f. Rusak banirakar 12 banir atau perakaran rusakterpotong.
5. Tingkat kerusakan sedang
e. Rusak tajuk 30-50 tajuk rusak atau 16 bagian tajuk mengalami
kerusakan. f.
Luka batangrusak kulit 14-12 keliling pohon rusak atau 150-300 cm kulit rusak.
g. Rusak banirakar 13-12 banirakar rusak atau terpotong.
h. Condong atau miring pohon miring membentuk sudut 45
o
dengan tanah. 6.
Tingkat kerusakan ringan d.
Rusak tajuk 30 tajuk rusak e.
Luka batangrusak kulit 14-12 keliling dan panjang luka 1,5 m atau kerusakan sampai kambium dengan lebar lebih dari 5 cm,
lebih kurang sepanjang garis sejajar sumbu longitudinal dari batang.
f. Rusak banirakar 14 banir rusak atau perakaran terpotong.
Menurut pedoman TPTI maka harus tersedia minimal 400 batanghektar untuk tingkat semai, 200 batanghektar untuk tingkat
pancang dan 75 batanghektar untuk tingkat tiang dan 25 pohon hektar jenis komersial dan sehat. Dengan demikian maka dapat diasumsikan
bahwa dalam setiap petak pengamatan minimal harus terdapat 1 pohon, 3 tiang, 8 pancang dan 16 semai.
Tabel 6. Tally Sheet Pengukuran Kerusakan Tegakan Akibat Pemanenan Kayu dan Penjaluran.
No Jenis
Pohon Diameter
cm Tipe Kerusakan
Tajuk Kulit Patah Pecah Batang RobohCondong BanirAkar
1 2
3
4. Pengukuran Keterbukaan Lahan Bekas Tebangan
Keterbukaan lahan hutan dapat disebabkan terutama oleh kegiatan penebangan dan penyaradan. Kegiatan penebangan itu sendiri terbagi dua
yaitu penebangan produksi dan penebangan jalur. Keterbukaan lahan akibat penebangan merupakan luas daerah yang terbuka akibat
penebangan pohon berikut robohnya vegetasi lain. Keterbukaan lahan akibat penebangan dapat diketahui dengan cara mengukur jumlah areal
yang terbuka akibat penebangan pohon dalam luasan satu hektar berdasarkan penjumlahan luas tajuk pohon yang ditebang dan luas tajuk
pohon yang tumbang akibat penebangan. Keterbukaan lahan akibat penyaradan adalah luas tanah yang
terbuka akibat jejak traktor atau bekas lintasan batang kayu yang disarad. Keterbukaan lahan akibat penyaradan dapat ditentukan dengan mengukur
panjang dan lebar jalan sarad dalam luasan satu hektar, kemudian dihitung luas jalan sarad tersebut.
Dengan demikian keterbukaan lahan bekas tebangan per hektar merupakan penjumlahan antara keterbukaan lahan akibat penebangan dan
penyaradan dalam luasan satu hektar.
Tabel 7. Tally Sheet Pengukuran Keterbukaan Lahan Akibat Penebangan
.
No. Jenis pohon yang ditebang
Diameter cm Tinggi m
Luas keterbukaan areal 1
2 ...
Tabel 8. Tally sheet Pengukuran Keterbukaan Lahan Akibat Penyaradan
.
No. Arah
No. Titik pengamatan Panjang m
Lebar m Keterangan
1 2
...
5. Pengambilan Contoh Tanah
Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan dua cara : a.
Untuk dianalisis sifat fisik tanah bulk density, porositas, kadar air, air tersedia, permiabilitas, dilakukan dengan menggunakan ringtabung
tembaga yang mempunyai diameter 8 cm dan tinggi 4 cm. Setiap plot pengamatan jalur bersih dan jalur kotor diambil satu contoh tanah
dari tiga lapisan tanah. Lapisan pertama pada kedalaman 0-20 cm, lapisan kedua pada kedalaman 20-40 cm dan lapisan ketiga pada
kedalaman 40-60 cm.
Cara pengambilan tanah utuh adalah sebagai berikut: 1.
Lapisan tanah diratakan dan dibersihkan dari serasah serta bahan organik lainnya, kemudian tabung diletakkan tegak lurus dengan
permukaan tanah. 2.
Tanah di sekitar tabung digali dengan sekop. 3.
Tanah dikerat dengan pisau sampai hampir mendekati bentuk tabung.
4. Tabung ditekan sampai 34 bagiannya masuk ke dalam tanah.
5. Tabung lainnya diletakkan tepat diatas tabung pertama, kemudian
ditekan kembali sampai bagian bawah dari tabung ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm.
6. Tabung kedua dipisahkan dengan hati-hati, kemudian tanah yang
berlebihan pada bagian atas dan bawaah tabung dibersihkan. 7.
Tabung ditutup dengan tutup plastik. Pengambilan contoh tanah utuh yang paling baik adalah
sewaktu tanah dalam keadaan kandungan air disekitar kapasitas lapang. Kalau tanah terlalu kering dianjurkan untuk menyiramnya
dengan air yang cukup sehari sebelum pengambilan contoh. Apabila tanahnya keras maka memasukkan tabung ke dalam
tanah dapat dipukul perlahan-lahan dan diatas tabung harus memakai bantalan kayu. Masuknya tabung ke dalam tanah harus tetap tegak
lurus dan jangan goncang. b.
Untuk menganalisa sifat kimia tanah keasaman tanah, kandungan bahan organik dan nitrogen, serta unsur-unsur hara makro dan mikro
diambil tanah biasa sebanyak 250 gram dari setiap petak pengamatan. Menurut Lembaga Penelitian Tanah 1979 cara pengambilan
contoh tanah biasa agregat tanah dari suatu profil tanah adalah sebagai berikut :
1. Tanah dibersihkan dan diratakan.
2. Setiap lapisan tanah diambil 250 gram agregat tanah. Contoh tanah
yang diambil dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label.
D. Analisa Data