Perkembangan Konsep Asam Basa

146 Burdge Overby, 2015 Beberapa indikator adalah pigmen tanaman. Pigmen tanaman yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa adalah kubis merah. Ekstrak pigmen dari kubis merah dapat memberikan warna berbeda pada variasi pH Chang Goldsby, 2013

B. Perkembangan Konsep Asam Basa

Pada jaman dahulu istilah asam dan basa sudah dikenal. Istilah asam berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka yang mengandung unsur pokok asam asetat H 3 CCOOH. Sedangkan alkali berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Banyak teori yang mencoba menerangkan sifat asam-basa salah satunya adalah Lavoisier tahun 1777. Lavoisier menyatakan bahwa oksigen merupakan suatu unsur dasar yang dimiliki oleh semua asam. Sedangkan pada tahun 1810, Davy menunjukkan bahwa asam muriatat yaitu asam hidroklorida tidak mengandung oksigen hanya hidrogen dan klor, sehingga ditetapkanlah bahwa hidrogenlah yang menjadi unsur dasar di dalam asam. 4 Teori Arrhenius Arrhenius mengajukan teori bahwa elektrolit yang di larutkan di dalam air akan terurai menjadi ion-ion. Jika elektrolit tesebut kuat maka terurai sempurna sedangkan elektrolit lemah terurai sebagian. Arrhenius menyatakan bahwa asam adalah suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen H + , misalnya HCl. HClaq H + aq + Cl - aq Sedangkan basa adalah suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan in hidroksida OH - NaOHaq Na + aq + OH - aq Teori Arrhenius berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu. Asam yang memiliki daya konduksi yang paling baik yaitu asam kuat merupakan katalis paling efektif. Semakin tinggi konsentrasi H + di dalam larutannya maka asam semakin kuat. 5 Teori Bronsted-Lowry 147 Teori Arhenius memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat mengenal senyawa basa kecuali yang menghasilkan OH - . Selain itu, sejak zaman Arrhenius telah banyak reaksi yang menggunakan pelarut bukan air seperti ammonia cair. Misalnya ammonium klorida dan natrium amida bereaksi di dalam ammonia cair sebagai berikut : Reaksi lengkap: NH 4 Cl + NaNH 2 NaCl + 2NH 3 Reaksi ion: NH 4 + + Cl - + Na + + NH 2 - Na + + Cl - + 2NH 3 Reaksi ion bersih: NH 4 + + NH 2 - 2NH 3 Reaksi ion bersih dianggap suatu reaksi asam-basa dengan NH 4 + analog H + dan NH 2 - dengan OH - . Reaksi tersebut dapat dijelaskan dengan teori asam basa yang diajukan oleh J.N. Bronsted di Denmark dan T.M. Lowry di Inggris pada tahun 1923. Menurut teori Bronsted-Lowry, suatu asam adalah donor proton dan suatu basa adalah akseptor proton, seperti ditunjukkan dalam reaksi : NH 4 + + NH 2 - NH 3 + NH 3 NH 3 pelarut adalah basa konjugat dari asam NH 4 + dan juga merupakan asam konjugat dari basa NH 2 - Goldberg, 2008. Contoh reaksi yang lain adalah reaksi ammonia dengan air : NH 3 + H 2 O NH 4 + + OH - Dalam reaksi tersebut, H 2 O bertindak sebagai asam karena memberikan satu proton yang diambil oleh NH 3 . Dengan dmikian, NH 3 bersifat basa karena menerima proton. Dalam reaksi balik, NH 4 + adalah asam dan OH - adalah basa. Asam dan basa yang saling mengait sebagai pasangan NH 3 NH 4 + atau pasangan H 2 OOH - disebut pasangan konjugat. Jika, molekul NH 3 dilihat sebagai basa, ion NH 4 + merupakan asam konjugat dari NH 3 . Demikian juga, H 2 O merupakan asam dan OH - merupakan basa konjugat dari H 2 O Petrucci, 2011. 6 Teori Lewis Pada tahun 1923, G. N Lewis mengajukan teori asam basa yang erat kaitannya dengan ikatan dan struktur. Teori ini tidak terbatas pada reaksi yang melibatkan H + danOH - , namun memperluas konsep asam basa ke reaksi dalam gas dan padatan. Teori ini digunakan untuk menjelaskan reaksi molekul organik. Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2 148 Asam Lewis adalah spesies yang merupakan akseptor pasangan elektron, dan basa Lewis adalah spesies yang merupakan donor pasangan elektron. Reaksi antara asam Lewis dan basa Lewis menghasilkan pembentukan satu ikatan kovalen diantara keduanya. Asam mempunyai orbital yang belum terisi penuh dan kekurangan elektron, sedangkan basa mempunyai pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. Spesies dengan kulit valensi tak lengkap adalah asam Lewis. Bila asam Lewis membentuk ikatan kovalen koordinat dengan basa Lewis, oktetnya menjadi lengkap. Petrucci, 2011

C. Kesetimbangan air

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24