Keterlibatan Anak dalam Sistem Borongan

5.1.2. Keterlibatan Anak dalam Sistem Borongan

Sistem kerja borongan yang berat tidak mungkin dapat diselesaikan oleh seorang buruh. Untuk itulah, setiap buruh akan memobilisasi seluruh anggota rumahtangga termasuk anak-anak untuk membantu pekerjaan di kebun tembakau. Biasanya, anak-anak mulai dilibatkan dalam pekerjaa n borongan tembakau pada usia mereka masih sangat mudah yaitu 6 – 8 tahun. Sebenarnya, bagi keluarga buruh semakin cepat seorang anak terlibat bekerja di perkebunan semakin menguntungkan, karena dibalik keuntungan pekerjaan dapat selesai tepat waktu, pelibatan pekerja anak juga terkait dengan harapan dan keinginan orang tua untuk menciptakan generasi buruh. Peranan pekerja anak ini senantiasa dipertahankan orang tua selama hubungan kerja bersifat subkontrak dimana kultur teknis relatif rumit, memerlukan kehati-hatian, kecermatan, keuletan dan kesabaran. Sementara itu, dari pihak perkebunan sebenarnya secara administratif tidak membenarkan mempekerjakan anak-anak, tetapi pada kenyataannya pelibatan anak-anak bekerja dalam tahapan pengelolaan tembakau Deli tidak dapat dilarang sepanjang tidak mengganggu dan merugikan kepada pihak perkebunan. Salah seorang informan Bapak Novian mengungkapkan bahwa anak-anak yang bekerja di kebun tembakau lebih banyak untuk membantu pekerjaan borongan orang tua. Pihak perkebunan di satu sisi mendapat keuntungan karena dengan pelibatan anak-anak bekerja sejak usia dini, mereka telah terbiasa untuk melakukan pekerjaan pengelolaan tembakau yang berarti untuk jangka panjang mereka dapat direkrut untuk menggantikan buruh yang telah pensiun. Dengan merekrut anak- anak buruh tembakau ini dapat mengurangi biaya pelatihan dan pendidikan pengelolaan tembakau. Berkaitan dengan sistem kerja borongan di perkebunan tembakau Deli, setidaknya dapat diklasifikasikan tiga tahap pengelolaan tembakau Deli yang senantiasa melibatkan pekerja anak, yaitu: Pertama, pengelolaan di kebun, meliputi; 1 penyiangan, yaitu pembersihan lahan, 2 pembuatan bedegan dan paret untuk tempat penanaman tembakau, 3 penanaman tembakau, dilakukan sekitar pukul tiga sore sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pihak perkebunan, 4 perawatan, yang terdiri atas tutup kaki membersihkan rumput yang tumbuh disekitar batang tembakau, pemupukan, penyiraman, dan mencari ulat, 5 panen, yaitu pemetikan daun tembakau, dilakukan sebelum matahari terbit, karena apabila terkena sinar matahari maka daun tembakau akan lengket dan layu. Kedua, pekerjaan di bangsal pengeringan antara lain; 1 menyujuk daun tembakau dengan memakai jarum panjang, 2 menjerangi tembakau dan menyusunnya berjejer ke palang-palang penyanggah yang disusun mulai dari atas sampai bawah. Ketiga, proses pekerjaan yang dilakukan di gudang pemeraman yang meliputi pekerjaan sebagai berikut; pemilihan daun tembakau kering berdasarkan kegunaan, fermentasi, membuka dan mendatarkan permukaan daun tembakau, sortasi kualitas daun, serta pengepakan daun tembakau. Pembagian kerja borongan dan perhitungan upah buruh diatur dalam Surat Perjanjian Khusus Tanam Tembakau PK2T2 antara perwakilan PTPN II dengan perwakilan buruh tanam tembakau yang diwakili oleh dua organisasi serikat buruh perkebunan yaitu Serikat Pekerja Perkebunan SP-Bun dan Serikat Buruh Merdeka. Selengkapnya