sebagai peladang berpindah. Selain berladang sebagian penduduk desa juga mempunyai aktifitas di kebun karet, sawah dan mengumpulkan biji
Tengkawang pada musim buah.
H. Aksesibilitas
Areal unit hutan produksi PT. Suka Jaya Makmur memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi. Untuk menuju areal tersebut dapat melalui dua
macam rute, yaitu :
1.
Jalan darat yang melalui ruas jalan Ketapang - Sinduk 60 km. Sinduk – Desa Sei Kelly 61 km, dan Desa Sei Kelly-Base Camp 38 km.
Sebagian besar keadaan jalan darat tersebut dapat dilalui kendaraan pada musim kemarau.
2.
Jalan air melalui Sungai Pawan antara Ketapang – Log Pond di Desa Sei Kelly ± 3 jam dengan speed boat dan jalan darat antara Log Pond – Base
Camp 38 km. Untuk mencapai ke setiap bagian hutan dapat melalui jalan darat
berupa jalan pengerasan yang keadaannya sangat baik. Sedangkan di dalam bagian hutannya bayak terdapat jalan-jalan pengerasan dan jalan tanah yang
dalam rencana akan dikembangkan menjadi jalan cabang maupun jalan batas petak.
Untuk menuju Ketapang lewat udara dapat melalui Lapangan Udara Rahardi Oesman. Lapangan udara tersebut dapat didarati pesawat jenis Twin
Otter dari Pontianak, Jakarta dan Semarang. Hubungan antara Ketapang dengan Pontianak dilaksanakan oleh perusahaan penerbangan Deraya dan
Dirgantara Air Sevice DAS dengan frekuensi penerbangan dua kali sehari dalam seminggu. Sedangkan dari Jakarta dan Semarang, hubungan udara
tersebut hanya dilayani oleh Merpati Nusantara Airways MNA dengan frekuensi tiga kali seminggu.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan
selama empat bulan, yaitu bulan Februari sampai April 2006 serta Agustus sampai September 2006.
B. Bahan dan Alat
Objek penelitian ini, yaitu: 1.
Keadaan hutan sebelum dilakukan pemanenan kayu dengan batas diameter 45 cm keatas pada tiga kelerengan yang berbeda LOA 19811982.
2. Keadaan hutan yang baru dilakukan pemanenan kayu dengan batas
diameter 45 cm keatas pada tiga kelerengan yang berbeda Et+0. 3.
Keadaan hutan sebelum dilakukan penebangan jalur untuk penyiapan jalur bersih pada tiga kelerengan yang berbeda jalur tanam.
4. Keadaan hutan setelah dilakukan penebangan jalur untuk penyiapan jalur
bersih pada tiga kelerengan yang berbeda jalur tanam. Plot pengamatan pemanenan kayu terletak di petak 2 F areal blok
TPTII. Sedangkan plot pengamatan sebelum dan setelah penjaluran terletak di petak 1 G areal blok TPTII. Kedua lokasi tersebut merupakan Log Over Area
tahun 19811982. Sehingga plot pengamatan pemanenan kayu dan plot pengamatan penjaluran merupakan areal plot yang berbeda.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Pita meter untuk mengukur areal penelitian. 2.
Phiband meter untuk mengukur keliling pohon. 3.
Haga HypsometerChristen meter untuk mengukur tinggi pohon. 4.
Kompas Brunton untuk mengukur koordinat suatu titik dan menentukan kemiringan lereng.
5. Tali rapiatambang untuk menandai plot dan petak pengamatan.
6. Patok untuk menandai batas-batas plot dan petak pengamatan.