keterampilan dalam menentukan rata-rata, median dan modal nilai-nilai dari distribusi frekuensi masuk
2 Keterampilan dalam mengenali perbedaan antara populasi sampel iklan dan mengidentifikasi cara-cara untuk memperoleh random berisi sampel;
keterampilan dalam membuat prediksi tentang kemungkinan kejadian karakteristik populasi spesifik berdasarkan frekuensi kejadian dari
karakteristik tersebut dalam sampel acak. 3 Keterampilan dalam mengenali, menciptakan, dan menyatakan hipotesis
alternatif penjelasan kausal dan teori-teori, yang terdiri dari: a Keterampilan dalam membedakan sebuah hipotesis dari sebuah pertanyaan;
b Keterampilan dalam membedakan antara pernyataan yang menjelaskan pengamatan atau generalisasi dari pengamatan dan pernyataan yang
merupakan hipotesis untuk pengamatan; c Keterampilan dalam mengenali hipotesis sementara atau teori;
d Keterampilan dalam membedakan antara penjelasan sementara untuk fenomena hipotesis dan istilah yang digunakan hanya untuk label fenomena
tersebut; e Keterampilan dalam membuat semua kemungkinan kombinasi hipotesis
dengan sistematis. 4 Keterampilan dalam menggeneralisasi dan menyatakan prediksi logis
berdasarkan asumsi hipotesis yang benar dan membayangkan kondisi eksperimen, yang terdiri dari
a Keterampilan dalam membedakan antara hipotesis dan prediksi. 5 Keterampilan dalam merencanakan dan melakukan eksperimen terkendali
untuk menguji hipotesis alternatif, yang terdiri dari: a Keterampilan dalam memilih hipotesis alternatif yang sesuai untuk menguji;
b Keterampilan dalam membedakan antara pengamatan tak terkendali dan percobaan yang melibatkan kontrol;
c Keterampilan dalam mengenali bahwa hanya satu faktor yang dimasukkan menjadi variabel dalam sebuah eksperimen: keterampilan dalam mengenali
faktor variabel yang dimasukkan dan faktor variabel yang dihasilkan dan
keterampilan dalam mengenali faktor-faktor yang tetap konstan di kontrol parsial;
d Keterampilan dalam mengenali eksperimen dan masalah-masalah teknis dalam rancangan eksperimen;
e Keterampilan dalam mengkritisi kesalahan percobaan ketika: rancangan eksperimen yang tidak menghasilkan jawaban dari suatu pertanyaan,
eksperimen tidak dirancang untuk menguji hipotesis yang dinyatakan spesifik, metode pengumpulan data yang tidak reliabel, data yang tidak akurat,
data yang tidak mencukupi jumlah, dan kontrol yang tidak tepat dimasukkan. 6 Keterampilan dalam mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisis
eksperimen yang relevan dengan data yang berhubungan, terdiri dari: a Keterampilan dalam mengenali adanya kesalahan dalam pengukuran;
b Keterampilan dalam mengenali keakuratan dalam pengukuran yang diberikan oleh sifat dari pertanyaan;
c Keterampilan dalam mengorganisir dan menganalisis data: keterampilan dalam membuat tabel dan grafik frekuensi, keterampilan dalam mengukur,
merekam, dan menggambarkan nilai dari dua variabel pada sebuah grafik tunggal, keterampilan dalam membangun sebuah tabel kontingensi variabel
diskontinyu; d Keterampilan dalam melihat elemen-elemen dalam umum untuk beberapa
item data; e Keterampilan dalam mengenali kecenderungan yang berlaku dalam data
ekstrapolasi dan interpolasi; f Keterampilan dalam menerapkan pengertian probabilitas kuantitatif, proporsi,
persentase, dan korelasi dengan fenomena alam dan mengenali ketika variabel terkait dengan penambahan atau penggandaan, menyiapkan persamaan
kuantitatif sederhana untuk menjelaskan hubungan ini, meliputi: keterampilan dalam mengenali hubungan langsung,
bertentangan, atau tidak ada hubungan antara variabel, keterampilan dalam mengenali bahwa ketika dua hal berbeda
secara bersamaan, hubungan itu mungkin kebetulan, tidak kausal,
keterampilan dalam mengenali bukti tambahan yang diperlukan untuk menetapkan sebab dan akibat.
7 Keterampilan dalam menggambarkan dan menerapkan kesimpulan yang masuk akal, yang terdiri dari:
a Keterampilan dalam mengevaluasi data yang relevan dan menggambarkan kesimpulan melalui sebuah perbandingan dari hasil yang nyata dengan hasil
prediksi; b Keterampilan dalam membedakan antara bukti langsung dan tidak langsung;
c Keterampilan dalam mengenali data yang tidak berhubungan dengan hipotesis;
d Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis; e Keterampilan dalam mengenali data yang tidak mendukung hipotesis;
f Keterampilan dalam menggabungkan bukti-bukti baik yang mendukung dan bertentangan dari berbagai sumber untuk mempertimbangkan kemungkinan
kebenaran atau kesalahan hipotesis; g Keterampilan dalam menunda hukuman jika tidak ada bukti bukti atau bukti-
bukti yang ada tidak memenuhi; h Keterampilan dalam mengenali kesementaraan dalam kesimpulan ilmiah;
i Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi;
j Keterampilan dalam mengenali asumsi-asumsi yang harus dilakukan dalam menerapkan kesimpulan untuk situasi baru.
c. Teknik-teknik
Siswa mampu berpikir dan mengungkapkan diri secara kreatif dapat dibantu dengan metode dan teknik-teknik kreatif, yaitu mampu memberikan
bermacam-macam gagasan dan jawaban dalam pemecahan masalah.
