adalah lima tahun satu bulan, waktu ini lebih rendah dari umur usaha peternakan sapi perah skala besar.
3. Usaha peternakan sapi perah dengan pemanfaatan limbah ternak sebagai
bahan baku untuk menghasilkan biogas layak secara finansial untuk dijalankan. Nilai NPV yang didapatkan sebesar Rp 527.394.716,00 yang
berarti usaha ini memberikan manfaat bersih sebesar Rp 527.394.716,00 selama umur usaha. Sementara nilai IRR 29,42 yang menunjukkan
besarnya tingkat pengembalian dari penanaman modal untuk investasi sebesar 29,42 . Net BC sebesar 2,09 dimana setiap satu satuan biaya yang
dikeluarkan memberikan manfaat sebesar 2,09 satuan. Waktu periode pengembalian dari nilai investasi adalah lima tahun lima bulan, waktu ini
lebih rendah dari umur usaha peternakan sapi perah skala besar dengan pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas.
4. Kondisi risiko yang terdapat pada usaha peternakan sapi perah skala besar
yang memanfaatkan limbah untuk menghasilkan biogas, terdiri dari dua bagian yakni risiko harga dan risiko produksi. Secara finansial usaha
peternakan sapi perah skala besar tetap layak. Hal ini dilihat dari kriteria investasi dari masing-masing skenario risiko. Sementara, tingkat risiko
tertinggi terdapat pada risiko poduksi dengan nilai koefisien variasi sebesar 0,59 sementara risiko harga memiliki nilai koefisien variasi yang lebih rendah
yakni 0,08. 5.
Pembangunan reaktor pada usaha peternakan sapi perah skala besar dilihat kelayakannya melalui perhitungan Incremental Net Benefit non komersial,
yang didapatkan hasil bahwa nilai NPV sebesar Rp 160.746.232,00, sementara nilai IRR yang didapatkan lebih besar dari tingkat diskonto yang
digunakan yakni 6,99 , serta nilai Net BC yang lebih besar dari satu sehingga menunjukkan bahwa manfaat yang diterima dari seluruh biaya yang
dikeluarkan setiap satuannya adalah lebih besar dari satu atau lebih besar dari jumlah biaya yang dikeluarkan. Sementara itu, payback period adalah selama
dua tahun. Sedangkan secara komersial, didapatkan hasil NPV RP 50.015.147,00, IRR 68,85 , Net BC 6,01, dan PP 4 tahun. Sehingga,
pembangunan reaktor biogas menguntungkan dan layak untuk dijalankan.
7.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat saran yang dapat dijadikan rekomendasi bagi usaha peternakan skala besar, yaitu :
1. Pemanfaatan limbah untuk menghasilkan biogas pada usaha peternakan sapi
perah perlu dikembangkan di berbagai wilayah yang memiliki populasi ternak sapi perah, karena usaha ini memberikan keuntungan secara finansial bagi
peternak dengan adanya output sampingan berupa biogas dan limbah biogas sludge yang dapat dikomersilkan serta dapat berperan dalam mengatasi
permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh adanya limbah ternak dan dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menghasilkan energi
alternatif. 2.
Risiko produksi yang dialami peternak memiliki kemungkinan terjadi yang lebih besar dibandingkan dengan risiko harga, sehingga perlu dikelola dengan
baik. Salah satunya dengan memperhatikan pakan yang akan dikonsumsi oleh ternak. Pakan yang akan diberikan harus terjamin kualitas dan kebersihannya.
3. Peternak skala besar dapat membentuk suatu sistem organisasi yang lebih
terstruktur, dengan melakukan pencatatan inventaris, produksi serta penerimaan dari penjualan sehingga peternak dapat melakukan evaluasi
mengenai usaha peternakan serta melakukan pengembangan usaha lebih lanjut.
4. Pemerintah khususnya Kementrian Lingkungan Hidup dalam memberikan
bantuan berupa reaktor biogas kepada para peternak harus lebih memperhatikan jumlah ternak yang dimiliki dengan skala reaktor. Pada
penelitian tidak seluruh kotoran ternak mampu tertampung didalam reaktor biogas, sehingga pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah ternak
masih terjadi. 5.
KUD Giri Tani serta Dinas Peternakan Kabupaten Bogor dapat memberikan pelatihan dalam hal pengolahan limbah baik itu limbah kotoran ternak yang
belum dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas ataupun limbah yang dihasilkan dari pemanfaatan kotoran menjadi biogas.
DAFTAR PUSTAKA
[CDI] Centre for Data and Information on Energy and Mineral Resource’s. 2009. Handbook of Energy Economic Statistics of Indonesia 2009
. Jakarta : Pusdatin ESDM.
Deptan. 1985. Sapi Perah. Ungaran : Balai Informasi Pertanian Ungaran. Fleisher, B. 1990. Agricultural Risk Management. London : Lynne Rienner
Publisher, Inc. Gittinger, JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo, Slamet
dan Komet Mangiri, penerjemah; Jakarta : UI Press. Terjemahan dari: Economic Analysis of Agriculture.
Muyazin. 2008. Analisis Kelayakan Usaha Instalasi Biogas dalam Mengelola Limbah Ternak Sapi Potong PT. Widodo Makmur Perkasa Cianjur
[skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Nazir M. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor : Butt
Design Printing. Nurtjahya E. 2003. Pemanfaatan Limbah Ternak Ruminansia untuk Mengurangi
Pencemaran Lingkungan. Di dalam : Makalah Pengantar Falsafah Sains. Bogor :
Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Pradana M. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ulat Sutera Studi Kasus
pada Peternakan Ulat Sutera Bapak Baidin Desa Karyasari Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Prihandana R, Hendroko R. 2008. Energi Hijau. Jakarta : Penebar Swadaya. Rosiana N. 2008.
Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Akarwangi Andropogon zizanoid di Kabupaten Garut [skripsi]. Bogor : Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Sahirman. 2009. Perancangan Proses Produksi Biodiesel dari Minyak Biji
Nyamplung Calophyllum inophyllum L [Disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Salundik, Simamora, Wahyuni. 2005. Manajemen Limbah Sapi Perah. Di dalam : Materi Pelatihan. Prosiding Program Pemberdayaan Peternakan. Jakarta :
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta.