Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa hipotesis nilai Ho yang menyatakan “tidak terdapat hubungan yang signifikan antara model
pembelajaran reciprocal teaching dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
” ditolak. Sedangkan hipotesis alternative Ha yang menyatakan “terdapat hubungan yang signifikan antara model
pembelajaran reciprocal teaching dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
” diterima. Dengan tingkat pengaruh variabel model pembelajaran reciprocal tecahing terhadap variabel motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam sebesar 75,34. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara model pembelajaran reciprocal teaching dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam SMA Negeri 46
Jakarta Selatan dengan taraf signifikan kuat atau tinggi.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan kriteria penulisan skripsi yang berlaku, namun penulis sudah berusaha semampu mungkin. Namun penulis
menyadari bahwa terdapat kelemahan dan kekurangan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini, diantaranya:
1. Waktu yang tak mencukupi dalam penyebaran angket sehingga siswa terburu-
buru dalam mengisi soal angket. 2.
Penulis mempunyai keterbatasan dalam melakukan penelaahan penelitian, pengetahuan yang kurang, literatur yang kurang, waktu dan tenaga kelemahan
dalam menghitung data statistik. Hal ini merupakan kendala bagi peneliti untuk melakukan penyusunan yang mendekati sempurna.
3. Penggunaan bahasa dan penyusunan kalimat dalam pembuatan instrument
mungkin belum sempurna.
47
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disajikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan temuan-temuan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif yang kuat atau tinggi antara penerapan model
pembelajaran reciprocal teaching dengan motivasi belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam di SMA Negeri 46 Jakarta Selatan
– Kebayoran Baru, dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,767 yang dibulatkan
menjadi 0,77, nilai ini mencerminkan bahwa penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dengan motivasi belajar siswa terhadap pendidikan
agama Islam secara kualitatif mempunyai hubungan yang tergolong kuat atau tinggi. Walaupun hubungan antara dua variabel tersebut tergolong kuat atau
tinggi, namun motivasi belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam tidak hanya dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran reciprocal
teaching saja, tetapi juga ada faktor lain yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam, diantaranya model-model
lainnya, kedisiplinan kerja guru, latar belakang keluarganya, tempat tinggal dan lain sebagainya.
2. Hubungan yang kuat atau tinggi tersebut dinyatakan dengan adanya korelasi
variabel penerapan model pembelajaran reciprocal teaching terhadap motivasi belajar siswa melalui koefisien determinasi KD. Dari koefisien
determinasi sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan bab IV,