Hubungan kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2011 dan 2012.

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2011 DAN 2012

Gaudensius Gasim Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen waktu dan tingkat prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan 2012, serta menjajaki hubungan keduanya.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik korelasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan 2012 yang berjumlah 44 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kemampuan manajemen waktu berjumlah 27 dan kuesioner prokrastinasi penulisan skripsi berjumlah 31. Teknik analisis data yang digunakan adalah norma kategorisasi Azwar yang terdiri atas tiga kategori: tinggi, sedang, dan rendah, dan teknik korelasi r Person Product Moment dengan nilai probabilitas (Pv) 0,05.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, 23 (52,27%) orang mahasiswa memiliki kemampuan manajemen waktu pada kategori tinggi, 18 (40,90%) orang mahasiswa pada ketegori sedang, dan sisanya 3 (6,81%) orang mahasiswa pada kategori rendah. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa, 22 (50%) orang mahasiswa memiliki tingkat prokrastinasi penulisan skripsi pada kategori rendah, 20 (45,45%) orang mahasiswa pada kategori sedang, dan hanya 2 (4,54%) orang mahasiswa pada kategori tinggi. Hasil analisis butir item menunjukkan bahwa terdapat 13 butir item kemampuan manajemen waktu teridentifikasi sedang dan 7 butir item prokrastinasi penulisan skripsi teridentifikasi sedang. Hasil analisis uji hipotesis menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, yaitu 0,844 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012. Walaupun demikian, didapatkan nilai koefisien korelasi yakni -0,031, artinya ada indikasi bahwa semakin tinggi kemampuan manajemen waktu, maka semakin rendah kecendrungan prokrastinasi penulisan skripsi, sebaliknya semakin rendah kemampuan manajemen waktu, maka semakin tinggi pula kecendrungan prokrastinasi penulisan skripsi.


(2)

TIME MANAGEMENT SKILL IN RELATION WITH

PROCRASTINATION HABIT OF GUIDANCE AND COUNSELLING

DEPARTMENT SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA’S

STUDENTS CLASS OF 2011 AND 2012 IN WRITING GRADUATING PAPER

Gaudensius Gasim Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

The aims of this research are to identify time management skill level and procrastination level of Guidance and Counselling Department Sanata Dharma University’s student, class of 2011 and 2012 in writing graduating paper, and to analyze the relation of both levels.

The research is based on a descriptive correlational method. The subject of this research are 44 students from Guidance and Counselling Department Sanata Dharma University, class of 2011 and 2012. Instruments used for this research are 27 items of time management skill questionnaire and 31 items of graduating paper writing procrastination questionnaire. Data analysis techniques used for this research are Azwar’s norm of categorization which consists of three categories: high, average, and low, and r Person Product Moment technique with probability value (Pv) of 0.05.

The result of this research shows that 23 (52.27%) students have the time management skill on high category, 18 (40.90%) students have the skill on average category, and 3 (6.81%) have the skill on low category. The result also shows that 22 (50%) students have low level of graduating paper writing procrastination, 20 (45.45%) have average level, and only 2 (4.54%) students have the high level. The result of item analysis shows that there are 13 items identified as average category on time management skill and 7 items as average category on procrastinating graduating paper. Hypothesis testing analysis result shows that the probability value is higher than 0.05, which is 0.844 > 0.05. This result concludes that there is no significant relation between time management skill and graduating paper procrastination level among Guidance and Counselling Department of Sanata Dharma University’s students, class of 2011 and 2012. However, there is a correlation coefficient value populated, which is -0.031. It indicates that, when the time management skill is high, the level of graduating paper procrastination becomes lower. On the contrary, if the time management skill is low, the level of graduating paper writing procrastination becomes higher.

Keyword: time management, procrastination, graduating paper writing.


(3)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2011 DAN 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh : Gaudensius Gasim

NIM : 121114051

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENULISANSKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2011 DAN 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh : Gaudensius Gasim

NIM : 121114051

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sakit itu indah”

“Do not put off doing something because nobody knows whether we can

meet tomorrow or not”

Ku persembahkan skripsi ini untuk: 1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Bapa dan Mama 3. Saudara/saudari

4. Dosen Pembimbing (Dr. Gendon Barus, M.Si) 5. Teman-teman Prodi BK USD angkatan 2012


(8)

ABSTRAK

HUBUNGAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2011 DAN 2012

Gaudensius Gasim Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen waktu dan tingkat prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan 2012, serta menjajaki hubungan keduanya.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik korelasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan 2012 yang berjumlah 44 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kemampuan manajemen waktu berjumlah 27 dan kuesioner prokrastinasi penulisan skripsi berjumlah 31. Teknik analisis data yang digunakan adalah norma kategorisasi Azwar yang terdiri atas tiga kategori: tinggi, sedang, dan rendah, dan teknik korelasi r Person Product Moment dengan nilai probabilitas (Pv) 0,05.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, 23 (52,27%) orang mahasiswa memiliki kemampuan manajemen waktu pada kategori tinggi, 18 (40,90%) orang mahasiswa pada ketegori sedang, dan sisanya 3 (6,81%) orang mahasiswa pada kategori rendah. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa, 22 (50%) orang mahasiswa memiliki tingkat prokrastinasi penulisan skripsi pada kategori rendah, 20 (45,45%) orang mahasiswa pada kategori sedang, dan hanya 2 (4,54%) orang mahasiswa pada kategori tinggi. Hasil analisis butir item menunjukkan bahwa terdapat 13 butir item kemampuan manajemen waktu teridentifikasi sedang dan 7 butir item prokrastinasi penulisan skripsi teridentifikasi sedang. Hasil analisis uji hipotesis menunjukan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, yaitu 0,844 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi BK USD Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012. Walaupun demikian, didapatkan nilai koefisien korelasi yakni -0,031, artinya ada indikasi bahwa semakin tinggi kemampuan manajemen waktu, maka semakin rendah kecendrungan prokrastinasi penulisan skripsi, sebaliknya semakin rendah kemampuan manajemen waktu, maka semakin tinggi pula kecendrungan prokrastinasi penulisan skripsi.


(9)

ABSTRACT

TIME MANAGEMENT SKILL IN RELATION WITH

PROCRASTINATION HABIT OF GUIDANCE AND COUNSELLING

DEPARTMENT SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA’S

STUDENTS CLASS OF 2011 AND 2012 IN WRITING GRADUATING PAPER

Gaudensius Gasim Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

The aims of this research are to identify time management skill level and procrastination level of Guidance and Counselling Department Sanata Dharma

University’s student, class of 2011 and 2012 in writing graduating paper, and to

analyze the relation of both levels.

The research is based on a descriptive correlational method. The subject of this research are 44 students from Guidance and Counselling Department Sanata Dharma University, class of 2011 and 2012. Instruments used for this research are 27 items of time management skill questionnaire and 31 items of graduating paper writing procrastination questionnaire. Data analysis techniques used for this

research are Azwar’s norm of categorization which consists of three categories:

high, average, and low, and r Person Product Moment technique with probability value (Pv) of 0.05.

The result of this research shows that 23 (52.27%) students have the time management skill on high category, 18 (40.90%) students have the skill on average category, and 3 (6.81%) have the skill on low category. The result also shows that 22 (50%) students have low level of graduating paper writing procrastination, 20 (45.45%) have average level, and only 2 (4.54%) students have the high level. The result of item analysis shows that there are 13 items identified as average category on time management skill and 7 items as average category on procrastinating graduating paper. Hypothesis testing analysis result shows that the probability value is higher than 0.05, which is 0.844 > 0.05. This result concludes that there is no significant relation between time management skill and graduating paper procrastination level among Guidance and Counselling Department of

Sanata Dharma University’s students, class of 2011 and 2012. However, there is a

correlation coefficient value populated, which is -0.031. It indicates that, when the time management skill is high, the level of graduating paper procrastination becomes lower. On the contrary, if the time management skill is low, the level of graduating paper writing procrastination becomes higher.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu guna perbaikan penulisan skripsi ini diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sebagai bahan masukan untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang turut membantu dalam berupa semangat dan doa yang sangat mendukung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma , serta selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dengan penuh sukacita, sabar, dan tekun, dalam membimbing, dan mendamping setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.

2. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dan membagi ilmunya selama masa studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.


