Hasil Belajar Kajian Teori

18 e. Evaluasi Pada tahap terakhir ini, guru mengamati pemahaman peserta didik tentang konsep baru yang diterapkan. Melalui evaluasi diri, peserta didik dapat mengetahui kemajuan dan kekurangan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut juga dapat dijadikan bahan evaluasi bagi guru mengenai penerapan proses, apakah berjalan baik, cukup baik ataukah masih kurang Wena, 2008 Pada pembelajaran Learning Cycle 5E yang merupakan bagian dari pendekatan konstruktivistik ini, guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan peserta didik dibantu untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan lebih memahami jalan pikiran peserta didik dalam belajar. Strategi pembelajaran siklus dapat dilihat pada Gambar 1Wena, 2008. Gambar 1. Strategi Pembelajaran Siklus

6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pencapaian peserta didik yang berupa perubahan perilaku dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Perubahan perilaku ini cenderung menetap. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi 3 1 Tahap Pembangkitan Minat 2 Tahap Eksplorasi 3 Tahap Penjelasan 4 Tahap Elaborasi 5 Tahap Evaluasi 19 ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Keberhasilan peserta didik dalam belajar dapat diketahui dari keberhasilan peserta didik tersebut mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru. Hasil belajar dapat diperoleh melalui evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik Jihad Haris, 2010. a. Ranah kognitif Ranah kognitif menekankan pada aspek pengembangan kemampuan intelektual. Ranah ini mencakup 6 jenjang yang meliputi. 1 Pengetahuan Jenjang paling rendah pada ranah kognitif adalah pengetahuan. Jenjang ini menekankan pengenalan kembali fakta dan prinsip. Jenjang pengetahuan mencakup pengetahuan khusus atau mengingat kembali informasi, pengetahuan tentang cara atau prosedur, dan pengetahuan universal dan abstraksi dalam suatu bidang Soegeng Maryadi, 2015. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, yaitu: mendeskripsikan, mengidentifikasikan, mendefinisikan, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan dan mereproduksi Majid, 2014. 2 Pemahaman Jenjang ini setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Kemampuan menangkap makna dari suatu konsep sangat diperlukan dalam pemahaman. Kemampuan menangkap makna membutuhkan adanya hubungan antara konsep dengan makna yang terdapat dalam konsep tersebut. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah menjelaskan, meramalkan, memperkirakan, mengubah dan memberi contoh Sudjana, 2009. 20 3 Penerapan Jenjang ini setingkat di atas pemahaman. Ide umum, metode, prinsip serta teori diterapkan dalam situasi baru yang konkret. Kata kerja operasional yang dapat digunakan yaitu: mengubah, mendemonstrasikan, memanipulasi, menemukan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan dan menggunakan Majid, 2014. 4 Analisis Jenjang keempat dalam ranah kognitif ini menuntut kemampuan peserta didik untuk memisah materi dari bagian-bagian penyusunnya dan mendeteksi hubungan antar bagian serta bagaimana materi tersebut diorganisir. Kata kerja operasional yang dapat digunakan yaitu : menghubungkan, memisahkan, memilih, memerinci, mengilustrasikan dan mengkategorikan Jihad Haris, 2010. 5 Sintesis Jenjang kelima ini menuntut peserta didik untuk menggabungkan berbagai faktor untuk membentuk sesuatu yang baru. Kata kerja operasional yang dapat digunakan yaitu: menyusun, menyimpulkan, menghubungkan, mengkonstruksi dan merancang Sudjana, 2009. 6 Evaluasi Jenjang dimana situasi, keadaan, pernyataan atau konsep dinilai peserta didik berdasarkan kriteria tertentu. Guru harus menciptakan kondisi yang mendukung sehingga peserta didik mampu menyusun kriteria standar dalam evaluasi. Kata kerja operasional yang digunakan yaitu: menafsirkan, mempertimbangkan, membenarkan dan mengkritik Majid, 2014. 21 b. Ranah afektif Ranah afektif dapat diartikan sebagai internalisasi sikap batiniah apabila individu sadar akan nilai yang diterima kemudian mengambil sikap dalam rangka pembentukan nilai dan penentuan tingkah laku Majid, 2014. Ranah ini mencakup kemampuan konatif dan emotif. Konatif meliputi minat, sikap, bakat, motivasi dan keinginan. Sedangkan, emotif meliputi perasaan, apresiasi, emosi dan penghayatan. Ranah afektif mencakup lima jenjang yaitu: menerima, menanggapi, menilai, organisasi, dan karakterisasi dengan suatu nilai Soegeng Maryadi, 2015. Kelima jenjang pada ranah afektif tersebut dijelaskan oleh Jihad 2010 sebagai berikut. 1 Menerima receiving, diharapkan peserta didik mampu menerima dan memperhatikan fenomena atau rangsangan tertentu. Kata-kata operasional yang digunakan yaitu: memilih, mengikuti, memberikan, menanyakan dan mendeskripsikan. 2 Menjawab responding, selain peka pada suatu fenomena, peserta didik diharapkan mampu memberikan reaksi yang berupa kemauan peserta didik untuk menjawab secara sukarela atau membaca tanpa ditugaskan. Kata-kata operasional yang digunakan yaitu: membaca, melakukan, membantu, mendiskusikan, dan menjawab. 3 Menilai valuing, peserta didik diharapkan mampu memberikan penilaian terhadap suatu objek, fenomena atau tingkah laku dengan konsisten. Kata-kata operasional yang digunakan yaitu: memilih, mengikuti, mengambil bagian, melengkapi dan mengusulkan. 22 4 Organisasi organization, diharapkan peserta didik mampu menyatukan nilai- nilai yang berbeda, memecahkan masalah dan membentuk suatu sistem nilai. Kata-kata operasional yang digunakan yaitu: menggabungkan, mengatur, mengubah, menggeneralisasikan, membandingkan, dan memodifikasi. 5 Karakterisasi dengan suatu nilai, internalisasi nilai-nilai pada diri individu. Kata-kata yang dapat digunakan yaitu: bersifat obyektif, bijaksana, berkepribadian dan adil. c. Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik merupakan kemampuan untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Tindakan secara fisikal ini dapat berupa: pelaksanaan pekerjaan, penggunaan peralatan, berkomunikasi, dan berkarya atau berproduksi. Majid 2014 mengelompokkan kata-kata operasional psikomotorik menjadi: 1 Muscular or motor skil; menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, dan menampilkan. 2 Manipulations of materials or objects; menyusun, mereparasi, membersihkan, memindahkan dan membentuk. 3 Neuromuscular coordination; menghubungkan, memasang, mengamati, menerapkan, menarik dan menggunakan.

7. Materi Asam Basa

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24