Keberhasilan pertumbuhan suatu tanaman hutan di lapangan dikendalikan oleh faktor-faktor pertumbuhan, yang terdiri dari faktor genetis
dan faktor-faktor lingkungan. Pengendalian faktor genetis dimunculkan oleh gen-gen kromosom yang mempengaruhi proses-proses fisiologis melalui
pengendalian pada sistesis ensim-ensim yang berperan ganda pada aneka reaksi fisiologis. Sedangkan pengendalian faktor lingkungan dimunculkan
oleh peran aneka keadaan di luar tubuh suatu tanaman yang mempengaruhi proses-proses fisiologis Poerwowidodo, 2000.
Kegiatan tebang pilih dapat menyebabkan kelembaban tanah meningkat, intersepsi air hujan berkurang, evaporasi meningkat, lapisan
permukaan lebih cepat kering daripada hutan alami tetapi lebih lambat daripada tebang habis, serta terjadinya peningkatan traspirasi Baker, 1950.
J. Analisis Tanah
1. Sifat Fisik Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relief dari berbagai golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan
antara fraksi-fraksi kiat, debu, dan pasir Sarief, 1985 .
Sedangkan menurut Poerwowidodo 2004 tekstur tanah adalah perbandingan nisbi
aneka kelompok ukuran jarahpisahan tanah yang menyusun massa tanah suatu bagian tubuh tanah.
Kadar liat merupakan kriteria penting sebab liat mempunyai kemampuan menahan air yang tinggi. Tanah yang mengandung liat dalam
jumlah yang tinggi dapat tersuspensi oleh butir-butir hujan yang jatuh menimpanya, dan pori-pori lapisan permukaan akan tersumbat oleh butir-
butir liat semakin tinggi nisbah liat maka laju infiltrasi semakin kecil Arsyad, 2000.
Tanah-tanah yang bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyimpan unsur hara
tinggi. Tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat
Hardjowigeno, 2003.
Struktur tanah adalah istilah untuk menunjuk pada fenomena penyusun jarah-jarah primer tanah untuk membentuk paduan jarah tanah
jarah-jarah sekunder tanah Poerwiwidodo, 2004. Sedangkan menurut Hardjowigeno 2003 struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil
alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Sarief 1985 menyatakan bahwa struktur tanah memegang peranan
penting terhadap pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bila tanah padat, maka akar akan susah untuk menembus
tanah tersebut. Bila srtuktur tanah remah, maka akar akan tumbuh dengan baik.
Bobot isi tanah Bulk Density menunjukkan berat tanah kering persatuan volume tanah termasuk pori-pori tanah. Bulk density biasanya
dinytakan dalam gcc Hardjowigeno, 2003. Poerwowidodo 2000 menyatakan tanah-tanah yang mengandung lempung banyak cenderung
mempunyai bobot isi tinggi. Bobot isi tanah merupakan petunjuk tidak langsung atas kepadatan tanah.
2. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Sifat-sifat yang
perlu dianalisi untuk mengetahui kadar unsur hara dalam tanah adalah pH, C-organik, N-total, P
2
O
5,
K
2
O, KTK dan KB. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Penilaian Sifat Kimia Tanah Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983
Sifat Tanah Rendah
Sedang Tinggi
BO 0.346
3.46 - 5.19 5.19
C 1.00 - 2.00
2.01 - 3.00 3.01 - 5.00
N 0.10 -0.20
0.21 - 0.50 0.51 - 0.75
CN 5 - 10
11 - 15 16 - 25
P
2
O
5
HCl mg100 g
10 - 20 21 - 40
41 - 60 K
2
O HCl mg100g
10 - 20 21 - 40
41 - 60 KTK cmol
+Kg 5 - 16
17 - 24 25 - 40
KB 20-35
36 - 50 51 - 70
pH Sangat Masam
Masam Agak Masam
Netral Agak Alkalis
Alkalis
4.5 4.5-5.5 5.6-6.5
6.6-7.5 7.6-8.5 8.5
Bahan organik tanah adalah bahan tanah yang mengandung C- organik lebih tinggi daripada ketentuan yang berlaku pada tanah mineral.
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya 3-5 saja tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah
sangat besar. Komponen bahan organik yang penting adalah kadar C dan N. Kandungan organik pada masing-masing horison merupakan petunjuk
besarnya akumulasi bahan organik dalam keadaan lingkungan yang berbeda Hardjowigeno, 2003.
Kapasitas Tukar Kation KTK tanah didefinisikan sebagai kapasitas tanah untuk menjerap dan mempertukarkan kation. KTK
biasanya dinyatakan dalam miliekuivalen per 100 gram Tan, 1991. Kapasitas Tukar Kation penting untuk kesuburan tanah maupun untuk
genesis tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah.
Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na kejenuhan basa tinggi dapat meningkatkan kesuburan tanah, tetapi
bila didominasi oleh kation asam Al, H kejenuhan rendah dapat mengurangi kesuburan tanah Hardjowigeno, 2003. Nilai KTK tanah
sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur tanah, jumlah
mineral liat, bahan organik, pengapuran serta pemupukan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991.
Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen.
Kejenuhan basa rendah berarti kemasaman tinggi dan kejenuhan bisa mendekati 100 tanah bersifat alkalis Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1991. Kejenuhan basa sering dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah. Kemudahan pelepasan kation terjerap untuk
tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat subur jika kejenuhan basanya
≥ 80, berkesuburan sedang jika kejenuhan basanya antara 50-80, dan tidak subur jika kejenuhan basanya
≤ 50 Tan, 1991. Kejenuhan basa berhubungan erat dengan pH tanah, dimana tanah dengan pH rendah umumnya mempunyai kejenuhan basa
endah, sedangkan tanah-tanah dengan pH tinggi mempunyai kejenuhan basa yang tinggi pula Hadjowigeno, 2003.
Unsur-unsur hara esensial adalah unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman, dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain,
sehingga bila tidak terdapat alam jumlah yang cukup di dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal Hardjowigeno, 2003.
Unsur-unsur hara esensial tersebut diantaranya adalah : Unsur Hara Makro : C, H, O, N, S, P,K Ca, Mg
Unsur Hara Mikro : Mn, Fe, B, Zn, Cu, Mo, Cl
III. METODOLOGI PENELITIAN