(11)

(12)

(13)

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… . ii

HALAMAN PENGESAHAN………... . iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN………... iv

ABSTRAK………. v

ABSTRACT………... vi

KATA PENGANTAR……… vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… ix

HALAMAN PERNYATAAN……… x

DAFTAR ISI……….... xi

DAFTAR TABEL………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xvi

BAB I. PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Identifikasi Masalah………... 4

C. Pembatasan Masalah……… 5

D. Rumusan Masalah……… 5

E. Tujuan Penelitian………. 6

F. Manfaat Penelitian………... 7


(15)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……… 10 A. Hakikat Kemampuan Manajemen Waktu……… 10 1. Pengertian Kemampuan Manajemen Waktu.……... 10 2. Aspek-aspek Kemampuan Manajemen Waktu.…… 11 3. Ciri-ciri Individu yang Mampu

Memanajemen Waktu……… 14

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Manajemen Waktu………. 16

5. Kemampuan Manajemen Waktu Mahasiswa

dalam Aktivitas Akademik dan Non Akademik…… 18 B. Hakikat Prokrastinasi Penulisan Skripsi………. 19 1. Pengertian Prokrastinasi……….. 19

2. Pengertian Skripsi……… 20

3. Aspek-aspek Prokrastinasi Penulisan Skripsi………. 21 4. Jenis-jenis Prokrastinasi……….. 23 5. Ciri-ciri Prokrastinator……… 24 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Timbulnya Prokrastinasi……….. 26 7. Prokrastinasi dalam Penulisan Skripsi………. 29 8. Tugas-tugas yang Harus Dilakukan Oleh Seorang

Mahasiswa Agar Proses Penyusunan Skripsinya Dapat

Berlangsung Efektif………. 31

C. Mahasiswa dan Kemampuan Manajemen Waktu………… 33 1. Pengertian Mahasiswa dan Karakteristiknya………… 33 2. Mahasiswa dan Kegiatan Akademik……… 35 3. Hambatan-hambatan atau Kesulitan dan

Tantangan Mahasiswa Penulis Skripsi……….. 37 D. Hasil Penelitian Relevan……….. 38


(16)

F. Hipotesis Penelitian……….. 42

BAB III. METODE PENELITIAN………. .. 43

A. Jenis dan Desain Penelitian……….. 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 43

C. Subjek Penelitian………... 44

D. Variabel Penelitian……… 44

E. Alat Ukur Penelitian Instrumen Pengumpulan Data Penelitian………. 45

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen……… 49

1. Validitas……… 49

2. Reliabilitas………. 54

G. TeknikAnalisis Data………. 57

1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data……… 57

2. Menentukan Kategori……… 58

3. Menguji Hipotesis Penelitian………. 63

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………… 64

A. Hasil Penelitian………. 64

B. Pembahasan ………. 74

BAB V. PENUTUP………. 84

A. Kesimpulan……… 84

B. Saran ………. 85


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1: Subjek Penelitian………... 44 Tabel 2: Norma Skoring Kuesioner Kemampuan

Manajemen Waktu dan Kebiasaan

Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 46 Tabel 3: Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajemen

Waktu………. . 47

Tabel 4: Kisi-kisi Instrumen Kebiasaan Prokrastinasi

Penulisan Skripsi………. 48

Tabel 5: Rincian Item yang Valid dan Gugur

Variabel Kemampuan Manajemen Waktu………….. 52 Tabel 6: Rincian Item yang Valid dan Gugur

Variabel Prokrastinasi Penulisan Skripsi………. 53 Tabel 7: Kriteria Guildford……….. . 55 Tabel 8: Hasil Reliabilitas Kuesioner

Kemampuan Manajemen Waktu………. 55

Tabel 9: Hasil Reliabilitas Kuesioner

Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 56

Tabel 10: Kategorisasi Skor Kemampuan Manajemen Waktu

dan Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 59 Tabel 11: Kategori Tingkat Kemampuan Manajemen Waktu

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

angkatan 2011 dan 2012……….. 60

Tabel 12: Kategori Tingkat Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(18)

Tabel 13: Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Kemampuan Manajemen Waktu dan

Prokrastinasi Penulisan Skripsi……….. 62 Tabel 14: Kategorisasi Skor Tingkat Kemampuan Manajemen

Waktu Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

angkatan 2011 dan 2012……… 64

Tabel 15: Penggolongan Skor Item Tingkat Kemampuan

Manajemen Waktu……… 66

Tabel 16: Kategorisasi Skor Tingkat Prokrastinasi Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

angkatan 2011 dan 2012……….. 67 Tabel 17: Penggolongan Skor Item Tingkat Kebiasaan

Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 68 Tabel 18: Deskripsi Data Penelitian Kemampuan Manajemen

Waktu dan Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan

Skripsi……….. 69

Tabel 19: Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefisien Korelasi………. 71

Tabel 20: Hasil Uji Korelasi Variabel Kemampuan

Manajemen Waktu dengan Variabel Prokrastinasi


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1: Data Penelitian Kuesioner Kemampuan

Manajemen Waktu……… 92

Lampiran 2: Data Penelitian Kuesioner Kebiasaan

Prokrastinasi Penulisan Skripsi……… 94 Lampiran 3: Data Perhitungan Validitas Kuesioner

Kemampuan Manajemen Waktu dan

Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi…. 95 Lampiran 4: Kuesioner Kemampuan Manajemen Waktu

dan Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan

Skripsi……… 101

Lampiran 5: Data Perhitungan Deskriptif Statistick……… 107 Lampiran 6: Rincian Item Kemampuan Manajemen Waktu

yang Capaian Skornya Teridentifikasi

Sedang……… 108

Lampiran 7: Rincian Item Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi yang Capaian Skornya Teridentifikasi

Sedang……… 110


(20)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen waktu merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam bidang akademik. Manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seorang individu yang dilakukan secara terencana agar individu tersebut dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya (Atkinson, 1991). Macan, dkk (1990) juga mengungkapkan bahwa manajemen waktu adalah pengaturan diri individu dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, pengontrolan waktu, dan selalu membuat skala prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi.

Peran manajemen waktu sangat diperlukan bagi mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugas akademiknya. Tugas-tugas itu dapat terselesaikan dengan baik apabila mahasiswa mampu memanajemen waktu. Ketidakmampuan dalam memanajemen waktu mengakibatkan mahasiswa cenderung menunda-nunda mengerjakan tugas-tugas akademik mereka. Penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik ini disebut dengan istilah “prokrastinasi akademik”. Perilaku prokrastinasi ini tentu saja


(21)

banyak memberikan akibat negatif pada mahasiswa tersebut, semisalnya: keterlambatan menyelesaikan tugas, tidak mengumpulkan tugas, stress, frustrasi, dan mempengaruhi capaian hasil belajar mahasiswa yang bersangkutan. Surijah (2007) juga mengungkapkan bahwa mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akan lebih lama untuk menyelesaikan masa studinya dibandingkan mahasiswa yang tidak melakukan prokrastinasi.

Menyusun skripsi merupakan salah satu tugas akademik yang penting karena menjadi salah satu syarat mahasiswa untuk mendapatkan gelar S1. Bagi sebagian mahasiswa, menulis skripsi nampaknya merupakan hal yang menakutkan dan dianggap sebagai pekerjaan yang sangat berat. Fenomena ini terjadi di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Banyak mahasiswa tidak berhasil menyelesaikan skripsinya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa mahasiswa, lamanya durasi masa penulisan skripsi disebabkan oleh lemahnya kemampuan mahasiswa memanajemen waktu, tingginya kecenderungan perilaku menunda-nunda, lemahnya kemampuan dalam mencari sumber pustaka, lemahnya kemampuan menulis ilmiah, minimnya frekuensi pertemuan dengan dosen pembimbing, dan pengalihan fokus penulisan skripsi ke kesibukan bekerja sambilan atau mencari kesenangan lain. Penelitian ini bermaksud menganalisis seberapa tinggi kemampuan mahasiswa dalam memanajemen waktu dan seberapa


(22)

tinggi kebiasaan prokrastinasi dalam mengerjakan skripsi mereka, serta menjajaki hubungan keduanya. Karena fokus dalam penelitian ini adalah mengenai penundaan penulisan skripsi, maka sepanjang penelitian ini menggunakan istilah prokrastinasi penulisan skripsi.