Teknik-teknik kreatif itu dapat dilihat diantaranya, sebagai berikut:
44
1 Pemikiran dan perasaan terbuka Cara yang paling mudah untuk merangsang pemikiran kreatif ialah
dengan mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempatan timbulnya berbagai macam jawaban sebagai ungkapan pikiran dan perasaan, serta
dengan membantu siswa mengajukan pertanyaan. 2 Sumbang saran
Teknik untuk memecahkan suatu masalah dalam kelompok kecil sekitar 8-10 orang dengan
“menggali” gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota kelompok. Dalam kelompok kecil ini seorang anak dipilih untuk berperan sebagai
ketua dan siswa lain bertugas mencatat semua gagasan yang muncul. Ketua kelompok menjelaskan masalahnya dan kemudian anggota kelompok
mengungkapkan gagasan secara terbuka dan spontan tidak perlu menunggu giliran
3 Daftar pertanyaan yang memacu gagasan Teknik ini bertujuan melancarkan keluarnya gagasan dalam pemecahan
masalah seperti mengembangkan, meningkatkan, memperbaiki suatu objek atau situasi, dengan meninjau daftar pertanyaan yang membantu melihat hubungan-
hubungan baru. Dasar pertimbangannya ialah bahwa gagasan-gagasan kreatif merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang sebelumnya belum berhubungan.
4 Menyimak sifat benda atau keadaan Teknik ini digunakan untuk menggugah banyak gagasan guna
meningkatkan atau memperbaiki suatu objek atau situasi. Diawali dengan mencatat semua atribut sifat dari suatu objek atau situasi. Kemudian meninjau
masing-masing ciri untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan mengubah atau memperbaiki objek atau situasi tersebut.
5 Hubungan yang dipaksakan Teknik lain untuk merangsang gagasan-gagasan kreatif ialah dengan cara
“memaksakan” suatu hubungan antara objek atau situasi yang dimasalahkan dengan unsur-unsur lain untuk menimbulkan gagasan-gagasan baru. Maksud dari
44
Munandar, op. cit., h. 100-112 .
“memaksakan hubungan” ialah agar dapat melepaskan diri dari hubungan- hubungan yang lazim atau yang sudah menjadi tradisi kebiasaan untuk
mendapatkan kemungkinan-kemungkinan baru. Contoh: memaksakan hubungan antara “meja tulis guru”dan “pohon”. Misalnya: Melihat pohon-pohon di halaman
sekolah menimbulkan gagasan-gagasan untuk menambahkan tempat di samping meja tulis guru yang dibuat dari batang pohon yang dibelah untuk tempat
tanaman. 6 Pendekatan morfologis
Pada teknik pendekatan atau analisis morfologis dengan berusaha memecahkan suatu masalah atau memperoleh ide-ide baru dengan cara mengkaji
dengan cermat bentuk dan struktur masalah. 7 Pemecahan Masalah secara Kreatif PMK
Dimulai dari suatu keadaan yang kacau. Ada sesuatu yang mengganggu, tetapi masalahnya masih samar-samar, dan belum tahu inti masalahnya. Untuk
memecahkan masalah secara kreatif, proses pemecahan berlangsung dalam lima tahap, yaitu:
a Mengumpulkan fakta b Menemukan masalah
c Menemukan gagasan d Menemukan jawaban
e Menemukan penerimaan. Berpikir kreatif dapat dilatih dengan berbagai hal yang telah diuraikan di
atas. Jadi berpikir kreatif bukan turunan atau bakat seseorang tetapi suatu kebiasaan dalam memecahkan persoalan hidup dengan pemikiran-pemikiran yang
baru.
6. Karakterisasi Konsep Dinamika Partikel
Dinamika partikel adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda disertai dengan penyebabnya. Konsep ini dapat dijelaskan dengan peta konsep
yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:
Gambar 2.2 Peta Konsep Dinamika Partikel a.
Materi Dinamika Partikel
1 Pengertian Dinamika Partikel Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak suatu benda
dengan meninjau penyebabnya.
45
Isaac Newton menemukan bahwa semua persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya 3 hukum yang
sederhana.
46
2 Hukum I Newton Gelas yang diletakkan di atas meja datar, terlihat bahwa gelas tetap diam,
karena tidak ada gaya yang bekerja pada gelas. Kelereng yang sedang meluncur di lantai licin yang datar. Jika keadaan lantai licin sempurna, maka kelereng terus
bergerak, karena tidak ada gaya yang menghentikan kelereng. Hal ini disebut sifat
45
Ahmad Zaelani, dkk, 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMAMA, Bandung: Yrama Widya, h. 75.
