rumit dan berbelit-belit, c diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap termasa, juga tidak kehilangan daya tarik.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media grafis merupakan jenis media visual yang hanya dapat dilihatdibaca dan dianalisis dengan
menggunakan indra penglihatan saja, untuk membantu guru menyampaikan isi atau materi pelajaran.
2.1.8. Model Problem Based Intruction PBI
Menurut Arends, it is strange that we expect student to learn yet seldom teach then about learning, we expect student to solve problems yet seldom teach
then about problem solving. “yang berarti dalam mengajar guru selalu menuntut
siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang
mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah. Meminjam pendapat Bruner, bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta
pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna dalam Trianto, 2012:90-91. Sehingga peran guru adalah menyodorkan
berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog.
Arends 2008:41 berpendapat bahwa model pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan di mana siswa mengerjakan permasalahan
yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Menurut Kronberg dan Griffin
dalam Hamruni, 2012:104, ada beberapa pembelajaran yang dapat diterapkan untuk melatih keterampilan berpikir kritis, antara lain: analisis masalah,
pemecahan masalah, atau belajar berbasis masalah yang menekankan pada metode sains, metode kooperatif, dan sains inkuiri. Dengan pemikiran Kronberg dan
Griffin tersebut, penerapan pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa melalui pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Berdasarkan penjabaran tersebut, pengajaran berdasarkan masalah
selanjutnya disingkat PBI didasarkan pada teori konstruktivisme. Fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang sedang dilakukan siswa perilaku
mereka, melainkan kepada apa yang mereka pikirkan kognisi mereka pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Walaupun peran guru pada pembelajaran ini
kadang melibatkan presentasi dan penjelasan suatu hal, namun yang lebih lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar untuk
berpikir dan memecahkan masalah. Dari penjelasan diatas guru dituntut untuk mampu menggunakan
pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah problem solving
. Model pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata.
2.1.8.1. Karakteristik Problem Based Intruction
Arends 2008:42 menjelaskan beberapa karakteristik pengajaran berdasarkan masalah adalah sebagai berikut:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah. PBI mengorganisasikan pengajaran di
sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Meskipun PBI berpusat pada mata
pelajaran tertentu, masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa dapat meninjau masalah itu dari berbagai
mata pelajaran. c.
Penyelidikan autentik. PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. PBI menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang
mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkrip debat , laporan, model fisik, video, maupun program komputer
e. Kolaborasi. PBI dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang
lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberi motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas
kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan berpikir.
2.1.8.2. Manfaat Problem Based Intruction
PBI tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, melainkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajaran yang mandiri Ibrahim, dkk.
Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu siswa
merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku teks tetapi dari masalah yang ada di
sekitarnya. Kelebihan PBI sebagai model pembelajaran adalah : realistic dengan
kehidupan siswa, konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk sifat inquiry siswa, retensi konsep jadi kuat, memupuk kemampuan problem solving. dalam
Trianto, 2012:96. 2.1.8.3.
Sintaks Problem Based Intruction Menurut Arends 2008:57 PBI terdiri atas lima langkah utama yang
dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 2.1 Sintaks model PBI
Tahap Tingkah Laku
Guru 1. Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau
demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
3. Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, serta membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan
Menurut Ibrahim dalam Trianto, 2012:97 di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru dalam kelas PBI antara lain: 1
mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari; 2 memfasilitasimembimbing
penyelidikan, misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen; 3 memfasilitasi dialog siswa; dan 4 mendukung belajar siswa.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran diatas, maka pengajaran berdasarkan masalah sangat tepat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa
kelas IV SDN Karanganyar 02 dalam pembelajaran dan peran guru sebagai fasilitator.
Karena terjadi interaksi antar individu dalam berdiskusi, selain itu
merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah
jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia alam IPA dan sekitarnya
2.1.9. Teori Konstruktivisme