Beberapa peneliti mencoba mengukur hubungan manajemen waktu dengan prokrastinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Kartadinata & Tjundjing, (2008) pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya angkatan 2004 dan 2005 berjumlah 227 orang, tidak menemukan hubungan yang signifikan tetapi menunjukkan korelasi negatif (-0,377) antara pengelolaan waktu dan prokrastinasi akademik. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Sandra & M. Djalali (2013) pada guru-guru SMA dan sederajat di wilayah Surabaya dan Sidoarjo (N= 110). Subjek diperoleh dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu purposive random sampling. Data dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan variabel manajemen waktu dan self efikasi secara simultan dan sangat signifikan berhubungan dengan prokrastinasi, walaupun pengaruhnya sangat kecil karena dari hasil koefisien determinasi (R= 0,213) menunjukkan bahwa sumbangan relatif yang diberikan oleh variabel manajemen waktu dan self efikasi terhadap prokrastinasi hanya sebesar 21,3 %, sementara sisanya 78,7% merupakan faktor-faktor lain yang menyebabkan munculnya prokrastinasi.


(23)

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dipaparkan di atas, khususnya fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012, peneliti hendak meneliti “Hubungan Kemampuan Manajemen Waktu dengan Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2011 dan 2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan manajemen waktu mahasiswa masih rendah. 2. Belum diketahui secara pasti faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya kemampuan manajemen waktu mahasiswa.

3. Perilaku prokrastinasi penulisan skripsi terjadi pada banyak mahasiswa.

4. Tingkat perilaku prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa sangat tinggi.

5. Dampak perilaku prokrastinasi penulisan skripsi mengganggu proses dan memperlambat penyelesaian masa studi mahasiswa.

6. Penelitian tentang hubungan kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi belum konsisten.


(24)

C. Pembatasan Masalah

Tidak seluruh permasalahan yang teridentifikasi di atas terjangkau dalam penelitian ini, maka perlu diadakan pembatasan masalah yaitu meneliti masalah-masalah butir 1, 3, 4, dan 6; dengan berfokus pada: Hubungan kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skiripsi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012.

D. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian ini dirumuskan sbb:

1. Seberapa baik kemampuan manajemen waktu mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?

2. Butir-butir pengukuran kemampuan manajemen waktu mana yang capaian skornya teridentifikasi rendah?

3. Seberapa buruk kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?

4. Butir-butir pengukuran kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mana yang capaian skornya teridentifikasi tinggi?

5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi


(25)

mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang tingkat kemampuan manajemen waktu mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?

2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran kemampuan manajemen waktu yang capaian skornya rendah.

3. Memperoleh gambaran tentang tingkat kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012? 4. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran kebiasaan prokrastinasi

penulisan skripsi yang capaian skornya tinggi.

5. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 dan 2012?


(26)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan wawasan mengenai hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis: dapat memberikan gambaran dan informasi bagi penelitian ilmiah, dibidang Pendidikan, khusus Bimbingan dan Konseling tentang hubungan kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis:

a. Dapat membantu pihak Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dalam pembuatan atau penyusunan program bimbingan demi meningkatkan kemampuan manajemen waktu mahasiswa dan mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan prokrastinasi dalam proses penulisan skripsi.

b. Dapat membantu peneliti untuk memperoleh pengalaman dan gambaran hubungan kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa.


(27)

c. Dapat membantu peneliti lain untuk menambah wawasan tentang kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa dan dapat memberikan inspirasi dalam melakukan penelitian berikutnya yang relevan.

G. Definisi Istilah

1. Kemampuan Manajemen Waktu

Kemampuan manajemen waktu merupakan upaya dan tindakan seorang individu dalam mengatur dirinya dengan menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan menentukan tujuan dan prioritas, membuat perencanaan dan penjadwalan, pengontrolan terhadap waktu, serta kesanggupan untuk terorganisasi baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi untuk mencapai tujuan yang jelas.

2. Mahasiswa

Mahasiswa adalah anggota masyarakat atau individu yang berada pada tahap perkembangan remaja akhir (18-21 tahun ) yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada jenjang perguruan tinggi tertentu.

3. Prokrastinasi

Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan mahasiswa untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas yang penting secara berulang-ulang dan dilakukan secara sengaja.


(28)

4. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah dari seorang mahasiswa sebagai bukti kemampuan akademik dalam penelitian dengan topik yang sesuai dengan bidang studi, dan merupakan syarat bagi mahasiswa untuk mencapai gelar sarjana strata satu.

5. Prokrastinasi Penulisan Skripsi

Prokrastinasi penulisan skripsi merupakan menunda menyelesaikan tugas akhir dari seorang mahasiswa dalam bentuk penulisan ilmiah untuk mencapai gelar kesarjanaan yang seharusnya dapat dikerjakan tepat waktu, dengan mengemukakan berbagai alasan meskipun hal tersebut dilakukan secara sengaja dan terlihat adanya ketidakuntungan dalam melakukan penundaan tersebut.


(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan mengenai hakikat kemampuan manajemen waktu, hakikat prokrastinasi penulisan skripsi, mahasiswa dan karakteristiknya, hasil-hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir penelitian, dan hipotesis. A. Hakikat Kemampuan Manajemen Waktu

1. Pengertian Manajemen Waktu

Macan, dkk (1990) mengatakan bahwa manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat skala prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan.

Covey (1994) mengatakan bahwa manajemen waktu tidak dapat dilepaskan dengan manajemen diri. Manajemen diri dapat diartikan sebagai cara individu mengorganisasikan kehidupanya dengan prinsip mendahulukan apa yang harus dilakukan skala prioritas.

Atkinson (1991) menjelaskan bahwa manajemen waktu adalah suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seorang individu yang dilakukan secara terencana agar individu tersebut dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya.


(30)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajemen waktu merupakan upaya dan tindakan seorang individu dalam mengatur dirinya dengan menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan menentukan tujuan dan prioritas, membuat perencanaan dan penjadwalan, pengontrolan terhadap waktu, serta kesanggupan untuk terorganisasi baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi untuk mencapai tujuan yang jelas.

2. Aspek-aspek Kemampuan Manajemen Waktu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Macan, dkk (dalam Kartadinata, 2008:111) manajemen waktu dibagi menjadi empat aspek, yaitu:

a. Menetapkan tujuan dan prioritas (setting goals and priorities)

Tujuan dan sasaran merupakan pernyataan mengenai apa yang penting dan ingin dilakukan oleh individu serta berfungsi untuk memberikan arah bagi aktivitas-aktivitas selanjutnya. Pada aspek ini, tujuan dan sasaran perlu ditetapkan terlebih dahulu sebelum individu membuat suatu prioritas atau perencanaan dan penjadwalan. Tujuan dan sasaran tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek bisa saja menjadi tujuan harian karena memang


(31)

mensyaratkan penentuan aktivitas yang lebih spesifik sehingga tujuan jangka panjang akan lebih mudah tercapai.

Lakein (dalam Claessens dkk, 2004) mengungkapkan bahwa dalam menyusun suatu prioritas yang umum digunakan adalah sistem prioritas ABC (system priority ABC). Tujuan yang diberikan tanda A adalah tujuan yang harus diberi perhatian utama dan mempunyai nilai kepentingan tinggi. Tujuan yang diberikan tanda B merupakan aktivitas yang mempunyai nilai kepentingan sedang. Selanjutnya, tujuan yang diberikan tanda C merupakan tujuan yang memiliki kepentingan rendah.

Macan (1990) menambahkan bahwa, aspek pertama ini berisi aktivitas-aktivitas menetapkan dan meninjau kembali tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, menentukan prioritas kegiatan dan melaksanakannya, menentukan batas waktu, memanfaatkan waktu menunggu dan membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil agar mudah dikerjakan.

b. Perencanaan dan penjadwalan (planning and scheduling)

Fauziah (dalam Kartadinata, 2008) menjelaskan bahwa perencanaan dan penjadwalan dilakukan setelah menyusun prioritas, dan sebelum melakukan penjadwalan terlebih dahulu disusun perencanaan. Perencanaan dikenal dengan pembuatan daftar harian yang disebut dengan to do list. Daftar ini berisi


(32)

mengenai berbagai macam aktivitas yang harus dilaksanakan pada hari itu dan prioritas serta perkiraan waktu untuk tiap aktivitas.

Aspek kedua ini berisi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pengaturan waktu, membuat daftar-daftar yang harus dikerjakan, membuat jadwal mingguan, menggunakan buku agenda, dan mengatur kertas kerja.

c. Kemampuan mengendalikan waktu (perceived control of time) Aspek ketiga lebih mengarah pada keyakinan atau pandangan individu tentang bagaimana kemampuannya dalam mengendalikan waktu dan bagaimana individu menggunakan waktu yang ada.