PK2T2 ini dapat dilihat pada kotak 1. Terkait dengan sistem borongan yang berlaku selama tahapan proses produksi tembakau yang menjadi kewajiban seorang buruh dan untuk menyelesaikannya biasanya terpaksa memobilisasi tenaga kerja anak dapat digambarkan sebagai berikut: Pertama , persiapan lahan. Pada tahap ini dilakukan pembukaan lahan yang telah dihutankan selama lima tahun, lalu dilakukan pematokan batas lahan yang membagi lahan tersebut menjadi kotak- kotak seluas 0,8 ha. Pada tahap pertama ini, seluruh pekerjaan dilakukan oleh laki-laki atau bapak. Dalam prakteknya untuk mengerjakan tugas-tugas ini setiap buruh tidak dapat melaksanakannya secara sendiri, sehingga pada umumnya harus dibantu oleh istri dan anak-anaknya. Selain dibantu oleh ibu dan anak-anak, dalam prakteknya sehari-hari, setiap buruh berkongsi 15 dengan buruh lain. Kedua, tahap penanaman, pihak perkebunan akan membagi bibit tembakau kepada setiap buruh sebanyak 19.000 pokok yang harus ditanam secara bertahap. Tahap pertama sebanyak 9.000 pokok, tahap kedua sebanyak 6.000 pokok dan terkahir 4.000 pokok. Proses penanaman tembakau ini memerlukan tenaga kerja yang banyak, sehingga setiap buruh memobilisasi anggota keluarga dan kerabat lainnya seperti nenek, paman, bibi untuk ikut membantu. Dalam pekerjaan menanam tembakau ini tenaga anak-anak sangat intensif 15 Sistem kerja sama kongsi ini berlangsung sejak dimulainya kerja borongan, biasanya dari tahap membersihkan lahan dari sampah hingga mengangkut daun tembakau yang sudah kering ke gudang pemeraman. Sistem kongsi ini hanya dalam pekerjaannya, sedangkan hasilnya dinilai berdasarkan kontribusi masing-masing dan tidak ada sistem bagi hasil. karena penanaman yang terjadwal dan hanya dilakukan pada sore hari, sekitar pukul 14.00 wib - pukul 16.00 wib. Pada tahap ini pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan terlihat jelas, namun pekerjaan orang dewasa tidak berbeda dengan pekerjaan anak-anak. Pekerjaan mengambil bibit dari tempat pembibitan ke kebun biasanya dilakukan ayah dan anak laki-laki. Sebelum ditanam, bibit tembakau dilocoti atau dilepas dari polybang, lalu ditanam di lahan yang sudah dilubangi. Pekerjaan melocoti biasanya dilakukan oleh ibu dan anak-anak laki- laki maupun perempuan. Setelah dilocoti, bibit tembakau disebarkan oleh anak laki-laki untuk kemudian ditanam oleh ibu dan anak perempuan Lihat gam abar 2 dan 3 Lampiran 1. Ketiga, tahap pemeliharaan, setelah bibit tembakau ditanam, segera dilakukan penyiraman pe rtama oleh anak laki-laki dibantu oleh ayah. Setelah itu barulah dimulai proses pemeliharaan yang membutuhkan ketelatenan. Proses pemeliharaan selanjutnya adalah tahap tutup kaki yaitu menutup pangkal pohon dengan tanah. Pekerjaan ini dilakukan oleh ayah yang dibantu oleh anak laki-laki. Pada tahap pemeliharaan ini dilakukan juga penyiraman hama dan mencari ulat tembakau. Mencari ulat dilakukan oleh buruh harian lepas yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak perempuan. Keempat, tahap panen tembakau mengutip. Pemetikan harus dilakukan sepagi mungkin agar daun tembakau tidak terkena sinar matahari, sehingga dapat menghasilkan tembakau dengan kualitas yang terbaik. Intensitas keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat diperlukan pada saat panen agar pemetikan dapat diselesaikan tepat waktu. Pemetikan