Obyektivitas Hukuman Di Tempat Bekerja. Ketepatan Waktu Dalam Menyelesaikan Pekerjaan.

atau 20,0 pegawai menyatakan kadang-kadang bekerja lembur jika ada masyarakat yang terburu-buru, 1 orang atau 20,0 pegawai menyatakan tidak pernah bekerja lembur meskipun ada masyarakat yang mendesak. Dengan adanya keinginan dari pegawai bekerja lebih maka kualitas kerja dapat terlaksana dengan maksimal serta kualitas pelayanan publik dapat tercapai.

1.14. Obyektivitas Hukuman Di Tempat Bekerja.

Salah satu resiko yang diterima oleh pegawai atas kesalahan dari perbuatan yang dilakukan oleh adalah sanksi atau hukuman yang bermaksud memberikan efek jera agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dalam pemberian hukuman, setiap atasan harus mampu menerapkannya dengan seobjektif mungkin. Dari tabel 4.22 berikut ini dapat kita lihat pernyataan responden tentang pemberlakuan hukuman di tempat bekerja. Tabel 4.22. Distribusi Jawaban Pegawai Tentang Pemberlakuan Hukuman Di Tempat Bekerja Sudah Diterapkan Dengan Seobyektif Mungkin Tanpa MElihat Status Pegawai. No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat Obyektif - - 2 Cukup Adil dan Obyektif - - 3 Cukup Adil Tetapi Kadang Kurang Obyektif 3 60,0 4 Kadang Kurang Adil dan Obyektif 2 40,0 5 Tidak Adil - - Jumlah 5 100 Sumber : Kuesioner 2008 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 3 orang atau 60,0 pegawai menyatakan bahwa perlakukan hukuman ditempat bekerja cukup adil tetapi kadang kurang obyektif, 2 orang atau 40,0 pegawai menyatakan bahwa perlakukan hukuman ditempat bekerja kadang-kadang kurang adil dan kurang obyektif. Universitas Sumatera Utara Setiap aparatur pemerintah dalam menjalankan tugasnya harus dapat bertanggung jawab atas tugas dan kesalahan yang timbul akibat kelalaiannya. Disini dapat diketahui bahwa kesalahan yang dilakukan oleh pegawai tidak secara langsung diberikan hukumansanksi tetapi terlebih dahulu dibimbing dan dinasehati dan pada tahap berikutnya jika mengulang kesalahan yang sama baru diberikan sanksi.

1.15. Ketepatan Waktu Dalam Menyelesaikan Pekerjaan.

Kemampuan pegawai di kantor Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan dalam hal ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberi atasan masih rendah. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut. Tabel 4.23. Distribusi Jawaban Pegawai Tentang Ketepatan Waktu Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Yang Diberi Atasan Dan Dengan Hasil Yang Baik. No Kategori Frekuensi Persentase 1 Selalu Tepat Waktu - - 2 Sering Tepat Waktu 2 40,0 3 Kadang-Kadang Tepat Waktu 2 40,0 4 Sering Tidak Tepat Waktu 1 20,0 5 Tidak Pernah Tepat Waktu - - Jumlah 5 100 Sumber : Kuesioner 2008 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 2 orang atau 40,0 pegawai menyatakan sering tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberi atasan walau kadang dengan hasil yang kurang baik, 2 orang atau 40,0 pegawai menyatakan kadang-kadang tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberi atasan dan dengan hasil yang kadang kurang baik, 1 orang atau 20,0 pegawai menyatakan sering tidak tepat waktu dengan hasil yang kurang baik. Universitas Sumatera Utara Ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan adalah merupakan faktor agar tercapainya kualitas kerja yang baik.

2. Kualitas Pelayanan Publik Kelurahan Titi Rantai, Variabel Y.

Untuk mengukur variabel kualitas pelayanan publik digunakan 3 indikator yaitu sikap melayani, efisiensi pelayanan, dan efektivitas pelayanan yang seluruhnya diubah menjadi pertanyaan. Pada setiap pertanyaan diberikan lima alternatif jawaban dan kepada responden diminta untuk memilih salah satu dari lima alternatif yang tersedia. Berdasarkan jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan, maka diperleh hasil sebagai berikut :

1.1. Pelayanan Aparat Kelurahan Mengikuti Petunjuk Yang Berlaku.