Keunggulan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Menurut Isbandi Rukminto Adi, sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B. Uno. Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. 8 Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan respon yakni usaha setelah belajar anak didik memilih mengikuti tindakan tertentu, dan ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu. 9 Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapakan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasikan pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Sedangkan dalam mendefinisikan belajar, memang tidaklah mudah sebab definisi itu sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh sudut pandang pemikiran masing-masing individu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika timbul beberapa pengertian tentang belajar. Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan pretasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. 10 8 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: analisis di bidang pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Ed.1, Cet. 3, h. 3 9 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2003, Cet. 1, h. 80 10 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1984, Cet. 1, h. 99 Al- Qur’an menekankan mengenai prinsip keimanan dalam belajar, secara lebih tegas, dapat dilihat dalam ayat yang pertama turun, yaitu:       “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan” Q.S. Al-Alaq: 1 Ayat ini mengajarkan, bahwa membaca sebagai salah satu aktivitas belajar mesti berangkat dari nama Tuhan Yang telah menciptakan segala sesuatu. Dengan demikian, belajar mesti berangkat dari keimanan dan berorientasi untuk memperkuatnya. Penguasaan ilmu adalah sebagai model yang dapat menambah dan memperkokoh keimanan tersebut. Dan hasilnya adalah tunduk dan patuh kepada Sang Khalik. Ketauhidan yang dijadikan prinsip utama dalam belajar lebih jauh menggambarkan keikhlasan dan tujuan pencarian ilmu. Ikhlas dan belajar berarti bersih dari tujuan dan kepentingan duniawi. 11 Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialaminya anak didik baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri. 12 Selanjutnya ada yang mendefinisikan: “belajar adalah berubaha.” 13 Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Dari pengertian motivasi belajar diatas, maka motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan keinginan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. 11 Ibrahim bin Isma’il Al-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’allim Tariiq al-Ta’allum, Semarang: Toha Putra, t.th, h. 10 12 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999, Cet. 1, h. 59 13 Sardiman. A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press, 2011, Ed. 1, Cet. 19, h. 21

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Pengaruh strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan

17 95 104

Pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching terhadap penguasaan konsep biologi berbasis nilai: quasi eksperimen pada siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta

0 3 120

Hubungan persepsi siswa terhadap disiplin guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam

6 30 101

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Siswa/Siswi SMP Negeri 181 Jakarta)

1 11 83

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA Penerapan Metode Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ips Pada Siswa Kelas V Sd N 01 Sumberejo Tahun Pel

0 3 14

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA Penerapan Metode Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ips Pada Siswa Kelas V Sd N 01 Sumberejo Tahun Pel

0 4 14

Pengaruh Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Herlang Kab. Bulukumba` - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 117

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK NEGERI 5 KOTA BANJARMASIN TESIS

0 1 17