26
2.1.4.7 Practical Building Blocks dari Manajemen Pengetahuan
Menurut Probst et. al 2000:33 proses pengendalian sumber-sumber knowledge merupakan proses yang sangat penting bagi pencapaian kesuksesan
jangka panjang dari knowledge management.
a. Penyempurnaan konsep completing the concept
Proses inti knowledge management akan berkembang saat penanganan knowledge sebagai suatu sumber. Akan ada banyak kesulitan jika perusahaan
gagal mengimplementasikan penanganan knowledge melalui suatu startegi. Intervensi-intervensi operasional harus dibuat melalui sebuah framework yang
akan mengkoordinasikan dan mengarahkan intervensi tersebut. Knowledge goals dan knowledge assessment akan memperkuat konsep
knowledge management dan mengubahnya menjadi suatu sistem manajemen. Knowledge goals akan mengklarifikasi arah-arah strategis dari knowledge
management dan tujuan dari intervensi-intervensi khusus menjadi nyata. Sedangkan proses dari knowledge assessment akan melengkapi sistem tersebut.
Knowledge assessment akan menyediakan data-data penting bagi pengendalian strategis dari proyek-proyek knowledge management.
b. Knowledge Goals
Knowledge Goals akan memberikan arah bagi Knowledge management. Knowledge goals akan menciptakan ketrampilan-ketrampilan yang perlu
dikembangkan, dan pada tingkat apa ketrampilan tersebut dikembangkan. Normative knowledge goals ditujukan untuk menciptakan knowledge-aware
dalam perusahaan, dimana ketrampilan-ketrampilan dari setiap individu dibagikan dan dikembangkan.
27 Hal ini akan membangun knowledge management yang efektif. Startegic
knowledge goals mendefinisikan pengetahuan inti dari organisasi dan menspesifikasikan ketrampilan-ketrampilan yang akan dibutuhkan dimasa
mendatang. Operational knowledge goals dikaitkan dengan pengimplementasian knowledge management. Operational knowledge goals mengubah Normative
goals dan Strategic goals menjadi tujuan nyata.
c. Knowledge Assessment
Diperlukan metode-metode untuk pengukuran knowledge. Cara-cara yang digunakan dalam formulasi knowledge goals akan menentukan bagaimana
evaluasinya. Kualitas dari tujuan akan menjadi jelas pada tahapan evaluasi. Proses pengawasan penting bagi pencapaian jangka panjang knowledge managemant
yang efektif. Ada delapan element building block dari knowldege management, yang
ditunjukkan pada Gambar 2.4 berikut ini:
Sumber: Probst et al, 2000:34 Gambar 2.4 Building block knowldege management
28
2.1.4.8 Definisi Knowledge Goals
Menurut Probst, knowledge goals memberikan arah kepada knowledge management. Knowledge goals menentukan keahlian apa yang aharus
dikembangkan dan dalam tingkatan apa. Normative knowledge goals bertujuan untuk menciptakan suatu budaya perusahaan yang peka terhadap knowledge,
dimana kemampuan individu disebarkan dan dikembangkan. Hal ini membangun suatu keadaan untuk knowledge management yang efektif. Startegic knowledge
goals menentukan core knowledge dari perusahaan dan menentukan kemampuan yang dibutuhkan dimasa mendatang. Operational knowledge goals berhubungan
dengan implementasi dari knowledge management, ia merumuskan normative dan strategic goals menajdi kegiatan yang kongkritjelas. Probst et. al, 2000:33.
Knowledge goals akan memberikan arah pada proses penting perusahaan seperti :
a. Element inti dalam perencanaan strategis
b. Menyediakan dasar bagi implementasi dan pengawasan
c. Arahan umum umtuk pengembangan aktifitas
Probst mengkategorikan knowledge goals menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Normative Knowledge Goals
Normative knowledge goals memberikan kesempatan kepada manajer untuk menciptakan budaya perusahaan yang knowledge-friendly dan menciptakan
kebijakan-kebijakan yang mendukungnya. Langkah yang paling penting menuju suatu manajemen yang berbasiskan knowledge berada pada diterimanya fakta
bahwa knowledge merupakan suatu yang penting untuk kesuksesan perusahaan. Dengan kata lain, tujuan utama dari normative knowledge goals adalah untuk
29 menciptakan budaya perusahaan yang knowledge-aware dan knowledge-friendly.