Menurut Briton & Tesser (1991), aspek ketiga ini disebut dengan time attitude yang berkaitan dengan efikasi diri. Efikasi diri merupakan penilaian individu akan kemampuan dirinya dalam menghadapi suatu situasi secara efektif. Efikasi diri ini akan berpengaruh pada performansi dari individu, yang artinya menentukan bagaimana individu tersebut bertindak, berapa besar usaha yang dilakukan, dan berapa lama individu tersebut bertahan. Semakin tinggi efikasi diri individu, maka individu tersebut dapat tahu kapan suatu situasi dapat dihadapi dan kapan harus dihindar. d. Preferensi untuk terorganisasi (preference for organization)

Pada aspek ini dijelaskan bahwa untuk mengetahui kebiasaan penggunaan waktunya, individu sebaiknya menggunakan catatan penggunaan waktunya selama satu minggu dan diperiksa kembali


(33)

pada akhir pekan. Pencatatan dan pemeriksaan ini penting untuk mengevaluasi berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk aktivitas yang berorientasi pada tujuan dan menjadi prioritas, serta berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk aktivitas rutin maupun aktivitas tanpa tujuan dan prioritas. Aspek keempat menekankan pada keinginan untuk terorganisasi serta pendekatan yang dilakukan individu dalam menyelesaikan tugas.

3. Ciri-ciri Individu yang Mampu Memanajemen Waktu

Davidson (2002) menyebutkan individu-individu yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen waktu memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu: a. Mampu menetapkan tujuan

Menetapkan tujuan dan mencapai tujuan merupakan bagian yang paling utama dalam pengaturan waktu. Dengan tujuan tersebut, individu akan sangat mudah untuk mengetahui dari mana harus memulai pekerjaan. Selain itu, memudahkan untuk memutuskan apa yang penting dan perlu untuk dilakukan. Dengan demikian, akan dapat terhindar dari tindakan yang membuang waktu.

b. Mampu mengidentifikasi prioritas

Tugas-tugas yang harus dikerjakan mungkin banyak. Apabila dapat mengidentifikasi prioritas dari tugas-tugas tersebut, maka memudahkan untuk mencapai tujuan. Dalam menentukan


(34)

prioritas, perlu membuat kategori yaitu: tugas mendesak dan tugas penting.

c. Mampu membuat jadwal

Membuat jadwal kegiatan merupakan salah satu contoh manajemen waktu yang baik. Dengan membuat jadwal individu dapat menyelsaikan pekerjaan atau tugasnya tepat waktu. Individu yang membuat jadwal hariannya akan lebih mudah melakukan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugasnya.

d. Mampu melakukan pekerjaan dengan terorganisir

Melakukan pekerjaan dengan terorganisir merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan individu sehari-hari. Dengan mempunyai jadwal dan perencanaan individu dapat mengatur segala sesuatu dengan mudah. Individu yang melakukan kegiatan atau tugasnya secara terorganisir akan terlaksana dengan baik dan akan mencapai tujuan yang diharapkannya.

e. Mampu meminimalkan interupsi

Interupsi adalah gangguan yang bersumber dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu yang akan mengurangi konsentrasi individu dengan pekerjaannya. Individu yang manajemen waktunya baik akan mampu meminimalkan interupsi tersebut.


(35)

f. Mampu mengelola stress

Individu pasti berhadapan dengan situasi atau kondisi yang membuat individu tersebut stress. Individu yang mengalami stress, akan melaksanakan aktivitas-aktivitasnya tidak sesuai dengan yang ia rencanakan atau tidak sesuai dengan yang ia jadwalkan, dan tidak mampu memprioritaskan aktivitas-aktivitas yang sifatnya lebih penting.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Manajemen Waktu

Srijanti (2007) mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen waktu yaitu:

a. Adanya target yang jelas

Dengan adanya target pencapaian maka hidup akan lebih terarah dan waktupun dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

b. Adanya prioritas kerja

Individu dapat menjalankan manajemen waktu dengan baik akan mencurahkan seluruh konsentrasi dan energinya untuk mencapai prioritas yang telah ditetapkan. Adanya prioritas dalam bekerja merupakan salah satu faktor utama yang membuat individu berhasil melakukan pekerjaan dengan baik.


(36)

c. Pendelegasian tugas

Sifat kurang percaya pada orang lain dan ingin semua pekerjaan selesai dengan sempurna seringkali membuat tersitanya waktu yang kita miliki. Pekerjaan yang dianggap tidak utama dilakukan pendelegasian kepada orang lain. Hal itu dapat lebih meringankan pekerjaan, waktu yang ada dapat digunakan melakukan pekerjaan lain yang lebih berkualitas.

Rahardi (2009) juga menyebutkan beberapa faktor yang menentukan tercapainya proses manajemen waktu mahasiswa, antara lain:

a. Faktor dalam diri yang melakukan kesalahan.

Faktor ini menjadi faktor utama. Setiap manusia belajar dari kesalahan hidupnya. Dengan manajemen waktu, manusia meminimalisir kesalahan di masa lampau.

b. Faktor lingkungan kampus

Pada dasarnya lingkungan kampus menjadi barometer kreativitas mahasiswa. Dengan fasilitas kampus yang memadai, mahasiswa mampu menimba ilmu secara otodidak yang kurang didapat di bangku kuliah. Hal ini mempersingkat waktu proses belajar kognitif mahasiswa.

c. Faktor pandangan hidup.

Faktor ini mampu memacu motivasi mahasiswa. Seperti, untuk apa berkuliah, setelah lulus apa yang akan dilakukan? Dengan


(37)

pandangan hidup yang jelas, tergambar dalam benak sebuah masa depan.

5. Kemampuan Manajemen Waktu Mahasiswa dalam Aktivitas Akademik dan Non Akademik

Mahasiswa memiliki banyak aktivitas dan tugas yang harus diselesaikannya. Milligrams dan Toubiana (1999) menyebutkan bahwa tugas mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tugas akademik dan non akademik. Tugas akademik dan non akademik merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh seorang mahasiswa. Kedua hal tersebut memiliki peranan penting dalam proses perkembangan pribadi seorang mahasiswa, baik perkembangan kognitif maupun psikologis. Terkait dengan hal di atas, kebanyakan mahasiswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan semua aktivitas dan tugasnya tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurang mampu mahasiswa dalam mengatur waktu untuk melaksanakan semua aktivitas dan tugasnya tersebut.

Peran manajemen waktu sangat penting bagi mahasiswa dalam melaksanakan aktivitas akademik dan non akademiknya. Mahasiswa yang mampu memanajemen waktu dengan baik akan melaksanakan kegiatan akademiknya secara teratur, terencana dan terorganisir, dan memanfaatkan semua waktu yang telah ditentukan dengan efektif sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan


(38)

menjamin tercapainya tujuan yang diharapkan tanpa mengenyampingkan keberlangsungan aktivitas non akademiknya. Artinya, mahasiswa tersebut mampu mengalokasikan waktu secara proporsional antara waktu untuk keperluan aktivitas akademik dan non akademik, semisal pengembangan diri, sosialisasi, rekreasi, olahraga, dan istirahat.

B. Hakikat Prokrastinasi Penulisan Skripsi 1. Pengertian Prokrastinasi

Prokrastinasi yang dalam Bahasa Inggris disebut procrastination berasal dari kata bahasa Latin procrastinare. Kata procrastinare merupakan dua akar kata yang dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju, dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi, secara harafiah, prokrastinasi berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Desimone dalam Ferrari dkk, 1995: 4).

Sementara itu, Solomon & Rothblum (1984: 503) mengatakan: “Procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of experiencing subjective discomfort, in an all-too-familiar problem”. Pernyataan ini menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja, menimbulkan perasaan tidak nyaman, serta secara subjektif dirasakan oleh seorang


(39)

prokrastinator. Dalam kaitannya dengan penulisan skripsi, prokrastinasi dijelaskan sebagai perilaku menunda tugas-tugas skripsi (seperti: mencari referensi, menyelesaikan tugas-tugas administratif, konsultasi dengan dosen pembimbing, merefisi bahan skripsi, dan mempersiapkan diri untuk ujian pendadaran) sampai batas akhir waktu yang tersedia.

Ferrari, dkk (1995: 4) menjelaskan bahwa terdapat dua arti dari prokrastinasi yaitu: Pertama, prokrastinasi diartikan sebagai kebiasaan yang berguna untuk menghindari pekerjaan yang tidak terlalu penting dan usaha yang impulsive. Kedua, prokrastinasi dianggap sebagai kebiasaan berbahaya akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang penting dalam hidup.

Berdasarkan pengertian prokrastinasi dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah suatu kecenderungan mahasiswa untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas yang penting secara berulang-ulang dan dilakukan secara sengaja.