daun tembakau dilakukan pagi hari yaitu sekitar pukul 05.00 Wib pagi sampai dengan jam 09.00 Wib. Setelah dipetik, tahap selanjutnya daun tembakau diangkut ke bangsal untuk dikeringkan. Tahap yang harus dilalui adalah penyucukan, yaitu menyusun dan mengikat daun-daun tembakau sedemikian rupa. Setiap ikatan terdapat sebanyak 42 lembar daun tembakau. Sebelum digantung di palang-palang bambu di dalam bangsal, ikatan-ikatan daun tersebut dijerang atau diganting di tempat yang lebih rendah untuk menunggu giliran digantung. Pada tahap penyucukan hingga penjerangan, anak- anak perempuan terlibat intensif bersama ibu mereka. Sementara ayah menggantungkan ikatan-ikatan daun tembakau di palang-palang bambu, dimulai dari pala ng di tingkat tertinggi berurutan sesuai dengan urutan waktu pemetikan Lihat Gambar 5,6, dan 7. Kelima, tahap pengeringan, setelah daun dianggap cukup kering, tahap selanjutnya adalah memindahkan tembakau ke bangsal pemeraman untuk dilakukan penyortiran berdasarkan kualitas dan warna daun, kemudian dilakukan tahap pemeraman atau fermentasi. Tahap terakahir adalah pengemasan dalam ukuran bal hingga siap ekspor. Penyortiran di bangsal pemeraman dilakukan oleh buruh harian lepas perempuan dan anak-anak. Sumber: Perjanjian Kerja Khusus Tanam Tembakau, Tahun 2004. Kotak 1 Surat Perjanjian Khusus Tanam Tembaka u PK2T2 PT. Perkebunan Nusantara – II PERSERO Tahun 2004 yang dijadikan landasan sistem kerja borongan dan sistem kerja harian pada komoditas tembakau Deli. Pasal 1 Karyawan tanam tembakau adalah karyawan pelaksana ataupun yang belum karyawan pelaks ana, yang telah mengadakan ikatan kerja dengan PTPN II dan yang menyatakan kehendaknya bahwa ia hendak dipandang sebagai yang demikian itu serta diterima oleh perusahaan atau yang ditetapkan sebagai yang sedemikian itu, untuk melakukan seluruh pekerjaan penanaman tembakau Deli dan seterusnya di sebut Karyawan Tanam Tembakau dan kepada yang bersangkutan diberikan uang ikatan kerja sebesar Rp. 29.836, - yang diberikan satu minggi sebelum pekerjaan cangkul 3x kepyak dimulai. Pasal 2A Jenis-jenis pekerjaan khusus tanam tembakau yang bersifat borong dengan tarif tertentu antara lain: 1. Cangkul 3x manualkepyak 2. Menyisir 3. Membuat lubang tanam 4. Angkat dan bagi pupuk lubang dan pupuk sebelum tutup kaki 5. Angkat bibit 6. Seleksi dan kutip daun bibit sebelum tanam 7. Menanam 8. M enanam pokok cadangan 9. Menyiram sebelum dan sesudah tanam 10. Menyiram hari kedua dan hari ketiga sesudah tanam 11. Menyisip Pasal 2 B Jenis-jenis pekerjaan khusus tanam tembakau yang bersifat harian antara lain : 1. Pembibitan : a. cangkol 3x b. Menyisir c. Mendalamkan parit US dan parit TB d. Membuat dan memasang titi pasar petak. 2. Persiapan lahan dan pemeliharaan a. Babat 2x b. Rumpuk bakar c. Bongkar tunggul d. Mendalamkan parit induk, parit US dan parit TB e. membuat pasar petak f. Cangkul 2x manual tepi parit US, parit TB dan pusingan traktor g. Menggali parit pusingan traktor h. Menyiram ektra i. Memperbaiki kerusakan tanaman akibat angin ribut j. Membabat keliling bangsal dan mendalamkan parit keliling bangsal k. Membersihkanmemelihara pasar petak dan parit TB l. Menutup perigi tanam m. Mencabut pokok dan angkat keluar lahan tanaman tembakau untuk persiapan tanaman tebu.

5.2. Motivasi Keluarga dalam Pemanfaatan Pekerja Anak