Tidakan Perbaikan dengan Lean Manufacturing

D = 302 . 359 19 895 . 48 ... 847 . 70 430 . 41 379 . 17 302 . 359 19 × + + + + − × x 100 = 738 . 6826 520 . 1939 738 . 6826 − x 100 = 71.58 - Perhitungan Efisiensi Efisiensi untuk pengelompokan work centre kerja berdasarkan lintasan produksi aktual dihitung dengan rumus: Efisiensi = 100 . 1 × ∑ = C n Si n i Di mana: C = Waktu Siklus Maka Efisiensi = 100 302 . 359 19 520 . 1939 × × = 28.41 Waktu Kosong = 100 - Efisiensi = 100 - 28.41 = 71.59 - Indeks Penghalusan Smoothness Index SI Adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relatif dari penyeimbang lini lintasan produksi tertentu. SI = ∑ = − N i i WSK WSK 1 2 max WSK max = Waktu terbesar dari work centre terbentuk WSK i = Waktu work centre ke –i yang terbentuk N = Jumlah work centre yang terbentuk Maka, Smoothness index yang diperoleh yaitu: SI = ∑ = − + + − + − N i 1 2 2 2 895 . 48 302 . 359 ..... 430 . 41 302 . 359 379 . 17 302 . 359 SI = 1204.64 Setelah waktu siklus lini, nilai balance delay, efisiensi, waktu kosong dan smoothness index lintasan aktual proses pembuatan parabola diperoleh. Maka dilakukan penyeimbangan lintasan perakitan dengan metode yang digunakan adalah Helgeson dan Birnie Ranked Potitional Weight, yaitu dengan melakukan langkah – langkah berikut : - Presedence Diagram Membuat precedence diagram untuk setiap proses pembuatan parabola dapat dilihat pada Gambar 5.12. Gambar 5.12. Precedence Diagram Pembuatan Parabola Gambar 5.12. Precedence Diagram Pembuatan Parabola - Matriks Precedence Hubungan antara elemen kerja dibuat dalam bentuk matriks, terdapat hubungan dengan nilai -1, 0, dan +1. Hubungan precedence akan bernilai +1 apabila hubungan elemen kerja yang hendak dihubungkan memiliki hubungan maju dengan elemen kerja yang lain hubungan depan. Akan bernilai nol apabila tidak ada hubungan antar elemen kerja, dan bernilai -1 bila terjadi hubungan ke belakang hubungan sebaliknya dari keterangan nilai +1. Matriks precedence dapat dilihat pada Tabel 5.23. 1 2 3 8 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 17.379 41.430 70.847 62.503 276.920 40.659 38.564 219.043 4.671 70.945 41.680 46.225 46.320 359.302 104.499 143.411 280.324 25.893 48.895 Tabel 5.23. Matriks Precedence Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 X 1 1 1 1 1 1 2 -1 X 1 1 1 1 1 3 -1 -1 X 1 1 1 1 4 X 1 1 1 1 1 5 -1 X 1 1 1 1 6 -1 -1 X 1 1 1 7 X 1 1 1 8 -1 -1 -1 X 1 1 1 9 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 X 1 1 10 X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 -1 X 1 1 1 1 1 1 1 1 12 -1 -1 X 1 1 1 1 1 1 1 13 -1 -1 -1 X 1 1 1 1 1 1 14 -1 -1 -1 -1 X 1 1 1 1 1 15 -1 -1 -1 -1 -1 X 1 1 1 1 16 -1 -1 -1 -1 -1 -1 X 1 1 1 17 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 X 1 1 18 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 X 1 19 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 