f. Mampu mengelola stress
Individu pasti berhadapan dengan situasi atau kondisi yang membuat individu tersebut stress. Individu yang mengalami
stress, akan melaksanakan aktivitas-aktivitasnya tidak sesuai dengan yang ia rencanakan atau tidak sesuai dengan yang ia
jadwalkan, dan tidak mampu memprioritaskan aktivitas-aktivitas yang sifatnya lebih penting.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Manajemen
Waktu
Srijanti 2007
mengemukakan faktor-faktor
yang dapat
mempengaruhi manajemen waktu yaitu:
a. Adanya target yang jelas
Dengan adanya target pencapaian maka hidup akan lebih terarah dan waktupun dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
b. Adanya prioritas kerja
Individu dapat menjalankan manajemen waktu dengan baik akan mencurahkan seluruh konsentrasi dan energinya untuk mencapai
prioritas yang telah ditetapkan. Adanya prioritas dalam bekerja merupakan salah satu faktor utama yang membuat individu
berhasil melakukan pekerjaan dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Pendelegasian tugas
Sifat kurang percaya pada orang lain dan ingin semua pekerjaan selesai dengan sempurna seringkali membuat tersitanya waktu
yang kita miliki. Pekerjaan yang dianggap tidak utama dilakukan pendelegasian kepada orang lain. Hal itu dapat lebih meringankan
pekerjaan, waktu yang ada dapat digunakan melakukan pekerjaan lain yang lebih berkualitas.
Rahardi 2009 juga menyebutkan beberapa faktor yang menentukan tercapainya proses manajemen waktu mahasiswa, antara
lain: a.
Faktor dalam diri yang melakukan kesalahan.
Faktor ini menjadi faktor utama. Setiap manusia belajar dari kesalahan
hidupnya. Dengan
manajemen waktu,
manusia meminimalisir kesalahan di masa lampau.
b. Faktor lingkungan kampus
Pada dasarnya lingkungan kampus menjadi barometer kreativitas mahasiswa. Dengan fasilitas kampus yang memadai, mahasiswa
mampu menimba ilmu secara otodidak yang kurang didapat di bangku kuliah. Hal ini mempersingkat waktu proses belajar
kognitif mahasiswa. c.
Faktor pandangan hidup. Faktor ini mampu memacu motivasi mahasiswa. Seperti, untuk
apa berkuliah, setelah lulus apa yang akan dilakukan? Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pandangan hidup yang jelas, tergambar dalam benak sebuah masa depan.
5. Kemampuan Manajemen Waktu Mahasiswa dalam Aktivitas
Akademik dan Non Akademik
Mahasiswa memiliki banyak aktivitas dan tugas yang harus diselesaikannya. Milligrams dan Toubiana 1999 menyebutkan bahwa
tugas mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tugas akademik dan non akademik. Tugas akademik dan non akademik
merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh seorang mahasiswa. Kedua hal tersebut memiliki peranan penting dalam
proses perkembangan pribadi seorang mahasiswa, baik perkembangan kognitif maupun psikologis. Terkait dengan hal di
atas, kebanyakan mahasiswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan semua aktivitas dan tugasnya tersebut. Hal ini
disebabkan oleh kurang mampu mahasiswa dalam mengatur waktu
untuk melaksanakan semua aktivitas dan tugasnya tersebut.
Peran manajemen waktu sangat penting bagi mahasiswa dalam melaksanakan aktivitas akademik dan non akademiknya. Mahasiswa
yang mampu memanajemen waktu dengan baik akan melaksanakan kegiatan akademiknya secara teratur, terencana dan terorganisir, dan
memanfaatkan semua waktu yang telah ditentukan dengan efektif sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan
menjamin tercapainya
tujuan yang
diharapkan tanpa
mengenyampingkan keberlangsungan aktivitas non akademiknya. Artinya, mahasiswa tersebut mampu mengalokasikan waktu secara
proporsional antara waktu untuk keperluan aktivitas akademik dan non akademik, semisal pengembangan diri, sosialisasi, rekreasi,
olahraga, dan istirahat.
B. Hakikat Prokrastinasi Penulisan Skripsi
1. Pengertian Prokrastinasi
Prokrastinasi yang dalam Bahasa Inggris disebut procrastination berasal dari kata bahasa Latin procrastinare. Kata procrastinare
merupakan dua akar kata yang dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju, dan akhiran crastinus yang
berarti keputusan hari esok. Jadi, secara harafiah, prokrastinasi berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya
Desimone dalam Ferrari dkk, 1995: 4. Sementara itu, Solomon Rothblum 1984: 503 mengatakan:
“Procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of experiencing subjective discomfort, in an all-too-familiar probl
em”. Pernyataan ini menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan
sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja, menimbulkan
perasaan tidak nyaman, serta secara subjektif dirasakan oleh seorang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI