7. Ring tanah dengan ukuran diameter 8 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 10
buah, untuk pengambilan contoh tanah. 8.
Golok dan cangkul. 9.
Alat-alat bantu lainnya seperti penggaris, timbangan, kantong plastik, kertas label, tally sheet serta alat tulis.
C. Metode Pengambilan Data
Pada penelitian ini dilakukan pada satu lokasi penelitian yang sama yaitu lokasi pemanenan kayu dengan batas diameter 45 cm. Pada lokasi
penelitian dibuat plot pengamatan permanen berukuran 100 X 106 m berdasarkan tiga kemiringan yang berbeda yaitu, landai kemiringan 0-15,
sedang kemiringan 15-25 serta curam kemiringan 25-45. Pada masing- masing kemiringan tersebut dibuat tiga plot pengamatan permanen. Dalam
plot pengamatan dibuat petak contoh dan sub-sub petak contoh dengan ukuran sebagai berikut tingkat pohon dengan ukuran petak 20 x 20 m dan menjadi
17 x 20 m setelah dilakukan kegiatan penjaluran, tingkat tiang 10 x 10 m, tingkat pancang 5 x 5 m, dan tingkat semai 2 x 2 m.
1. Analisa Vegetasi
Analisa vegetasi dilakukan pada empat kondisi hutan, yaitu hutan primer untuk kegiatan pemanenan kayu, hutan yang baru dilakukan
kegiatan pemanenan kayu, hutan sebelum dilakukan penebangan jalur, dan hutan setelah dilakukan penebangan jalur. Analisa vegetasi pada hutan
primer dilakukan sebagai pembanding tentang keadaan komposisi jenis, struktur tegakan, sebaran diameter, dan dominansi jenis. Selain itu juga
dilaksanakan kegiatan pengukuran serta penghitungan jumlah dan jenis pohon, pemberian nomor, mengukur tinggi dan diameter pohon.
Sedangkan analisa vegetasi pada ketiga kondisi hutan yang lainnya ialah untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi akibat pemanenan kayu
dan penjaluran terutama terhadap mengenai komposisi dan struktur tegakan tinggal dan komposisi jenis dari permudaan yang ada.
Metoda pengambilan data yang dilakukan untuk analisa vegetasi dapat dilihat pada Gambar 1. Data yang diperlukan untuk analisa vegetasi
ini adalah nama jenis, jumlah, dan diameter untuk tingkat tiang dan pohon. Sedangkan untuk tingkat pancang dan tingkat semai hanya diperlukan
nama jenis dan jumlahnya saja. Gambar 1. Plot Pengamatan Analisis Vegetasi
20 m
c d
Lebar jalur bersih 3 m a b
Jalur kotor
17 m
Jalur kotor
Keterangan: a = Sub petak pengamatan untuk tingkat semai 2 x 2 m
b = Sub petak pengamatan untuk tingkat pancang 5 x 5 m c = Sub petak pengamatan untuk tingkat tiang 10 x 10 m
d = Sub petak pengamatan untuk tingkat pohon 20 x 20 m, tapi ukurannya menjadi 17 x 20 m setelah penjaluran.
2. Pengukuran Kerusakan Tegakan Akibat Penebangan Satu Pohon
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan tegakan pohon non target yang diakibatkan kegiatan penebangan satu
pohon. Metode yang digunakan adalah mengamati dan mencatat pohon- pohon yang rusak disekitar pohon yang ditebang. Pohon yang ditebang
ialah pohon dengan diameter 45 cm keatas. Pengamatan ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.
Data yang diperlukan dalam analisa pengukuran kerusakan tegakan akibat penebangan satu pohon adalah:
a. Jumlah pohon yang rusak dirinci menurut kelas diameter tergantung
pada lokasi pengamatan. b.
Bentuk-bentuk kerusakan: patah, kulit batang terkelupas, tajuk rusak, perakaranbanir rusak, roboh dan condong.
c. Persentasi kerusakan, dihitung berdasarkan perbandingan antara
jumlah pohon yang rusak dibagi dengan pengurangan dari jumlah pohon sebelum dilakukan penebangan dengan jumlah pohon yang
ditebang.
Tabel 5. Tally Sheet Pengukuran Kerusakan Tegakan Akibat Penebangan Satu Pohon.
No Jenis
Pohon Diameter
cm Tipe Kerusakan
Tajuk Kulit Patah Pecah Batang RobohCondong BanirAkar
1 2
3
3. Pengukuran Kerusakan Tegakan Akibat Kegiatan Pemanenan Kayu