X Sumber: Pengolahan Data - Penentuan Ranking untuk Setiap Elemen Kerja Berdasarkan matriks precedence, bobot dari setiap elemen kerja dapat diperoleh dari penjumlahan waktu pengerjaan elemen kerja dikalikan dengan nilai matriks hubungan antar elemen. Bobot Elemen 1 = Waktu Elemen 2 x 1 + Waktu Elemen 3 x 1 + Waktu Elemen 8 x 1 + Waktu Elemen 9 x 1 + Waktu Elemen 18 x 1 + Waktu Elemen 19 x 1 = 41.43 + 70.847 + 219.043 + 70.945 + 25.893 + 48.895 = 468.611 Untuk pembobotan elemen selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama, dapat dilihat pada lampiran 4. Sehingga diperoleh ranking dari pembobotan elemen yang telah dilakukan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.24. berikut. Tabel 5.24. Pengurutan Berdasarkan Bobot Rank Waktu Elemen detik Bobot Elemen Kerja 1 70.945 1096.559 10 2 41.69 983.924 11 3 46.225 896.009 12 4 46.32 803.464 13 5 17.379 468.611 1 6 41.43 409.802 2 7 359.302 397.842 14 8 276.92 373.054 4 9 70.847 297.525 3 10 4.671 293.831 7 11 62.503 164.175 8 12 40.659 55.475 5 13 38.564 -23.748 6 14 359.302 -65.959 15 15 104.499 -313.869 16 16 219.043 -478.185 9 17 280.324 -737.604 17 18 25.893 -1815.84 18 19 48.895 -1890.63 19 Sumber: Pengolahan Data - Pembentukan Work Centre Usulan Setelah dilakukan perankingan berdasarkan bobot, maka selanjutnya dibentuk work centre usulan dengan metode Helgelson dan Birnie Kumulatif Elemen 10 = Waktu Siklus – Waktu Elemen 10 = 359.302 - 70.945 = 288.357 Karena nilai kumulatif elemen 10 bernilai positif, maka elemen 10 masuk ke dalam work centre 1, demikian juga untuk elemen selanjutnya. Tetapi apabila ada nilai kumulatif elemen sudah bernilai negatif maka elemen tersebut keluar dari work centre 1 dan masuk kedalam work centre berikutnya dengan perhitungan yang sama, yang dapat dilihat pada Tabel 5.25 Tabel 5.25. Pembentukan Work Centre Usulan dengan Metode Helgelson dan Birnie Ranking No. Elemen Kerja Waktu Elemen T Kumulatif C-T Keterangan Work Centre I 1 10 70.945 288.357 Masuk 2 11 41.69 246.667 Masuk 3 12 46.225 200.442 Masuk 4 13 46.32 154.122 Masuk 5 1 17.379 136.743 Masuk 6 2 41.43 95.313 Masuk 7 14 359.302 -263.989 Keluar 8 4 276.92 -540.909 Keluar 9 3 70.847 -611.756 Keluar 10 7 4.671 -616.427 Keluar 11 8 62.503 -678.93 Keluar 12 5 40.659 -719.589 Keluar 13 6 38.564 -758.153 Keluar 14 15 104.499 -862.652 Keluar 15 16 143.411 -1006.06 Keluar 16 9 219.043 -1225.11 Keluar 17 17 280.324 -1505.43 Keluar 18 18 25.893 -1531.32 Keluar 19 19 48.895 -1580.22 Keluar Work Centre II 7 14 359.302 Masuk 8 4 276.92 -276.92 Keluar 9 3 70.847 -347.767 Keluar 10 7 4.671 -352.438 Keluar 11 8 62.503 -414.941 Keluar 12 5 40.659 -455.6 Keluar 13 6 38.564 -494.164 Keluar 14 15 104.499 -598.663 Keluar 15 16 143.411 -742.074 Keluar Tabel 5.25. Pembentukan Work Centre Usulan dengan Metode Helgelson dan Birnie Lanjutan Ranking No. Elemen