Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Data
analisis, nilai Sig.2-tailed 0,000 0,05 menunjukkan bahwa nilai rata-rata mean hasil belajar posttest kelas eksperimen tidak sama dengan nilai rata-
rata mean posttest kelas kontrol, dengan ini membuktikan bahwa srategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh pada hasil belajar
Fisika peserta didik. Menurut Miftahul Sani pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw melibatkan aktivitas seluruh siswa, bertanggung jawab atas materinya
masing-masing, karena seluruh siswa memiliki tugas masing-masing sehingga siswa lebih aktif dan tidak bosan dalam proses pembelajaran. Siswa dalam
kelompoknya saling membantu dan bekerja sama untuk mencari tugassoal yang diberikan sehingga siswa yang kemampuan rendah juga bisa terbantu
oleh siswa yang pintar. Sedangkan pembelajaran konvensional siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa bosan dan
tidak aktif.
63
Pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif tipe Jigsaw dapat membantu peserta didik dalam menguasai setiap subbab materi yang
dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat Arends, bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut
kepada anggota lain.
64
Jhonson dan Jhonson melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa
interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Salah satu pengaruh positifnya adalah meningkatkan
hasil belajar dan meningkatkan daya ingat
65
. Peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen yang diberlakukan strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terlihat dari meningkatnya hasil posttest yang dicapai. Sebelum diberi perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol hasil
pretest menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang terlalu tinggi pada nilai rata-rata mean kedua kelas, dengan selisih 1,36. Yang artinya kemampuan
kognitif peserta didik kedua kelas tidak jauh berbeda. Persentase kemampuan kognitif peserta didik kelas eksperimen pada aspek mengingat C1 adalah
sebesar 68,75, memahami C2 sebesar 75, menerapkan C3 sebesar 62,5, dan menganalisis sebesar C4 50. Sedangkan pada kelas kontrol,
kemampuan kognitif peserta didik pada aspek mengingat C1 adalah sebesar 67,85, memahami C2 sebesar 64,28, menerapkan C3 sebesar 60,71,
63
Miftahul Sani, Afifah, Afniyanti, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Hakikat Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rambah Hilir Tahun
Pembelajaran 20142015, Jurnal Universitas Pasir Pengaraian.
64
Arends dalam Martinis Yamin, Strategi Metode dalam Model Pembelajaran . Jakarta : GP Press Group, 2013, h.90
65
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok : Rajagrafindo Persada, 2013, h.219
dan menganalisis sebesar C4 53,57. Persentase pretest kemampuan kognitif setiap aspek dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.2 Persentase Hasil Belajar Fisika materi Dinamika Partikel pretest
Setelah diberi perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional, hasil posttest menunjukkan terdapat perbedaan yang cukup tinggi pada nilai rata-rata mean kedua kelas, dengan selisih 16,95. Dengan
persentase kemampuan kognitif peserta didik kelas eksperimen pada aspek mengingat C1 adalah sebesar 93,75, memahami C2 sebesar 90,62,
menerapkan C3 sebesar 84,37, dan menganalisis C4 sebesar 81,25. Sedangkan pada kelas kontrol, kemampuan kognitif peserta didik pada aspek
mengingat C1 adalah sebesar 89,28, memahami C2 sebesar 85,71, menerapkan C3 sebesar 75, dan menganalisis C4 sebesar 67,85.
Persentase posttest kemampuan kognitif setiap aspek dapat dilihat pada grafik berikut.