 – 2002 12 Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Ansori Mattjik, M.Sc Rektor IPB 2002 – 2007 13 Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc Rektor IPB 2007 - sekarang Sumber : IPB 2009 Penyusunan Rencana Strategis IPB 2020 kemudian diakomodasikan dengan implementasi Otonomi IPB dengan masa transisi kelembagaan selama 5 tahun hingga tahun 2005 dan masa transisi kelembagaan selama 5 tahun hingga tahun 2005 dan masa transisi kepegawaian selama 10 tahun hingga tahun 2010. Dalam perjalanan tersebut berdiri beberapa unit kerja, seperti Jurusan Ilmu Komputer, Kantor Haki dan Alih Teknologi, Kantor Program Internasional, Fakultas Ekonomi dan Manajemen 2001, serta Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama dengan menekankan pada pembinaan akademik dan multi budaya. Pada masa ini terbentuk pula Majelis Wali Amanat MWA sebagai badan tertinggi yang menentukan arah pengembangan IPB termasuk dalam proses pemilihan Rektor IPB IPB, 2006. Dapat dilihat pada Gambar 7 struktur organisasi IPB. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Mahasiswa Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan terhadap 462 mahasiswa mahasiswa Diploma, mahasiswa Sarjana dan mahasiswa Pascasarjana dengan berbagai karakteristik yang telah ditetapkan. Karakteristik yang telah ditetepkan adalah jenis kelamin, usia saat masuk, status bekerja, jenis pekerjaan dan sumber biaya pendidikan.

5.1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara jumlah pria dan wanita. Seperti terlihat pada Gambar 8, jumlah mahasiswa wanita untuk mahasiswa Diploma sebesar 56 dan pria sebesar 44, sedangkan jumlah mahasiswa wanita untuk mahasiswa Sarjana sebesar 58,8 dan mahasiswa pria sebesar 41,2 dan jumlah mahasiswa untuk wanita mahasiswa Pascasarjana sebesar 55 dan jumlah mahasiswa prianya sebesar 45. Dari ketiga strata tersebut dapat terlihat tidak terdapat perbedaan yang mendasar dikarenakan minat untuk belajar dan menempuh ilmu antara pria dan wanita tidak jauh berbeda. Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana Mahasiswa Pascasarjana Gambar 8 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

5.1.2 Usia Saat Masuk

Pada Gambar 9, dapat dilihat kisaran usia saat masuk IPB untuk mahasiswa Diploma didominasi kisaran usia 16-20 tahun sebanyak 98 orang 98. Mahasiswa Sarjana didominasi kisaran usia 16-20 tahun sebanyak 259 orang 98,9 dan untuk mahasiswa Pascasarjana didominasi kisaran usia 21-25 tahun sebanyak 31 orang 31. Dari segi usia saat masuk ke IPB, mahasiswa Diploma dan Sarjana tidak jauh berbeda, karena sebagai mahasiswa memutuskan untuk langsung memilih Program Diploma maupun Program Sarjana setelah mereka menyelesaikan masa sekolah mereka. Sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana terlihat berbeda dibanding dua strata lainnya, dikarenakan Program Pascasarjana dapat ditempuh setelah mahasiswa menyelesaikan Program Sarjananya. Kisaran usia saat masuk mahasiswa Pasacasarjana yang mendominasi bisa dikatakan relatif usia yang muda, bisa terlihat disini mahasiswa memutuskan untuk langsung melanjutkan Program Pascasarjananya setelah mereka menyelesaikan Program Sarjananya. Namun sebagian mahasiswa Pascasarjana memutuskan untuk melanjutkan Program Pascasarjana setelah mereka bekerja. Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana Mahasiswa Pascasarjana Gambar 9 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan usia masuk

5.1.3 Status Bekerja

Pada Gambar 10, dapat dilihat bahwa mahasiswa Diploma yang belum bekerja menempati jumlah terbesar, yaitu sebanyak 92 orang 92, kemudian untuk kelompok mahasiswa yang bekerja paruh waktu sebanyak 7 orang 7, dan yang bekerja fulltime sebanyak 1 orang 1. Untuk mahasiswa Sarjana, yang menempati jumlah terbesar adalah mahasiswa yang berstatus belum bekerja yaitu sebanyak 238 orang 90,84, kemudian untuk kelompok mahasiswa yang bekerja paruh waktu sebanyak 17 orang 6,5, dan yang bekerja fulltime sebanyak 7 orang 2,7. Mahasiswa Pascasarjana didominasi dengan mahasiswa yang berstatus bekerja penuh atau fulltime yaitu, sebanyak 56 orang 56, kemudian untuk mahasiswa Pascasarjana yang berstatus belum bekerja sebanyak 31 orang 31, dan mahasiswa Pascasarjana yang berstatus bekerja paruh waktu sebanyak 13 orang 13. Dari segi status bekerja, mahasiswa Diploma dan Sarjana tidak jauh berbeda, hal ini terjadi karena sebagai mahasiswa memutuskan untuk langsung mengikuti Program Diploma maupun Program Sarjana setelah mereka menyelesaikan masa sekolah mereka, akan tetapi ada beberapa mahasiswa dari mahasiswa Diploma dan Sarjana yang sudah memiliki pekerjaan paruh waktu atau bekerja penuh fulltime, hal ini dikarenakan mereka ingin mendapatkan pendapatan tambahan selama mereka menjalani perkuliahan dan dapat membantu orang tuanya. Status bekerja mahasiswa Pasacasarjana yang mendominasi yaitu bekerja penuh fulltime, bisa terlihat disini mahasiswa Pascasarjana mengambil Program Pascasarjana sebagai tugas belajar dari instansi tempatnya bekerja atau memiliki usaha sendiri jadi lebih fleksibel ketika melakukan kegiatan perkualiahan. Sedangkan untuk mahasiswa Pascasarjana berstatus belum bekerja, disini bisa disimpulkan mereka memutuskan untuk langsung melanjutkan Program Pascasarjana setelah mereka menyelesaikan Program Sarjananya. Namun 13 mahasiswa Pascasarjana memiliki status bekerja paruh waktu ada beberapa alasan yaitu mereka mencari penghasilan tambahan tanpa menganggu waktu perkuliahan atau instansi mereka hanya memberikan ijin kuliah bukan sebagai tugas belajar. Mahasiswa Diploma Mahasiswa Sarjana Mahasiswa Pascasarjana Gambar 10 Presentase karakteristik mahasiswa berdasarkan status bekerja