2. Pengertian Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S1. Skripsi tersebut adalah bukti kemampuan akademik mahasiswa bersangkutan dalam penelitian dengan topik yang sesuai dengan bidang studinya. Skripsi disusun dan


(40)

dipertahankan untuk mencapai gelar sarjana strata satu. Biasanya, skripsi menjadi salah satu syarat kelulusan (Wirartha, 2006).

Berdasarkan pengertian prokrastinasi dan skripsi, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi penulisan skripsi merupakan menunda menyelesaikan tugas akhir dari seorang mahasiswa dalam bentuk penulisan ilmiah untuk mencapai gelar kesarjanaan yang seharusnya dapat dikerjakan tepat waktu, dengan mengemukakan berbagai alasan meskipun hal tersebut dilakukan secara sengaja dan terlihat adanya ketidakuntungan dalam melakukan penundaan tersebut.

3. Aspek-aspek Prokrastinasi Penulisan Skripsi

Solomon dan Rothblum, 1984 (dalam Rizki, 2009: 14-15) menyebutkan lima area akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering tidak dikerjakan oleh mahasiswa, yakni tugas mengarang (menulis karya ilmiah), belajar menghadapi ujian, membaca, kinerja tugas administratif, dan menghadiri pertemuan. Area akademik ini akan menjadi aspek prokrastinasi penulisan skripsi dalam penelitian ini. Adapun kelima aspek tersebut, yaitu:

a. Tugas-tugas administratif penunjang proses penulisan skripsi Berkaitan dengan penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran UKT dan SKS, penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan Kartu Tanda Mahasiswa, dan penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan KRS dan BRS.


(41)

b. Menghadiri pertemuan berkaitan dengan proses penyusunan skripsi

Aspek kedua ini berkaitan dengan hal menghadiri pertemuan dengan dosen pembimbing (konsultasi skripsi), dan menghadiri pertemuan dengan kelompok (bimbingan skripsi kelompok).

c. Membaca buku referensi skripsi

Aspek ini berkaitan dengan mencari buku-buku referensi skripsi, meminjam buku-buku referensi, lalu membaca buku-buku referensi yang sudah ditemukan dan meringkas atau merangkum isi buku yang telah dibaca, dan selanjutnya mengembalikan buku-buku yang telah dipinjam.

d. Menyusun skripsi

Aspek ini berkaitan dengan mencari dan mengumpulkan berbagai literatur atau sumber pustaka yang sesuai dengan judul skripsi (seperti buku-buku yang relevan, jurnah ilmiah, ensiklopedi, artikel-artikel ilmiah dan lain sebagainya), serta memulai dan menyelesaikan skripsi.

e. Belajar menghadapi ujian skripsi

Aspek ini berkaitan dengan penyelesaian hal-hal sebagai persyaratan pelaksanaan ujian skripsi (seperti mengumpulkan berkas yang diperlukan, dan mendaftar ujian skripsi). Aspek ini juga berkaitan dengan persiapan yang matang untuk melaksanakan ujian dan mempelajari kembali bahan skripsi yang


(42)

telah disusun, sehingga dapat melaksanakan ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang baik.

4. Jenis-jenis Prokrastinasi

Ferrari (Yemima Huestiya, 2010:6), membagi prokrastinasi berdasarkan fungsi. Berdasarkan fungsinya, prokrastinasi dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Prokrastinasi disfungsional (dysfunctional procrastination)

Penundaan jenis ini tidak memiliki tujuan, dan akan berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Prokrastinator jenis ini, biasaanya menggunakan alasan-alasan untuk melakukan penundaan. Alasan tersebut dibagi menjadi dua yaitu:

1) Decisional procrastination

Menurut Ferrari (Ghufron 2003: 18), prokrastinasi dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang ditawarkan untuk menyesuaikan diri dalam pembuatan keputusan pada situasi yang dipersebsikan penuh stress.

2) Behavioral atau avoidance procrastination

Menurut Ferrari (Ghufron, 2003: 19), penundaan dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai


(43)

negatif dalam dirinya atau mengancam self estemnya, sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Prokrastinasi fungsional (functional procrastination)

Penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu upaya konstruktif agar suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik.

5. Ciri-ciri Prokrastinator

Ferrari dkk (dalam Kartadinata, 1995: 16), menjelaskan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati melalui ciri-ciri tertentu yaitu:

a. Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi. Prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

b. Keterlambatan dalam menyelsaikan tugas karena melakukan hal-hal lain yang tidak dibutuhkan.

Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain


(44)

maupun rencana-rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga melakukanya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan menyelsaikan tugas secara memadai.

c. Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan dan kinerja aktual.

Prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami kegagalan menyelsaikan tugasnya secara memadai. Ciri utama seorang prokrastinator adalah lamban dalam melakukan suatu tugas. d. Selalu takut dan cemas

Perilaku menunda-nunda akan membawa perasaan tidak nyaman pada pelakunya, konsekuensi negatif yang ditimbulkan memicu kecemasan dalam diri pelaku prokrastinasi.

e. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada tugas yang harus dikerjakan.

Prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (Koran, majalah, atau


(45)

buku cerita), nonton, ngobrol, jalan-jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Prokastinasi

Bernad (dalam Catrunada, 2008) mengemukakan sepuluh faktor yang mempengaruhi munculnya prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Kecemasan atau emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut. Segala bentuk situasi yang mengancam individu dapat menimbulkan kecemasan seperti konflik dan rasa frustrasi, ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri dan tekanan melakukan sesuatu diluar kemampuan dapat menjadi faktor penyebab timbulnya prokrastinasi.

b. Self-depreciation

Dalam situasi ini, seseorang memiliki penghargaan yang rendah atas dirinya dan selalu menyalahkan dirinya ketika terjadi kesalahan dan kurang percaya diri untuk mendapatkan masa depan yang cerah. Keadaan ini membuat sebagian orang tidak bergairah mengerjakan segala hal yang akhirnya berdampak pada timbulnya prokrastinasi.


(46)

c. Toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan.

Maksud dari pernyataan di atas adalah adanya kesulitan terhadap tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami kesulitan untuk mentoleransi rasa cemas dan frustrasi sehingga mereka menghindari diri dari tugas-tugas yang membuat mereka merasa tugas tersebut dapat mengurangi kenyamanan.

d. Mencari kesenangan.

Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau melepaskan situasi yang membuat nyaman tersebut. Jika sesorang memiliki kecenderungan yang tinggi dalam mencari kenyamanan, maka orang tersebut memiliki keinginan kuat untuk lebih bersenang-senang dari pada melakukan hal yang membuat mereka tidak nyaman. Mengerjakan tugas adalah salah satu yang dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman.

e. Disorganisasi waktu

Idealnya, mengatur waktu agar seseorang dapat memperkirakan dengan baik berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan adalah hal penting untuk hidup teratur. Namun, pada kenyataannya beberapa orang merasa sulit untuk memutuskan apakah pekerjaan itu penting atau kurang penting untuk dikerjakan sehingga akhirnya melakukan prokrastinasi jika salah dalam pengambilan keputusan.


(47)

f. Disorganisasi lingkungan

Ketidakaturan lingkungan dapat menjadi salah satu penyebab adanya prokrastinasi. Ketidakaturan yang dimaksud dalam hal ini adalah keadaan lingkungan yang memiliki banyak gangguan sehingga membuat seseorang susah untuk berkonsentrasi, seperti adanya kertas dimana-mana, alat yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas tidak tersedia dan banyak hal lain yang ada di lingkungan dan sifatnya mengganggu sesorang dalam penyelesaian tugasnya.

g. Pendekatan yang lemah terhadap tugas

Pendekatan yang lemah terhadap tugas adalah ketidakmampuan sesorang untuk mengetahui dari mana ia harus memulai pekerjaan. Pada situasi seperti ini, seseorang tersebut mengalami kebingungan untuk memulai yang akhirnya berimbas pada penundaan pekerjaan yang seharusnya ia kerjakan.

h. Kurangnya kemampuan sesorang untuk berkata tidak

Dalam situasi ini, seseorang merasa kesulitan untuk menolak jika diminta untuk mengerjakan hal lain diluar jadwal yang sudah dibuat. Akhirnya pekerjaan yang semula sudah direncanakan akhirnya harus ditunda karena harus mengerjakan hal yang tidak dapat ia tolak.


