Obsevasi Deskripsi Pelaksanaan Pra Tindakan

59 siswa merasa tidak tertarik dan suasana belajar kurang menyenangkan. Hampir setiap hari siswa diminta untuk menyalin tulisan guru di papan tulis ke buku tulis mereka masing-masing. Hal ini yang menambah kebosanan siswa dalam belajar. Terkadang guru juga meminta siswa untuk mengerjakan ketugasan mereka pada LKS atau yang disebut Lembar Kerja Siswa. LKS ini berupa buku yang berisi soal-soal dengan terdapat kata, kalimat, serta gambar tidak berwarna yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari siswa. Tidak jarang LKS yang dikerjakan siswa sudah terlalu sering dikerjakan sebelum-sebelumnya. Sehingga siswa menjadi hafal dalam pengerjaannya, namun bila menghadapi model soal yang baru belum tentu siswa dapat mengerjakannya. Lembar Kerja Siswa dalam penggunaannya juga membuat siswa menjadi kurang aktif. Siswa hanya terkesan mengejakan soal-soal yang ada di LKS. Setelah mengerjakan kemudian dikumpulkan kepada guru dan guru hanya mengamati dan memberi penilaian terhadap hasil pengerjaan siswa. Kegiatan tersebut berjalan terus-menerus sehingga tidak jarang ada siswa yang protes karena ada kejenuhan dan kebosanan. Hal itu ditambahkan dengan pengguanaan media pembelajaran yang kurang menarik bahkan selama pembelajaran tidak ada media yang digunakan oleh guru. Guru tidak mengguanakan media buku cerita bergambar, di mana media tersebut bisa sangat membantu proses belajar membaca anak. 60

d. Refleksi dan Revisi Pelaksanaan Pra Tindakan

1 Refleksi Pra Tindakan Refleksi merupakan bagian yang penting dalam setiap langkah penelitian untuk mengawasi permasalahan dengan merevisi perencanaan sebelumnya sesuai apa yang ditemukan di lapangan. Refleksi pra tindakan oleh peneliti dan guru dilakukan setelah jam pelajaran selesai. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peneliti menemukan beberapa permasalahan. Permasalahan yang ditemukan dari siswa yaitu : 1 terdapat beberapa siswa yang belum memperhatikan penjelasan dari guru, 2 terdapat siswa yang mengalami kesulitan membaca huruf b, d, x, dan f, 3 terdapat siswa yang masih mengalami kesulitan merangkai huruf seperti bad an da, 4 ada beberapa siswa yang belum dapat membaca dengan lancar, sehingga siswa harus mengeja terlebih dahulu sebelum dilafalkan bacaannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran tanpa menggunakan media pemberlajaran ternyata belum dapat meningkatkan rerata membaca permulaan siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel berikut. Tabel 5. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I Pra Tindakan Nilai Jumlah Siswa Kriteria Pra Tindakan Jumlah Siswa Persentase 80-100 12 33,33 Sangat Baik 66-79 8 22,22 Baik 56-65 5 13,88 Cukup 40-55 11 30,55 Kurang 30-39 - - Gagal 61 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa kemampuan membaca permulaan yang dimiliki siswa menunjukkan pada kriteria kurang sebanyak 11 siswa atau 30,55, kriteria cukup sebanyak 5 siswa atau 13,88, kriteria baik sebanyak 8 siswa atau 22,22, dan kriteria sangat baik sebanyak 12 siswa atau 33,33. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1 sebelum dilakukan tindakan masih kurang sekali. Untuk selanjutnya perlu dilakukan tindakan perbaikan agar kemampuan membaca siswa kelas I dapat lebih meningkat. Oleh sebab itu, penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan adalah melalui kartu kata yang dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. 2 Revisi Pra Tindakan Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pra tindakan dan kekurangan- kekurangan yang terdapat pada pra tindakan, maka dilakukan beberapa revisi guna memperbaiki kekurangan yang terdapat pada pra tindakan. Perbaikan- perbaikan yang dilakukan sebagai acuan dalam perencanaan pelaksanaan tindakan siklus I. Hal-hal yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada pra tindakan adalah sebagai berikut. a Mendampingi siswa yang belum mampu mengenali huruf agar kegiatan pembelajaran berikutnya siswa dapat menghafal huruf dengan baik sehingga siswa dapat membaca dengan lancar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS I SDN 1 JATIPOHON Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Media Kartu Kata Pada Siswa Kelas I SDN 1 Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelaja

0 2 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS I SDN 1 JATIPOHON Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Media Kartu Kata Pada Siswa Kelas I SDN 1 Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelaja

0 1 12

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU KATA BERGAMBAR PADA Peningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B RA Ath-Thohiriyyah Jaten Tahun Ajaran 2011.

0 1 13

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU KATA BERGAMBAR PADA Peningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B RA Ath-Thohiriyyah Jaten Tahun Ajaran 2011.

0 0 18

Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta

3 27 170

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS 1A SD NEGERI BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL.

3 50 171

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR SISWA KELAS I SD NEGERI GEMBONGAN SENTOLO KULON PROGO.

9 37 207

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 1 PANDEYAN JATINOM KLATEN.

0 3 191

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan melalui Media Kartu Kata Bergambar di Kelas B1 TK ABA Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta.

33 347 106

Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar di Kelas I Sekolah Dasar - Repository Unja

1 1 14