19
Bahan kajian yang digunakan sebagai landasan teoretis dalam penelitian ini adalah mengenai teori tentang keterampilan membaca intensif, teori yang
berkaitan dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dalam membaca, dan teori yang berkaitan dengan teknik Repetisi. Paparan mengenai
teori-teori tersebut adalah sebagai berikut.
2.2.1 Pengertian Membaca
Menurut Finocchiaro and Bonomo dalam Tarigan 1987:8 menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang bersangkutpaut dengan bahasa. Oleh
karena itu, para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori yang
sama yang telah mereka tanggapi sebelum itu, sehingga ketika kita membaca kita membuat bunyi dalam kerongkongan kita. Kita membaca lebih cepat kalau kita
tahu bagaimana cara mengatakan serta mengelompokkan bunyi-bunyi tersebut dan kalau kita tidak tertegun-tegun melakukannya. Oleh karena itu, maka sangat
penting sekali diingat agar setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, urutan bunyi, intonasi, atau jeda haruslah dijelaskan sebelum para pelajar disuruh
membaca dalam hati ataupun membaca lisan. Membaca pada hakikatnya adalah proses berpikir. Seorang ahli membaca
yang bernama Edward L. Thorndike, menyatakan Reading as Thinking and Reading as Reasoning yang artinya, bahwa proses membaca itu sebenarnya tak
ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang berpikir dan bernalar. Dalam membaca ini terlibat aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami,
membeda-bedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi,
20
dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan Nurhadi 2005:13.
Membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung, namun bersifat komunikatif. Komunikasi antara pembaca
dan penulis akan semakin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik. Pembaca hanya dapat berkomunikasi dengan karya tulis yang digunakan
oleh pengarang sebagai media untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan pengalamannya. Dengan demikian, pembaca harus mampu menyusun pengertian-
pengertian yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang disajikan oleh pengarang sesuai dengan konsep yang terdapat pada diri pembaca.
Adapun Haryadi 2006:1-2 menyatakan bahwa membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mempunyai pengertian 1 membaca
sebagai proses melisankan paparan tulis; 2 membaca sebagai kegiatan mempersepsi tuturan tertulis; 3 membaca adalah penerapan seperangkat
keterampilan kognitif untuk memperoleh pemahaman dari tuturan yang dibaca; 4 membaca sebagai proses pemberian makna kepada simbol-simbol visual; 5
keterampilan bahasa yang mempunyai kegiatan melisankan mempersepsi penerapan keterampilan kognitif dan pemahaman berpikir; dan bernalar serta
pemberian makna terhadap simbol-simbol visual; 6 membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-katabahasa tulis; 7 dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan
sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian; 8 membaca adalah kemampuan untuk melihat lambang-lambang
21
tertulis tersebut melalui fonik suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan, berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan-ejaan biasa menjadimenuju
membaca lisan; 9 membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam
kata-kata yang tertulis; dan 10 membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulis.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses atau kegiatan yang kompleks dan rumit yang
melibatkan banyak hal untuk memperoleh informasi yang disampaikan penulis melalui lambang-lambang atau bahasa tulis.
Dari beberapa perbedaan atau banyaknya pengertian tentang membaca yang membedakan sebenarnya hanyalah tentang lingkup masalah yang
dikemukakan. Dari lingkup ini dapat disimpulkan bahwa membaca dapat dibagi menjadi tiga yaitu pertama, pengertian sempit maksudnya bahwa membaca
hanyalah sebagai proses pengenalan simbol-simbol tertulis. Kedua, pengertian agak luas, maksudnya di samping membaca sebagai pengenalan simbol-simbol
tertulis juga membaca sebagai proses pemanduan atau penataan berbagai unsur makna menjadi satu kesatuan ideal. Ketiga, pengertian luas yaitu dari kedua hal di
atas membaca juga merupakan proses atau kegiatan memberikan reaksi kritis terhadap bacaan dalam menentukan signifikasi, nilai, fungsi dan hubungan isi
bacaan itu dengan suatu masalah kehidupan yang lebih luas serta dampak dari masalah yang dipaparkan pengarang.
22
2.2.2 Tujuan Membaca