(48)

i. Permusuhan terhadap orang lain

Adanya kemarahan atau dendam yang berlebihan terhadap sesorang yang dianggap musuh akan mempengaruhi cara seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan orang tersebut. Hal ini dapat menjadikan sesorang menunda pekerjaan yang berhubungan dengan musuhnya tersebut.

j. Perasaan tertekan atau kelelahan

Dalam situasi tertekan atau kelelahan, seseorang akan cenderung mengabaikan tugas yang seharusnya dikerjakan karena banyaknya tenaga yang terbuang sebelumnya.

7. Prokrastinasi dalam Penulisan Skripsi

Prokrastinasi penyusunan skripsi pada mahasiswa adalah kecenderungan menunda-nunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan proses penyusunan skripsi. Sebagai salah satu tugas akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, biasanya memiliki kecenderungan prokrastinasi yaitu menunda untuk memulai mengerjakan skripsi. Semisalnya menunda mencari buku referensi, menunda jadwal konsultasi dengan dosen pembimbing, menunda menyusun kuesioner penelitian, menunda mengerjakan revisian, menunda mengurus surat izin penelitian, dan menunda melaksanakan penelitian.


(49)

Berdasarkan pendapat Bernad (dalam Catrunada, 2008), mengenai faktor-faktor penyebab munculnya prokrastinasi, maka penyebab timbulnya prokrastinasi penulisan skripsi pada mahasiswa dapat dijabarkan sebagai berikut:

Seseorang mengganggap skripsi sebagai situasi yang mengancamnya sehingga dapat menimbulkan kecemasan seperti menghindar dari dosen dan teman-teman, dan tidak yakin dengan kemampuan yang ia miliki. Hal ini membuat seseorang tersebut menunda menyelesaikan skripsinya.

Ada orang yang cenderung menyalahkan dirinya sendiri, orang seperti ini selalu takut salah dengan tugas yang ia buat. Seperti tidak berani memberikan bahan skripsinya kepada dosen karena ia merasa semua bahan skripsinya salah. Kondisi ini mendorong sesorang untuk melakukan penundaan dalam penulisan skripsinya.

Disorganisasi waktu dapat menyebabkan sesorang melakukan penundaan. Seseorang mengalami kesulitan dalam mengatur waktu untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaannya. Seperti kesulitan mengatur waktu untuk bertemu dengan dosen pembimbing, kesulitan mengatur waktu untuk melaksanakan penelitian. Hal ini dapat pula membuat seseorang sulit menentukan mana pekerjaan yang penting dikerjakan dan mana pekerjaan yang kurang penting dikerjakan. Kondisi ini menyebabkan seseorang menunda menyelesaikan skripsinya.


(50)

Ketidakaturan lingkungan dapat menjadi salah satu penyebab adanya prokrastinasi. Ketidakaturan yang dimaksud dalam hal ini adalah keadaan lingkungan yang memiliki banyak gangguan sehingga membuat seseorang susah untuk berkonsentrasi, seperti adanya kertas dimana-mana, referensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan skripsi tidak tersedia dan banyak hal lain yang ada di lingkungan dan sifatnya mengganggu sesorang dalam penyelesaian tugasnya.

Pendekatan yang lemah terhadap tugas adalah ketidak mampuan sesorang untuk mengetahui dari mana ia harus memulai skripsinya. Pada situasi seperti ini, seseorang tersebut mengalami kebingungan untuk memulai yang akhirnya berimbas pada penundaan mengerjakan bahan skripsinya

Adanya kemarahan atau dendam yang berlebihan terhadap sesorang yang dianggap musuh akan mempengaruhi cara seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan orang tersebut. Hal ini dapat menjadikan sesorang menunda pekerjaan yang berhubungan dengan musuhnya tersebut.

8. Tugas-tugas yang Harus Dilakukan Oleh Seorang Mahasiswa Agar Proses Penyusunan Skripsi Dapat Berlangsung Efektif

Menurut Gendon Barus, (2016: wawancara) ada beberapa tugas yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa agar proses penyusunan skripsinya dapat berlangsung efektif, yakni:


(51)

1) Mencari buku referensi

Seorang mahasiswa mencari buku referensi yang sesuai dengan judul skripsinya atau mencari bahan referensi lainya.

2) Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing

Agar dapat berjalan efektif, mahasiswa perlu melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing demi mendapatkan masukan, kritik, saran, dan penambahan wawasan terkait skripsinya.

3) Fokus untuk tulisannya

Tugas mahasiswa dalam penyusunan skripsinya adalah menghindari terjadinya disorganisasi waktu dan disorganisasi lingkungan, agar ia tetap fokus dengan tulisannya.

4) Mampu manajemen waktu

Hal ini berkaitan dengan yang disebutkan pada poin ke tiga yakni disorganisasi waktu. Tugas ini berkaitan dengan pengaturan waktu dalam memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan.

5) Kemampuan menolak interupsi/godaan

Tugas ini berkaitan dengan kemampuan seorang mahasiswa untuk berani berkata tidak atau menolak berbagai macam hal yang hanya menghambat penyelesaian skripsinya. Seperti berani berkata tidak atau menolak atas ajakan teman-teman untuk


(52)

melakukan hal-hal yang kurang penting dibandingkan dengan menyusun skripsi.

6) Berani bertanya ke narasumber, dan berdiskusi dengan teman-teman.

Agar menambah wawasan dan pengetahuan, seorang mahasiswa perlu berdiskusi dengan teman-teman sekelompok dan mencari informasi terkait dengan judul skripsi dari berbagai narasumber.

C. Mahasiswa dan Kemampuan Manajemen Waktu 1. Pengertian Mahasiswa dan Karakteristiknya

a. Pengertian Mahasiswa

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997), bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi. Montogomery (dalam Papalia dkk, 2007) mengatakan bahwa perguruan tinggi atau universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu dalam mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya dalam melatih keterampilan verbal dan kuantitatif, berpikir kritis, dan moral reasoning.

Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentang usia 18-21 tahun. Menurut Papalia, dkk (2007) usia ini berada dalam tahap perkembangan dari remaja atau adolescene menuju dewasa muda


(53)

atau young adulthood. Pada usia ini, perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari lingkungan serta sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau karirnya.

Selain hal di atas, mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon inteletual. Sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa dirinya. Sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu berpikir kritis terhadap kenyataan sosial. Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan (Djojodibroto, 2004).

b. Ciri-ciri Mahasiswa

Kartono (1985) menjelaskan bahwa mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri, antara lain:

1) Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan menjadai kaum intelegensia.


(54)

2) Mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

3) Mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis dalam proses modernisasi.

4) Mahasiswa diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan professional.

2. Mahasiswa dan Kegiatan Akademik

Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikam di Universitas atau sekolah tinggi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997). Tujuan mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi adalah untuk menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan ilmiah yang luas, sehingga mampu bertindak ilmiah dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk dapat diabadikan kepada masyarakat.

Proses penyelesaian program pendidikan di jenjang perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk memenuhi tugas-tugas yang diberikan baik secara akademik maupun non-akademik. Salomon dan Rothblum (1984), mengemukakan bahwa ada enam tugas akademik yang harus dilakukan mahasiswa dalam menjalankan masa perkuliahan, diantaranya adalah tugas menulis, belajar untuk


(55)

menghadapi ujian, menghadiri pertemuan kelas, tugas adminstratif dan kinerja akademik secara keseluruhan.

Milligrams dan Toubiana (1999) membagi tugas akademik yang harus dilakukan mahasiswa menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Pekerjaan rumah (PR)

Mahasiswa diminta untuk membuat tugas tulisan singkat yang akan diberikan kepada dosen dan membaca materi yang akan digunakan untuk presentasi kelas, ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan pemahaman tentang materi yang akan diberikan.

b. Ujian

Mahasiswa diminta untuk mengerjakan beberapa soal atau pertanyaan sebagai refleksi dari materi yang sudah diberikan.

c. Karya tulis

Mahasiswa akan diminta untuk membuat laporan yang cukup panjang dan mendalam mengenai topik yang ditentukan. Dalam pembuatan karya tulis ini mahasiswa akan melakukan aktivitas seperti membaca dan meninjau kembali materi yang sudah diberikan. Selain tugas tersebut mahasiswa juga wajib mengikuti tugas akademik lain seperti menghadiri perkuliahan, datang tepat waktu, dan tugas admininstrasi lainnya.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa, tugas seorang mahasiswa tidaklah mudah. Mahasiswa perlu memiliki tanggung


(56)

jawab atas tugas-tugas yang harus dilakukan. Terkait dengan hal tersebut, salah satu bentuk tanggung jawab mahasiswa terhadap tugas-tugasnya adalah memanajemen waktu dengan baik.

