Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya Analisis Aspek Non Finansial

kedalam kelompok peternak di setiap wilayah, dimana koperasi ini berperan sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Kelompok peternak yang tergabung kedalam KUD Giri Tani adalah Kelompok Mekar Jaya untuk Desa Cipayung, Kelompok Tirta Kencana untuk Desa Tugu Selatan, serta Kelompok Baru Tegal, dan Baru Sireum untuk Desa Cibeureum. Peternak yang tergabung kedalam kelompok dan KUD Giri Tani akan mendapatkan banyak keuntungan. Peternak mendapatkan kepastian dalam pemasaran susu yang dihasilkan, karena seluruh susu yang dihasilkan oleh anggota KUD Giri Tani akan diserap oleh Cimory. Sehingga, para peternak tidak perlu merasakan kesulitan dalam hal pemasaran susu. Para peternak juga lebih mudah untuk mendapatkan pakan, karena pakan ini telah disediakan oleh KUD Giri Tani atau melalui kelompok ternak masing-masing. Selain itu, para peternak juga dapat memperoleh pinjaman uang untuk memenuhi kebutuhannya, baik itu kebutuhan rumah tangga atau operasional dari usaha peternakan seperti pinjaman berupa pakan. Pembayaran dari pinjaman tersebut dilakukan setiap bulan, dengan cara dipotong dari hasil penjualan susu. Keuntungan lainnya adalah kemudahan peternakan untuk mendapatkan bantuan kesehatan hewan dan penyediaan obat- obatan ternak, apabila para peternak membutuhkan bantuan medis untuk melakukan proses inseminasi buatan atau proses melahirkan. Usaha peternakan sapi perah, pada aspek manajemen dan hukum, layak untuk dijalankan. Walaupun tidak memiliki struktur organisasi yang baku serta tidak memiliki badan hukum secara pribadi, namun usaha ini dapat dijalankan dengan baik, dan tidak terdapat pekerjaan yang menyimpang dari tugas masing- masing tenaga kerja. Selain itu, dengan menjadi anggota KUD Giri Tani, tanpa adanya badan hukum bagi masing-masing usaha peternakan yang ada, para peternak tetap memiliki kepastian dalam hal memasarkan susu segar kepada pihak pembeli yakni Cimory.

6.1.4. Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya

Kecamatan Cisarua dan Megamendung merupakan salah satu kawasan peternakan terbesar di Kabupaten Bogor Tabel 8. Dimana sebagian besar masyarakat di daerah tersebut bermata pencaharian sebagai peternak, khususnya sapi perah, hal ini terlihat dari jumlah peternak yang menjadi anggota KUD Giri Tani mencapai 140 orang. Dengan jumlah tersebut, di Kecamatan Cisarua dan Megamendung secara tidak langsung telah tercipta pola-pola sosial dan budaya sebagai kawasan peternakan. Dimana dalam satu wilayah yang cukup besar, usaha peternakan dan para peternak hidup berdampingan, serta saling berinteraksi dan bantu membantu dalam menjalankan usahanya. Pola tersebut tercipta dalam waktu yang cukup lama, yakni puluhan tahun. Karena sebelum para peternak yang ada saat ini, yang mayoritas telah memulai usaha selama belasan tahun, wilayah tersebut telah digunakan pula oleh para peternak pendahulu mereka selama puluhan tahun lalu. Pola yang tercipta telah menjadikan pula kehidupan masyarakat di wilayah tersebut menjadi seragam dalam hal pekerjaan dan pola kerja mereka sebagai peternak. Untuk itu, pola sosial dan budaya peternakan yang telah tercipta ini mendukung para peternak untuk menjalankan usaha, tanpa terkendala adanya pola sosial dan budaya yang tidak sesuai. Tabel 8. Jumlah Populasi Ternak Sapi Perah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bogor 2009 Diolah Kecamatan Cisarua dan Megamendung merupakan salah satu kawasan potensial untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah. Banyaknya jumlah peternakan yang berada di kawasan ini menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar, yakni terhadap sosial masyarakat serta lingkungannya baik positif maupun No Kecamatan Sapi Perah ekor 1 Pamijahan 1.071 2 Cibungbulang 890 3 Dramaga 38 4 Cijeruk 803 5 Caringin 605 6 Ciawi 165 7 Cisarua 1.152 8 Megamendung 358 9 Sukaraja 150 10 Bbk. Madang 45 11 Sukamakmur 200 12 Cibinong 112 13 Kemang 120 negatif. Secara sosial, usaha peternakan sapi perah yang terdapat di kawasan tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, yakni adanya penyerapan tenaga kerja terhadap masyarakat. Usaha peternakan sapi perah rata- rata membutuhkan empat orang tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja tersebut para peternak, memperkerjakan masyarakat di sekitar lokasi usaha peternakan. Jika dijumlahkan setiap peternak membutuhkan empat orang tenaga kerja non keluarga dan satu orang tenaga kerja keluarga. Pada lokasi penelitian yakni usaha peternakan skala besar yang memiliki reaktor biogas skala 7 m 3 , berjumlah lima peternakan, maka pada skala tersebut saja, total tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebanyak 25 orang. Sedangkan, jika melihat usaha peternakan secara keseluruhan, total peternak yang menjadi anggota KUD Giri Tani berjumlah 140 orang, dan apabila di rata-rata setiap peternak minimal menggunakan dua orang tenaga kerja, jumlah penyerapan tenaga kerja yang dapat dilakukan adalah sebanyak 280 orang. Penyerapan tenaga kerja secara ekonomi akan membantu masyarakat dalam hal pengurangan jumlah pengangguran yang berada di daerah tersebut, sehingga terbuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang belum memiliki pekerjaan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja secara langsung juga ikut meningkatkan jumlah pendapatan yang diterima masyarakat, yakni Rp 640.000,00 per orang dan usaha peternakan skala besar mampu meningkatkan pendapatan masyarakat hingga Rp 16.000.000,00 per bulan dan Rp 192.000.000,00 dalam satu tahun. Selain itu, usaha peternakan sapi perah skala besar secara tidak langsung juga ikut meningkatkan sistem perekonomian di wilayah Kecamatan Cisarua dan Megamendung. Pemasaran susu segar ke Cimory yang kemudian melalui proses pengolahan dan selanjutnya dipasarkan kepada konsumen, akan memberikan nilai tambah bagi pemerintah, yakni dalam hal pemberlakuan pajak. Pajak yang diberlakukan bagi Cimory antara lain adalah pajak perusahaan, pajak penghasilan hingga pajak pertambahan nilai. Nilai pajak tersebut berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan sebesar 25 untuk badan usaha tetap. Berdasarkan analisis tersebut, secara sosial-ekonomi-budaya usaha peternakan sapi perah layak untuk dijalankan. Karena usaha ini telah memberikan manfaat positif bagi ekonomi-sosial-budaya masyarakat sekitar lokasi usaha peternakan, yakni dalam hal pembukaan lapangan pekerjaan serta peningkatan pendapatan.

6.1.5. Aspek Lingkungan