Probst et al, 2000:45-46. Tujuan utama dari Normative knowledge goals adalah :
a. Menciptakan kondisi untuk strategic dan operational goals yang
berorientasi knowledge. b.
Ditujukan untuk menciptakan budaya perusahaan yang peka terhadap knowledge.
c. Dibutuhkan dukungan dan komitmen dari top management.
2. Strategic Knowledge Goals
Strategic knowledge goals dapat menggantikan perencanaan strategis tradisional dengan menyediakan gambaran keahlian atau pengetahuan yang
dibutuhkan di masa depan. Strategic knowledge goals menunjukkna keahlian apa yang harus dikembangkan dan dikelola, dan menentukan mana yang sudah tidak
diperlukan lagi. Strategic knowledge goals juga berisi rencana untuk bentuk startegis struktur perusahaan yang dibutuhkan mendukungnya. Probst et al,
2000:53. Fungsi dari strategic knowledge goals dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Mendefinisikan keahlian atau pengetahuan yang dibutuhkan dimasa depan.
b. Menunjukan isi dari core knowledge perusahaan.
c. Memugkinkan strategi antara terstruktur organisasi sejajar dengan
management system.
3. Operational Knowledge Goals
Menurut Probst et al, ide-ide baru manajemen biasanya hanya berada pada tahap refleksi strategi, dan sebagai akibatnya tidak pernah secara nyata diterapkan.
30 Operational knowledge goals mengarah kepada kontrol dan pengawasan yang
sistematis terhadap knowledge dalam konteks proses implementasi. Probst et al, 2000:58.
Fungsi dari Operational knowledge goals dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Menjamin bahwa knowledge management diimplementasikan pada tingkat
operasional. b.
Menerjemahkan normative dan strategic knowledge goals menjadi kegiatan yang kongkrit.
c. Mengoptimalkan insfrastruktur dari knowledge management.
2.1.4.9 Knowledge Goals pada tingkat yang berbeda
Normative goals berhubungan dengan visi umum dari kebijakan perusahaan dan semua aspek dari kebudayaan perusahaan. Strategic goals akan
menciptakan program jangka penjang untuk merealisasikan visi tersebut. Operational goals membantu menjamin bahwa program-program strategis
tersebut telah diimplementasikan dalam kegiatan perusahaan. Sehingga, knowledge goals pada tingkat berbeda harus saling melengkapi dan berkontribusi
untuk merealisasikan tujuan-tujuan perusahaan. Probst et al, 2000:45.
31
Tabel 2.1 di bawah ini akan menunjukkan tabel knowledge goals pada tiga
level yang berbeda.
Tabel 2.1 Knowledge Management Goals
Sumber : Probst et al, 2000:45
32
2.1.4.10 Parameter Sistem Manajemen Pengetahuan
Dalam mendesain Knowledge Management beberapa parameter sistem perlu dipertimbangkan yaitu: Wiryana, 2002
1. Ketersediaan sistem availibility diharapkan mendukung proses dan budaya
sharing. 2.
Informasi yang ada dalam Knowledge Management harus dapat dijaga keakuratannya.
3. Metode penyimpanan, index dan pencarian harus dapat dilakukan secara
mudah dan hasilnya efektif. 4.
Sistem sebaiknya dapat selalu terakses dengan mudah. Dalam hal ini jelas pertimbangan perangkat yang dapat mengaksesnya harus seluas mungkin.
Serta tidak terbatasi oleh satu platform saja.
33
Sumber : O’Brien, 2005:465 Gambar 2.5 Contoh mengenai kemampuan dan komponen dari portal
pengetahuan perusahaan menekankan penggunaannya sebagai sistem manajemen pengetahuan berbasis web
2.2 Teori-Teori Khusus 2.2.1 Konsep Dasar OOAD Object Oriented Analysis and Design