3. Hambatan-hambatan atau Kesulitan dan Tantangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Menyusun skripsi bagi sebagian mahasiswa nampaknya merupakan hal yang menakutkan yang mau tidak mau wajib dijalani karena menyusun skripsi dianggap pekerjaan yang sangat berat (Mage & Priyowidodo, 2005). Dengan fenomena seperti itu, menurut Lutfin (dalam Mage & Priyowidodo, 2005) beberapa faktor yang menyebabkan ketidakmampuan seorang mahasiswa menulis skripsi terkait masalah penguasaan teknik penulisan, penguasaan bahasa Indonesia, kurangnya membaca, dan tidak terbiasa menulis. Kesulitan lain yang seringkali dialami diantaranya kesulitan mencari judul untuk skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas atau takut menemui dosen pembimbing. Kesulitan-kesulitan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan stress, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi dan bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya (Mu’tadin, 2002).


(57)

D. Hasil Penelitian Relevan

Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Kartadinata & Tjundjing (2008), pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya angkatan 2004 dan 2005 dengan (N= 227). Data diperoleh dengan pengisian Time Management Behavior Scale (TMBS) dengan Procrastination Assessment Scale for Student (PASS). Data dianalisis dengan analisis linear dan r person product moment. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan tetapi menunjukkan korelasi negatif (-0,377) antara pengelolaan waktu dan prokrastinasi akademik. 2. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Sandra & M. Djalali (2013)

mengenai hubungan manajemen waktu dan efikasi diri dengan prokrastinasi. Subjek penelitian adalah guru-guru SMA dan sederajat di wilayah Surabaya dan Sidoarjo (N= 110). Subjek diperoleh dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu purposive random sampling. Data dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan variabel manajemen waktu dan self efikasi secara simultan dan sangat signifikan berhubungan dengan prokrastinasi, walaupun pengaruhnya sangat kecil karena dari hasil koefisien determinasi (R= 0,213) menunjukkan bahwa sumbangan relatif yang diberikan oleh variabel manajemen waktu dan self efikasi terhadap prokrastinasi hanya sebesar 21,3 %, sementara sisanya


(58)

78,7% merupakan faktor-faktor lain yang menyebabkan munculnya prokrastinasi.

E. Kerangka Pikir

Kemampuan manajemen waktu merupakan satu hal yang penting bagi mahasiswa dalam proses belajar di perguruan tinggi. Banyak tugas yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa, baik tugas akademik maupun tugas non-akademik. Salah satu penentu keberhasilan seorang mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya adalah kemampuan dalam memanajemen waktu. Mahasiswa yang mampu memanajemen waktunya dengan baik memiliki kebutuhan dan tujuan yang jelas, memiliki daftar dan rencana tugas yang jelas, memanfaatkan dan mengendalikan waktunya dengan baik, dan mengevaluasi semua waktu yang digunakan. Dengan memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, seorang mahasiswa dapat melaksanakan semua tugasnya dengan efektif, dan dapat merasakan hasil dari tugas-tugasnya tersebut. Secara khusus, mahasiswa dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsinya tepat waktu dan memperoleh hasil yang memuaskan.

Sebaliknya, mahasiswa yang kurang mampu memanajemen waktu mengalami kesulitan dalam mengatur waktu untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaannya (disorganisasi waktu). Seperti kesulitan mengatur waktu untuk bertemu dengan dosen pembimbing, kesulitan mengatur waktu untuk melaksanakan penelitian. Hal ini dapat pula


(59)

membuat seseorang sulit menentukan mana pekerjaan yang penting dikerjakan dan mana pekerjaan yang kurang penting dikerjakan. Salah satu akibatnya adalah mahasiswa cenderung melakukan kebiasaan prokrastinasi atau menunda-nunda pelaksanaan tugasnya, khususnya menunda-nunda penyusunan skripsi dan hal inilah yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini.

Selain manajemen waktu, faktor lain yang menjadi penyebab munculnya kebiasaan prokrastinasi dalam penyusunan skripsi pada mahasiswa adalah faktor dari dalam diri mahasiswa, yakni; Pribadi yang beranggapan bahwa skripsi sebagai situasi yang mengancamnya sehingga dapat menimbulkan kecemasan seperti menghindar dari dosen dan teman-teman, dan tidak yakin dengan kemampuan yang ia miliki; Pribadi yang cenderung menyalahkan dirinya sendiri, orang seperti ini selalu takut salah dengan tugas yang ia buat; Pendekatan yang lemah terhadap tugas yakni ketidakmampuan sesorang untuk mengetahui dari mana ia harus memulai skripsinya. Pada situasi seperti ini, seseorang tersebut mengalami kebingungan untuk memulai yang akhirnya berimbas pada penundaan mengerjakan bahan skripsinya; Adanya kemarahan atau dendam yang berlebihan terhadap sesorang yang dianggap musuh akan mempengaruhi cara seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan orang tersebut. Semisalnya, kurang menyukai cara dosen pembimbing mengoreksi hasil pekerjaan.


(60)

Ketidakaturan lingkungan juga dapat menjadi salah satu penyebab adanya prokrastinasi. Ketidakaturan yang dimaksud dalam hal ini adalah keadaan lingkungan yang memiliki banyak gangguan sehingga membuat seseorang susah untuk berkonsentrasi, seperti adanya kertas dimana-mana, referensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan skripsi tidak tersedia dan banyak hal lain yang ada di lingkungan dan sifatnya mengganggu sesorang dalam penyelesaian tugasnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajemen waktu merupakan salah satu penyebab munculnya kebiasaan prokrastinasi pada mahasiwa dalam melaksanakan berbagai macam tugas, khususnya dalam penyelesaian tugas penulisan skripsi. Keterkaitan antara kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi dapat digambarkan pada bagan berikut ini.

Bagan Kerangka Pikir

Penyusunan skripsi selesai tepat waktu Prokrastinasi

Rendah Tinggi

Mahasiswa

Kemampuan Manajemen Waktu

Terlambat menyelesaikan skripsi

Prokrastinasi Tinggi Rendah


(61)

F. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis penelitian asosiatif yaitu:

Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2011 dan 2012.


(62)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini dipaparkan mengenai jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik korelasi. Furchan (2004: 415-418) mengatakan penelitian deskriptif dengan metode survey dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang korelasi antara kemampuan manajemen waktu dengan kebiasaan prokrastinasi penulisan skripsi mahasiswa Prodi BK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2011 dan 2012.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : Kampus III Universitas Sanata Dharma 2. Waktu : 10, Mei 2016

Penelitian ini berlangsung selama 7 hari (lama waktu penyebaran instrumen penelitian).


(63)

C. Subjek Penelitian

Pengambilan subjek dalam penelitian ini diperoleh menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 & 2012 berjumlah 44 orang, dengan pertimbangan bahwa sedang dalam proses penyusunan skripsi. Jumlah subjek penelitian disajikan dalam tabel berikut:

Table 1. Subjek Penelitian

No Angkatan Jumlah Mahasiswa

1 2011 5

2 2012 39

Total 44

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel penelitian yang terdiri dari: 1. Variabel Bebas

Variabel yang mempengaruhi disebut sebagai variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X). Dalam penelitian ini variabel bebas adalah kemampuan manajemen waktu.

2. Variabel Tergantung

Variabel akibat disebut sebagai variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y). Variabel


(1)

6 Saya segera mencantumkan/memprogramkan mata kuliah skripsi pada Kartu Rencana Studi (KRS) pada saat jadwal yang sudah ditentukan. 7 Saya segera menemui Dosen Pembimbing Akademik (DPA) untuk

menandatangani Kartu Rencana Studi yang telah diisi. 8 Saya mengulur-ulur waktuuntuk mengikuti BRS Online.

9 Saya segera menemui dosen pembimbing untuk berkonsultasi,ketika saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan skripsi.

10 Saya sering mengundur-undur waktu ketika diminta untuk bertemu dengan dosen pembimbing.

11 Saya biasanya menunggu teman-teman yang lain untuk menemui dosen, walaupun saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan skripsi.

