Metode Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC

37

2.2.6.1 Metode Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC

Pengertian ”metode” tergantung pada metode itu sendiri. ”Metode” didefinisikan secara beraneka ragam, di antaranya adalah a seperangkat prosedur mengajar; b pengesampingan prosedur-prosedur mengajar; c pengutamaan suatu keterampilan bahasa; d jenis dan jumlah kosakata dan struktur; e apa yang diajarkan, bagaimana mengajarkannya, dan kapan suatu metode diajarkan. Kriteria yang dapat digunakan untuk memilih suatu metode adalah a sesuai dengan tujuan pelajaran; b sesuai dengan waktu, tempat, dan fasilitas yang tersedia dan dengan tugas guru; c sesuai dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pelajaran; d menarik bagi murid; e maksud serta tujuannnya dipahami oleh murid; dan f sesuai dengan kecakapan guru Suhendar dan Supinah 1993:2- 3. Metode menurut Haryadi 2006:42 dalam hal ini metode membaca reading method merupakan tingkat penerapan teori-teori membaca yang ada pada tingkat model membaca. Penerapan metode membaca dilakukan dengan cara melakukan pemilihan kemahiran khusus yang akan digunakan untuk membaca, yaitu kemahiran memanfaatkan informasi visual dan nonvisual. Metode membaca mengacu pada tahap-tahap secara prosedural dalam membaca yang dimulai adanya stimulus, stimulus diterima alat visual, stimulus diteruskan ke otak, dan di otak dipahami, diinterpretasi, dan atau dikritisi. Adapun menurut Sanjaya 2008:147 metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode 38 digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat bergantung kepada cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Slavin dalam Sanjaya 2008:242 mengemukakan dua alasan dalam pengajaran kooperatif, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pengajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima, kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pengajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam proses berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Pengajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara empat sampai dengan enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda heterogen. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan reward, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan 39 memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok Sanjaya 2008:242-243. Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC adalah bagian metode kooperatif yang komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis kelas tinggi. Dalam CIRC, siswa dikelompokkan berdasarkan perbedaan masing-masing sebanyak empat orang. Mereka terlibat ke dalam rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan satu dengan yang lainnya, menulis tanggapan terhadap cerita, saling membuatkan ikhtisar, berlatih pengejaan, serta berlatih perbendaharaan kata Suyatno 2004:35. Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan Cooperative Integrated Reading and Composition adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif jika para siswa yang bekerja dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan- kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosakata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim. Tujuan utama dari Cooperative Integrated Reading and Composition adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas Slavin 2008:201. Slavin 2008:204 menyatakan bahwa Cooperative Integrated Reading and Composition terdiri atas tiga unsur penting, yaitu: 40 1. Pengajaran langsung dalam memahami bacaan. Para siswa menerima pengajaran langsung dalam kemampuan khusus memahami bacaan, seperti mengidentifikasi gagasan utama, memahami hubungan sederhana, dan membuat simpulan. Setelah menyelesaikan tiap pelajaran, para siswa melakukan kegiatan memahami bacaan sebagai sebuah tim. Para siswa dibagi ke dalam pasangan atau trio dalam kelompok membaca mereka, dan selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi ke dalam tim yang terdiri atas pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca. Misalnya, sebuah tim biasa saja terdiri atas dua siswa dari kelompok membaca tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok membaca tingkat rendah. Pertama, para siswa berusaha meraih kesepakatan terhadap satu rangkaian soal dalam lembar kegiatan, kemudian saling menilai satu sama lain, dan mendiskusikan masalah-masalah yang masih tersisa dalam rangkaian soal yang kedua. Anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja individual mereka. 2. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita. Para siswa menggunakan bahan-bahan bacaan dasar maupun novel. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca yang diarahkan guru. Dalam kelompok-kelompok ini, guru menentukan tujuan dari membaca, memperkenalkan kosakata baru, mengulang kembali kosakata lama, mendiskusikan ceritanya setelah para siswa selesai membaca, dan sebagainya. Diskusi mengenai cerita disusun untuk menekankan kemampuan-kemampuan tertentu seperti membuat dan mendukung prediksi dan mengidentifikasikan masalah dalam bentuk narasi. 41 3. Seni berbahasa dan menulis terintegrasi. Tujuan utama dari para pengembang program Cooperative Integrated Reading and Composition terhadap pengajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pengajaran menulis dan seni berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Dalam program Cooperative Integrated Reading and Composition, para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka. Pengajaran mekanika bahasa benar-benar terintegrasi sekaligus menjadi bagian dari pengajaran menulis, dan pengajaran menulis sendiri terintegrasi dengan pelajaran memahami bacaan baik dengan keterpaduan kegiatan-kegiatan proses menulis dalam program membaca maupun dengan penggunaan kemampuan memahami bacaan yang baru dipelajari dalam pengajaran menulis. Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC adalah metode yang digunakan untuk pengajaran membaca dan menulis tingkat tinggi. Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacanakliping. Adapun langkah-langkahnya adalah 1 guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen; 2 guru memberikan wacanakliping sesuai dengan topik pembelajaran; 3 siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacanakliping dan 42 ditulis pada lembar kertas; 4 mempresentasikanmembacakan hasil kelompok; 5 guru membuat simpulan bersama; dan 6 penutup. Pada metode Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC mempunyai kelebihan, yaitu 1 siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas; dan 2 dilatih untuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain.

2.2.6.2 Teknik Repetisi

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24