Faktor Penghambat Perencanaan Program dan Sumberdaya Manusia
75 perencanaan menentukan posisi organisasi di masa mendatang dan bagaimana
cara mencapainya. Perencanaan program merupakan kegiatan yang berdasarkan intelegensi,
suatu proses yang rasional, dengan menggunakan fakta masa lalu dan dugaan masa depan untuk menggambarkan masa yang akan datang. Sri Wilujeng 2007:
60 mengungkapkan bahwa perencanaan program yang dibuat harus memenuhi persyaratan: faktual dan realistik, logis dan rasional, fleksibel, kontinuitas dan
dialektis. Sedangkan Yayat M. Herujito 2006: 95 mengemukakan bahwa perencanaan program memuat: 1 suatu ikhtisar program untuk menentukan
volume pekerjaan yang harus dilakukan, 2 inventarisasi sumber-sumber yang ada dan bahan yang bisa digunakan dalam mengerjakan program itu, seperti
anggaran, pegawai, organisasi, iklim dan situasi sekitar program, 3 penentuan prosedur yang diperlukan, dan 4 penentuan struktur organisasi yang diperlukan
untuk mendapatkan efisiensi yang sebesar-besarnya, jabatan yang harus mengerjakannya dan fase-fase program itu.
Proses perencanaan program di Lembaga Pengabdian Masyarakat LPM Wahid Hasyim adalah dengan cara mengadakan rapat koordinasi. Hal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan program yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar LPM Wahid Hasyim. Perencanaan pada dasarnya memiliki 3
ciri, seperti yang diungkapkan oleh Fremont E. Kast 1961: 686 sebagai berikut: Pertama, ia harus mengenai masa depan. Kedua, ia harus menyangkut tindakan.
Ketiga, ada unsur identifikasi atau penyebab pribadi atau organisasi.
76 Itu artinya, jalan atau tindakan di masa depan akan diambil oleh perencana
atau orang lain yang ditunjuk dalam organisasi. Masa depan, tindakan, dan pelaksana pribadi atau organisasi adalah unsur-unsur yang diperlukan dalam
setiap rencana. Pada faktanya, proses perencanaan di Lembaga Pengabdian Masyarakat LPM Wahid Hasyim hanya berciri pada ciri ke tiga yang
diungkapkan oleh Fremont, yaitu ada unsur identifikasi atau penyebab organisasi. Melalui rapat koordinasi tersebut, proses perencanaan program bisa
dikatakan efektif apabila program-program yang telah disusun mampu dilaksanakan atau direalisasikan dengan baik oleh seluruh pengurus dan anggota.
Pelaksanaan program sesuai dengan divisi masing-masing yang dibantu oleh panitia kegiatan hasil perekrutan oleh divisi, apakah setiap divisi mampu
menjalankan program yang telah disusun atau tidak. Hal ini sama dengan apa yang diungkapkan oleh Mohammad Ali 2003: 3, program yang baik itu jika ia
ditata sejak dari ide, lalu diproses secara sistematis dalam bentuk aksi sosial yang konkret, sehingga dapat dinikmati
hasilnya dengan baik, bahkan mempertahankannya dalam bentuk pengaturan strategi yang lebih baik ke masa
depan, agar maju terus tanpa stagnan, apalagi mundur ke belakang tanpa alasan. Jadi, kebutuhan akan program itu bermakna jika suatu rancangan kegiatan
yang secara eksistensi, esensi, maupun substansinya, juga kekuatan pengaruhnya selalu didambakan oleh subjek sasaran, baik program itu terinspirasi dari
perspektif perancang maupun murni dari analisis kebutuhan atas subjek sasaran dari program itu sendiri. Dalam program pengabdian masyarakat ini, lembaga
dapat melakukan berbagai tindakan, diantaranya adalah menumbuhkan kesadaran
77 masyarakat tentang pentingnya membebaskan diri dari kebodohan, membantu
masyarakat untuk bisa hidup berorganisasi, dan memanfaatkan prasarana sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat tersebut agar dapat mengurangi
permasalahan sosial-ekonomi yang dihadapi. Dari sinilah organisasi atau lembaga telah mengangkat pendidikan nonformal sebagai pelengkap dan berkaitan dengan
upaya memperluas fungsi organisasi atau lembaga untuk menjangkau kebutuhan dan perubahan masyarakat yang selalu dinamis.
Setiap lembaga yang ada di Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim perlu merencanakan semua program yang akan dijalankan guna menertibkan
program-program yang akan dilaksanakan dan anggaran dana yang digunakan. Menurut Charles O. Jones 2012, pengertian program adalah cara yang disahkan
untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang dalam mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak
yaitu, program cenderung membutuhkan staff, program biasanya memiliki anggaran sendiri, dan program memiliki identitas sendiri. Perencanaan program
dilakukan dengan dukungan sumber daya manusia yang mumpuni di bidangnya. Tidak hanya program saja yang perlu perencanaan, melainkan sumberdaya
manusia juga perlu perencanaan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas guna terwujudnya suatu lembaga yang berkualitas pula. Hal ini sesuai
dengan tujuan perencanaan yang dinyatakan oleh Donni Juni Priansa 2014: 50, yaitu secara sistematis tujuan diadakannya perencanaan sumber daya manusia
adalah untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan tentang sumber daya manusia yang ada dan dibutuhkan oleh organisasi. Dari pemaparan
78 tersebut, maka dihasilkan beberapa program yang telah direncanakan, sebagai
berikut:
Beberapa program kedepan LPM periode 2016-2018 : a.
Divisi Pendidikan Program
Sifat Waktu
Pembuatan buku panduan TPA Jangka panjang
Selama Masa Abdi Mengadakan olimpiade
TPATPQ Jangka pendek
Sekali dalam satu periode
Melakukan kunjungan ke TPA Jangka panjang
Setiap bulan sekali Melakukan evaluasi
Jangka panjang Setiap bulan sekali
Tabel 3. Program Divisi Pendidikan