12 Saya biasanya membatali jadwal konsultasi yang sudah disepakati dengan dosen pembimbing.

13 Saya biasanya segera menanyakan informasi mengenai jadwal bimbingan skripsi kepada teman-teman kelompok

14 Saya biasanya menunggu informasi dari teman-teman mengenai jadwal bimbingan skripsi

15 Saya selalu menyempatkan diri untuk mencari buku-buku referensi yang sesuai dengan judul skripsi saya di perpustakaan

16 Saya menunggu petunjuk dari dosen pembimbing untuk mencari buku-buku referensi yang sesuai dengan judul skripsi saya.

17 Saya langsung meminjam buku referensi skripsi di perpustakaan yang sudah saya temukan

18 Saya membaca buku referensi skripsi yang telah saya pinjam dari perpustakaan mulai saat peminjaman sampai akhir batas waktu pengembalian

19 Saya membaca buku-buku referensi setiap hari untuk memperdalam ilmu dan pengetahuan terkait skripsi.

20 Saya segera membuat rangkuman setelah saya membaca buku referensi skripsi.

21 Saya segera mengembalikan buku referensi dari perpustakaan yang telah selesai saya baca meskipun batas waktu pengembalian masih lama

22 Ketika saya sadar bahwa saya telah terlambat mengembalikan buku pinjaman perpustakaan, saya segera mengembalikannya untuk menghindari denda yang akan semakin banyak.

23 Saya segera mencari berbagai literatul atau referensi, setelah saya menentukan judul skripsi.

24 Apabila buku-buku referensi yang saya sudah temukan kurang mendukung dalam penyusunan skripsi, Saya segera mencari jurnal ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi.

25 Apabila persedian referensi atau literatul di perpustakaan USD yang sesuai dengan judul skripsi habis, saya tetap menunggu sampai tersedia kembali.

26 Saya menunggu teman-teman yang lain menyelesaikan skripsinya, sehingga saya dapat mencari tahu informasi dan gambaran dari mereka.

27 Saya berpikir waktu untuk menyusun skripsi sangat singkat sehingga saya harus segera menyelesaikannya.

28 Saya berpikir masih banyak waktu untuk menyelesaikan skripsi sehingga tidak perlu terburu-buru


(2)

29 Saya segera menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk pendaftaran ujian skripsi jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan ujian. 30 Saya baru mendaftar ujian skripsi ke BAA, 1 hari menjelang

pelaksanaan ujian.

31 Apabila saya merasa cemas menjelang hari pelaksanaan ujian, saya segera mengkomunikasikan kepada dosen pembimbing/para dosen/teman-teman.

32 Saya merasa belum siap melaksanakan ujian skripsi, sehingga saya selalu mengundur-undur waktu.

33 Saya mempelajari kembali skripsijauh-jauh hari sebelum pelaksanaan ujian.

34 Saya segera memberikan bahan skripsi kepada dosen pembimbing dan dosen penguji, jauh-jauh hari sebelum melaksanakan ujian.

Lampiran 5.

Data Perhitungan Deskriptive Statistics Variabel Kemampuan

Manajemen Waktu dan Prokrastinasi Penulisan Skripsi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Manajemen 44 41 99 78.84 11.070

Prokrastinasi 44 39 100 67.39 12.434


(3)

Lampiran 6. Rincian Item Kemampuan Manajemen Waktu yang Capaian

Skornya Teridentifikasi Sedang

No Variabel Indikator Item kuesioner 1 Menetapkan

tujuan dan prioritas (Setting

goals and priorities)

a. Mempunyai tujuan dari tugas atau kegiatan yang dilakukan

Saya akan menyelesaikan penulisan skripsi sesuai dengan kontrak yang telah disepakati (2).

b. Menentukan kebutuhan yang ingin dicapai c. Mengidentifikasi tugas

atau kegiatan yang penting dan tidak penting maupun tugas atau kegiatan yang mendesak dan tidak mendesak

Saya bingung menentukan tugas yang terlebih dahulu dilaksanakan, apabila saya mendapatkan dua tugas yang sangat mendesak (9)

d. Menyisihkan lebih banyak waktu pada tugas atau kegiatan yang diprioritaskan

Bagiku menulis skripsi adalah tugas rutin ku (11).

Saya bingung menentukan tugas yang harus dilakukan sesuai dengan prioritas yang telah saya buat (12)

2 Perencanaan dan

penjadwalan

(Planning and scheduling)

a. Membuat daftar harian

(cheklis)

b. Membuat jadwal harian, mingguan , dan bulanan

Saya memajang jadwal kegiatan di dinding kamar/kos (jadwal harian, mingguan dan bulanan) (15).

Saya membuat jadwal khusus untuk mengkonsultasi skripsi dengan dosen pembimbing dalam satu minggu (16). Target penyelesaian tugas saya berantakan karena jadwal saya acak-acakan (19). Kebanyakan kegiatan yang saya lakukan melenceng dari jadwal yang saya buat. (20). c. Menggunakan buku

agenda

Saya membuat agenda kegiatan jauh hari sebelum saya melaksanakan kegiatan tersebut. (21)

3 Kemampuan mengendalikan waktu

(Perceived control of time)

a. Keyakinan mengenai kemampuan

memengaruhi waktu yang dihabiskan b. Menggunakan waktu

secara efisien

Seringkali aktivitas saya akhir-akhir ini mengganggu aktivitas rutin saya (menyusun skripsi) (25).

Saya mengetahui banyaknya waktu yang saya habiskan untuk kegiatan yang sesuai dengan tujuan saya (26)

c. Mengelola stres Saya cenderung merasa pasrah untuk tidak melakukan apa-apa apabila ada jadwal kegiatan yang bertabrakan (29) d. Bersikap asertif

4 Preferensi untukterorganis asi (Preference

for

organitation)

a. Menggunakan catatan penggunaan waktu (buku catatan mengenai waktu yang sudah terpakai)


(4)

b. Mengevaluasi penggunaan waktu

Saat mengevaluasi jadwal kegiatan, saya bingung menentukan kegiatan mana yang berjalan sesuai dengan prioritas yang sudah saya buat (34)

Lampiran 7.

Rincian Item Kebiasaan Prokrastinasi Penulisan Skripsi yang

Capaian Skornya Teridentifikasi Sedang

No Variabel Indikator Item kuesioner Tugas-tugas

administratif penunjang proses penulisan skripsi

a. Penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran UKT dan SKS

Saya biasanya membayar UKT di hari terakhir batas pembayaran meskipun saya sudah dikirimi uang oleh orangtua/wali satu bulan sebelumnya.(3)

b. Penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan Kartu Tanda Mahasiswa

c. Penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan KRS dan BRS Menghadiri pertemuan berkaitan dengan proses penulisan skripsi

a. Menghadiri pertemuan dengan dosen

b. Menghadiri pertemuan dengan kelompok (bimbingan skripsi kelompok)

Saya biasanya menunggu informasi dari teman-teman mengenai jadwal bimbingan skripsi(14)

Membaca buku referensi penulisan skripsi

a. Mencari buku-buku referensi penulisan skripsi

Saya menunggu petunjuk dari dosen pembimbing untuk mencari buku-buku referensi yang sesuai dengan judul skripsi saya.(16)

b. Meminjam buku referensi penulisan skripsi di perpustakaan c. Membaca buku referensi

penulisan skripsi

Saya membaca buku referensi skripsi yang telah saya pinjam dari perpustakaan mulai saat peminjaman sampai akhir batas waktu pengembalian (18)

Saya membaca buku-buku referensi setiap hari untuk memperdalam ilmu dan pengetahuan terkait skripsi. (19) d. Membuat ringkasan dari

buku referensi yang telah dibaca

e. Mengembalikan buku referensi yang telah dipinjam

Membuat/ menyusun skripsi

a. Mencari bahan untuk pembuatan skripsi (buku, jurnal ilmiah, ensikolopedi, dll) b. Memulai mengerjakan

skripsi

Saya menunggu teman-teman yang lain menyelesaikan skripsinya, sehingga saya


(5)

dapat mencari tahu informasi dan gambaran dari mereka. (26)

c. Menyelesaikan skripsi Belajar

menghadapi ujian pendadaran

a. Penyelesaian hal-hal yang berkaitan dengan ujian skripsi/pendadaran

Saya baru mendaftar ujian skripsi ke BAA, 1 hari menjelang pelaksanaan ujian. (30) b. Mempersiapkan mental

untuk mempertanggung jawabkan skripsi c. Mempelajari dan

memahami kembali bahan skripsi yang sudah diselesaikan


(6)

Dokumen yang terkait

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 99

Deskripsi tingkat adversity quotient mahasiswa angkatan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

0 3 114

Deskripsi tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3 34 100

Coping stres penulis skripsi (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2012 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2015/2016).

1 5 109

Studi tentang tingkat kebiasaan proaktif mahasiswa semester III program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2006.

0 9 106

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4 18 97

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Minat mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2005 dalam kegiatan pendidikan di program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 119

Tingkat kecenderungan perilaku konsumtif mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 tahun akademik 2013/2014 - USD Repository

0 0 68

Tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 103