BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan mengenai hakikat kemampuan manajemen waktu, hakikat prokrastinasi penulisan skripsi, mahasiswa dan karakteristiknya,
hasil-hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir penelitian, dan hipotesis.
A. Hakikat Kemampuan Manajemen Waktu
1. Pengertian Manajemen Waktu
Macan, dkk 1990 mengatakan bahwa manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan
seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat skala prioritas
menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak
menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan. Covey 1994 mengatakan bahwa manajemen waktu tidak dapat
dilepaskan dengan manajemen diri. Manajemen diri dapat diartikan sebagai cara individu mengorganisasikan kehidupanya dengan prinsip
mendahulukan apa yang harus dilakukan skala prioritas. Atkinson 1991 menjelaskan bahwa manajemen waktu adalah
suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seorang individu yang dilakukan secara terencana agar
individu tersebut dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik- baiknya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajemen waktu merupakan upaya dan
tindakan seorang individu dalam mengatur dirinya dengan menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan
menentukan tujuan dan prioritas, membuat perencanaan dan penjadwalan, pengontrolan terhadap waktu, serta kesanggupan untuk
terorganisasi baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi untuk mencapai tujuan yang jelas.
2. Aspek-aspek Kemampuan Manajemen Waktu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Macan, dkk dalam Kartadinata, 2008:111 manajemen waktu dibagi menjadi
empat aspek, yaitu:
a. Menetapkan tujuan dan prioritas setting goals and priorities
Tujuan dan sasaran merupakan pernyataan mengenai apa yang penting dan ingin dilakukan oleh individu serta berfungsi
untuk memberikan arah bagi aktivitas-aktivitas selanjutnya. Pada aspek ini, tujuan dan sasaran perlu ditetapkan terlebih dahulu
sebelum individu membuat suatu prioritas atau perencanaan dan penjadwalan. Tujuan dan sasaran tersebut dibagi menjadi dua,
yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek bisa saja menjadi tujuan harian karena memang