Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif Prestasi Belajar Peserta Didik

72

3. Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif Prestasi Belajar Peserta Didik

Hasil belajar merupakan pencapaian peserta didik yang berupa perubahan perilaku dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Perubahan perilaku ini dapat meliputi ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pada penelitian ini ketiga ranah tersebut dievaluasi menggunakan instrumen masing- masing. Hasil belajar ranah kognitif menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Hasil belajar ranah kognitif biasa disebut dengan prestasi belajar. Pada penelitian ini, hasil belajar ranah kognitif diukur melalui tes yang dilaksanakan pada pertemuan terakhir. Hasil tes antara kelas eksperimen dan kontrol kemudian dianalisis. Analisis yang digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti kombinasi model pembelajaran Learning Cycle 5E dan STAD dengan yang tidak mengikuti model pembelajaran tersebut adalah analisis kovarian anakova. Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai sig 0,05. Hasil analisis kovarian atau anakova menunjukkan nilai sig sebesar 0,381. Nilai sig tersebut lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar ranah kognitif antara kelas yang menggunakan kombinasi model pembelajaran Learning Cycle 5E dan STAD dengan kelas yang menggunakan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E, jika pengetahuan awal peserta didik dikendalikan secara statistic. Besarnya sumbangan model pembelajaran yang digunakan terhadap hasil belajar ranah kognitif adalah sebesar 1,4. 73 Kendati demikian, jika dilihat dari rata-rata tes hasil belajar terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki rata-rata sebesar 78,43 dan kelas kelas kontrol sebesar 72,87. Data tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar ranah kognitif dimana rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, namun angka tersebut tidak bermakna secara statistik. Jika dibandingkan dengan pengetahuan awalnya, baik kelas eksperimen maupun kontrol mengalami penurunan. Kelas eksperimen memiliki pengetahuan awal sebesar 81,03 turun menjadi 78,43. Sedangkan untuk kelas kontrol, nilai pengetahuan awalnya adalah 77,50 dan turun menjadi 72,87. Dalam penelitian ini, kuis diberikan pada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol di setiap akhir pembelajaran. Kuis diberikan untuk mengevaluasi peserta didik pada setiap pertemuan. Adapun hasil kuis peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik Perbedaan Rata-rata Hasil Kuis Kelas Eksperimen dan Kontrol 92,55 93,21 68,1 98,28 91,63 91,67 50 88,33 20 40 60 80 100 Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3 Kuis 4 Eksperimen Kontrol 74 Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan rata- rata hasil kuis kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata hasil kuis peserta didik pada kelas eksperimen untuk empat pertemuan adalah 88,03. Sedangkan, rata-rata hasil kuis peserta didik pada kelas kontrol untuk empat pertemuan adalah 80,41. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pada pertemuan ke tiga rata-rata hasil kuis peserta didik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami penurunan dari pertemuan sebelumnya. Materi pembelajaran pada pertemuan ketiga ini adalah pH asam kuat, basa kuat, asam lemah, dan basa lemah. Materi yang dipelajari di pertemuan ketiga cukup padat, dan pada proses pembelajaran peserta didik membutuhkan waktu diskusi yang lebih lama dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Materi pada pertemuan ketiga membutuhkan banyak latihan dan variasi soal. Latihan soal yang diberikan pada langkah elaborasi hanya dapat dibahas beberapa soal saja, sehingga peserta didik belum mengetahui jawaban yang benar untuk variasi soal lainnya. Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disebabkan oleh karakteristik peserta didik yang hampir sama anatara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang hampir sama. SMAN 1 Klaten merupakan sekolah favorit yang cukup bagus sehingga peserta didiknya pun memiliki kemampuan yang bagus. Selain itu, penerapan model pembelajaran yang baru memerlukan waktu bagi peserta didik untuk beradaptasi dengan kondisi kelas yang awalnya bersifat klasikal. Dengan demikian, 75 pemberian perlakuan yang berbeda tidak memberikan perbedaan yang bermakna. Tidak adanya perbedaan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5E yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif STAD tidak memberikan pengaruh yang bermakna pada hasil belajar kognitif. Dalam penerapan kombinasi model pembelajaran Learning Cycle 5E dan STAD, Learning Cycle 5E lebih berperan dalam pembentukan pengetahuan peserta didik. Pembentukan pengetahuan ini berimplikasi pada hasil belajar ranah kognitif yang diperoleh peserta didik. Proses pengkonstruksian pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan mengenai persamaan dan perbedaan tentang sesuatu hal, dan kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada yang lain Siregar Nara, 2010. Aunurrahman 2013 menjelaskan bahwa keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat bersumber dari dalam dirinya internal dan dari luar dirinya atau lingkungan eksternal. Contoh faktor internal adalah konsentrasi belajar. Kesulitan berkonsentrasi dapat menjadi kendala dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Adanya ulangan harian setelah jam pelajaran kimia dapat mempengaruhi konsentrasi peserta didik sehingga kurang fokus mengikuti pembelajaran. Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran lingkungan sosial atau dalam hal ini adalah teman sebaya. Teman sebaya dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif. Teman sebaya dapat memberikan motivasi untuk belajar, namun teman sebaya dapat juga mengganggu belajar. 76

4. Perbedaan Hasil Belajar Ranah Afektif Peserta Didik

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24