Kerja Waktu Elemen T Kumulatif C-T Keterangan Work Centre II 16 9 219.043 -961.117 Keluar 17 17 280.324 -1241.44 Keluar 18 18 25.893 -1267.33 Keluar 19 19 48.895 -1316.23 Keluar Work Centre III 8 4 276.92 82.382 Masuk 9 3 70.847 11.535 Masuk 10 7 4.671 6.864 Masuk 11 8 62.503 -55.639 Keluar 12 5 40.659 -96.298 Keluar 13 6 38.564 -134.862 Keluar 14 15 104.499 -239.361 Keluar 15 16 143.411 -382.772 Keluar 16 9 219.043 -601.815 Keluar 17 17 280.324 -882.139 Keluar 18 18 25.893 -908.032 Keluar 19 19 48.895 -956.927 Keluar 14 15 104.499 -239.361 Keluar 15 16 143.411 -382.772 Keluar 16 9 219.043 -601.815 Keluar 17 17 280.324 -882.139 Keluar 18 18 25.893 -908.032 Keluar 19 19 48.895 -956.927 Keluar Work Centre IV 11 8 62.503 296.799 Masuk 12 5 40.659 256.14 Masuk 13 6 38.564 217.576 Masuk 14 15 104.499 113.077 Masuk 15 16 143.411 -30.334 Keluar 16 9 219.043 -249.377 Keluar 17 17 280.324 -529.701 Keluar 18 18 25.893 -555.594 Keluar 19 19 48.895 -604.489 Keluar Tabel 5.25. Pembentukan Work Centre Usulan dengan Metode Helgelson dan Birnie Lanjutan Ranking No. Elemen Kerja Waktu Elemen T Kumulatif C-T Keterangan Work Centre V 15 16 143.411 215.891 Masuk 16 9 219.043 -3.152 Keluar 17 17 280.324 -283.476 Keluar 18 18 25.893 -309.369 Keluar 19 19 48.895 -358.264 Keluar Work Centre VI 16 9 219.043 140.259 Masuk 17 17 280.324 -140.065 Keluar 18 18 25.893 -165.958 Keluar 19 19 48.895 -214.853 Keluar Work Centre VII 17 17 280.324 78.978 Masuk 18 18 25.893 53.085 Masuk 19 19 48.895 4.19 Masuk Sumber: Pengolahan Data - Modifikasi tabel pembentukan work centre dengan metode Helgelson dan Birnie Dari hasil penentuan Work Centre WC, dapat ditentukan elemen kerja pada tiap Work Centre WC yang ditunjukkan pada Tabel 5.26. Tabel 5.26. Modifikasi Tabel Pembentukan Work Centre Usulan dengan Metode Helgelson dan Birnie Ranking No. Elemen Kerja Waktu Elemen T Kumulatif C-T Jumlah Waktu Work Centre detik Work Centre I 1 10 70.945 288.357 263.989 2 11 41.69 246.667 3 12 46.225 200.442 4 13 46.32 154.122 Tabel 5.26. Modifikasi Tabel Pembentukan Work Centre Usulan dengan Metode Helgelson dan Birnie Lanjutan Ranking No. Elemen Kerja Waktu Elemen T Kumulatif C-T Jumlah Waktu Work Centre detik Work Centre I 5 1 17.379 136.743 6 2 41.43 95.313 Work Centre II 7 14 359.302 359.302 Work Centre III 8 4 276.92 82.382 352.434 9 3 70.847 11.535 10 7 4.671 6.864 Work Centre IV 11 8 62.503 296.799 352.434 12 5 40.659 256.14 13 6 38.564 217.576 14 15 104.499 113.077 Work Centre V 15 16 143.411 215.891 143.411 Work Centre VI 16 9 219.043 16 219.043 Work Centre VII 17 17 280.324 78.978 355.112 18 18 25.893 53.085 19 19 48.895 4.19 Sumber: Pengolahan Data Dari data di atas, maka dapat dihitung Balance Delay, dengan rumus: Sm n Si Sm n D n i . . 1 ∑ = − = Di mana: D = Balance Delay Sm = Waktu yang paling maksimum dalam Work Centre n = Jumlah stasiun kerja