46
Karyono, dkk, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 51.
Mempelajari
Aplikasi Berdasarkan
DINAMIKA PARTIKEL
GAYA GERAK
HUKUM NEWTON
TEGANGAN TALI
GESEKAN BERAT
BIDANG DATAR
BIDANG MIRING
BERAT
kelembaman benda. Seorang ahli fisika dari Inggris bernama Newton, merumuskan Hukum I Newton,yang berbunyi:
47
Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh gaya pada benda sama dengan nol. Hukum di atas dituliskan:
ΣF = 0 ΣF = resultan gaya N
3 Hukum II Newton Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan
anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak, jika gaya dorong diperbesar mobil bergerak atau jika anda naik sepeda meluncur di jalan raya, jika sepeda
direm, sepeda berhenti. Pada keadaan ini ternyata kecepatan benda selalu berubah atau mengalami percepatan. Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum II
Newton yang berbunyi:
48
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan
berbanding terbalik dengan massa b enda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:
a = ∑F m atau ΣF = m a m = massa benda kg
a = percepatan ms
2
4 Hukum III Newton Seorang wanita menendang tembok dengan sepatunya. Jari kaki wanita
tersebut melakukan tendangan ke tembok sebagai aksi, lalu tembok melakukan hal yang sama pada jari kaki dengan besar energi yang sama namun arah yang
berlawanan. Hal ini dinyatakan dalam hukum Newton III yang berbunyi:
49
“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah. Hukum ini dirumuskan menjadi:
F
aksi
= -F
reaksi
5 Gaya gravitasi atau berat w Berat adalah gaya gravitasi bumi yang dirasakan oleh benda-benda di
sekitar bumi. Sesuai perumusan gaya pada hukum II Newton berat suatu benda
47
Douglas C. Giancoli, Fisika, Terj. dari Physics.oleh Yuhilza Hanum, Jakarta: Erlangga, 2001, Cet. 1, h. 93.
48
Zaelani, op. cit., h. 76.
49
Giancoli, op. cit., h. 97.
didefinisikan sebagai hasil kali massa m dengan percepatan gravitasi g, seperti pada persamaan di bawah berikut:
50
w = m g w = gaya berat N
m = massa benda kg g = percepatan gravitasi ms
2
6 Gaya Gesek f
s
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah
gerak. Gaya ini dirumuskan menjadi:
51
f
s
= �
s
N f
s
= gaya gesek Newton �
s
= koefisien gesekan N = Gaya normal benda Newton
7 Gaya Sentripetal F
s
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan menuju ke pusat lingkaran. Gaya ini disebut gaya sentripetal.
52
F
s
= m v
2
r F
s
= gaya sentripetal N = m ω
2
r m = massa benda kg
v = kecepatan ms r = jari-jari m
8 Gaya Normal N Gaya normal didefinisikan sebagai gaya tekan bidang pada benda yang
arahnya tegak lurus pada bidang sentuh.
53
9 Gaya Tegangan Tali T Gaya tegangan tali adalah gaya tarik yang terjadi karena tarikan tali dan
arahnya sesuai dengan tarikan tali.
54
50
Sri Handayani dan Ari Damari, Fisika untuk SMAMA Kelas X, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 82.
51
Zaelani, op. cit., h. 84
52
Giancoli, op.cit., h. 136.
53
Ari Damari dan Sri Handayani, Kupas Fisika SMA, Jakarta: Wahtumedia, 2007, h. 26
54
Damari, Ibid.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan penerapan metode teams games
tournament berbasis animasi adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Zafer Tanel dan Mustafa Erol 2008 yang berjudul “Effects of Cooperative Learning on Instructing Magnetism:
Analysis of an Experimental Teaching Sequence”. Hasil peneltian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kelas eksperimen yang mengindikasikan kesuksesan dibandingkan dengan kelas
kontrol.
55
2. Penelitian yang dilakukan oleh Heni Purwati 2008 yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan
Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV”. Sampelnya adalah siswa
kelas IV SDI Al Azhar 14 Semarang tahun pelajaran 2007 2008. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Team Games
Tournament berbantuan media animasi grafis. Tujuannya untuk mengetahui keefektifan pembelajaran berbasis penerapan TGT berbantuan animasi grafis
terhadap hasil belajar. Kesimpulannya adalah model pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan sebesar
80,3 .
56
3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Julaiha 2011 yang berjudul “Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament TGT terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas XI IPS”. Bentuk Penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan rancangan Non Equivalen Control Group Design. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan Uji U Mann Whitney diperoleh Z
tabel
≤ Z
hitung
sehingga
55
Zafer Tanel dan Mustafa Erol, Effects of Cooperative Learning on Instructing Magnetism: Analysis of an Experimental Teaching Sequence Physic Education, 2008, Journal
Physic Eduaction, 2, h. 124.
56
Heni Purwati, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV, Tesis pada IKIP PGRI, 2008.