4.2. Pembahasan 4.2.1. Pembahasan Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil regresi hipotesis pertama dapat dilihat bahwa, serta kerjasama, kepercayaan, kekompakan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
kerja tim pegawai administrasi pada Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. kerjasama, kepercayaan, kekompakan memiliki koefisien regresi positif yang
membuktikan kontribusinya terhadap kerja tim pegawai administrasi pada Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Kerja sama merupakan usaha untuk meningkatkan kerja tim pegawai. Setiap anggota tim memahami perannya dengan penuh tanggung jawab, saling berkontribusi
dan mengerahkan kemampuannya secara maksimal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yayasan.
Kepercayaan dalam tim dinilai sangat penting untuk meningkatkan kerja tim pegawai. Kepercayaan di sini meliputi kepercayaan secara vertikal; antara pimpinan
pada anggota atau sebaliknya anggota pada pimpinan, atau kepercayaan secara horizontal; antar anggota. Secara ideal nilai-nilai kepercayaan yang perlu
dikembangkan seperti adanya kejujuran anggota dalam tim, memberi kepercayaan tanpa ada keraguan dalam pemberian tugas bahwa anggota tim mampu melakukannya
dan menumbuhkan kepercayaan satu sama lain bahwa setiap anggota memiliki integritas terhadap bidangnya.
Universitas Sumatera Utara
Kekompakan dalam tim sangat penting, hal ini telah dibuktikan dalam kerja tim yang dilaksanakan pegawai administrasi Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Yayasan telah berhasil dalam meningkatkan kerja tim pegawai dengan melakukan pendekatan kekompakan yang dibina dalam tim, sedangkan kerja sama
dan kepercayaan masih perlu ditingkatkan. Artinya semakin baik kerja sama, kepercayaan dan kekompakan yang dibina semakin meningkat pula kerja tim
pegawai. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh maka variabel kekompakan, kepercayaan
serta kerja sama berpengaruh signifikan terhadap kerja tim. Variabel kekompakan lebih dominan berpengaruh daripada variabel kepercayaan dan kerja sama, sehingga
kekompakan lebih menentukan dalam meningkatkan kerja tim. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kekompakan merupakan sebuah proses dimana rasa kebersamaan muncul
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dan motif-motif individual. Anggota-anggota dari kelompok yang kompak saling mendukung satu sama lain. Kekompakan antar
anggota menimbulkan kekuatan dalam sebuah tim West, 2002.
4.2.2. Pembahasan Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil regresi hipotesis kedua dapat dilihat bahwa pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa kerja tim, fasilitas, pelatihan dan pengembangan telah
memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi kinerja pegawai. Berdasarkan uji serempak uji-F dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
kerja tim, fasilitas, pelatihan dan pengembangan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel bebas
kinerja pegawai
administrasi di Universitas
Universitas Sumatera Utara
Muhammadiyah Sumatera Utara. Hal ini memberi arti bahwa pelaksanaan kerja tim, penambahan fasilitas, kegiatan pelatihan dan pengembangan menentukan dalam
meningkatkan kinerja pegawai di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Oleh karena itu kerja tim, fasilitas, pelatihan dan pengembangan perlu terus dikembangkan
dalam upaya peningkatan kinerja pegawai. Berdasarkan hasil uji parsial dapat disimpulkan bahwa variabel kerja tim,
pelatihan dan pengembangan serta fasilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan
kerja tim, pelatihan dan pengembangan serta fasilitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Namun variabel kerja tim lebih dominan berpengaruh daripada
variabel pelatihan dan pengembangan. Artinya kerja tim lebih menentukan dalam meningkatkan kerja tim. Hal ini seseuai dengan pendapat Robbins dan Judge 2008
yang menyatakan, “Kerja tim menghasilkan sinergi yang positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang
lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.” Kerja tim merupakan usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai. Agar lebih
efektif kerja tim maka perlu dikembangkan iklim kerja tim yang baik. Kerja tim diarahkan pada tujuan yang akan dicapai oleh yayasan. Selain kerja tim, pelatihan dan
pengembangan serta peningkatan fasilitas juga merupakan usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai. Agar lebih efektif, pelatihan dan pengembangan biasanya harus
mencakup pengalaman belajar, aktivitas-aktivitas terencana, dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Secara ideal
Universitas Sumatera Utara
pelatihan dan pengembangan harus merepresentasikan tujuan yang akan dicapai yayasan.
Hubungan kerja tim terhadap kinerja diperkuat dengan pendapat Robbins dan Judge 2008 menyatakan, “Kerja tim menghasilkan sinergi yang positif melalui
usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.”
Tingkat kinerja yang lebih tinggi dapat diartikan bahwa pegawai yang bekerja dengan kerja tim yang terkoordinasi akan menciptakan prestasi kerja melalui
kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Selain kerja tim, pelatihan dan pengembangan juga sangat penting dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai. Pelatihan dan
pengembangan merupakan bagian dari tahapan pengelolaan sumber daya manusia. Dalam sebuah organisasi, walaupun pegawai telah direkrut melalui seleksi yang baik,
namun dalam melaksanakan tugasnya masih selalu menghadapi persoalan seperti terdapat kekurangan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam melakukan
pekerjaan sesuai yang diinginkan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan dan pengembangan bagi pegawainya untuk meningkatkan
prestasi kerjanya. Hal ini seseuai dengan pendapat Dessler 2006 yang menyatakan bahwa,
“Pelatihan adalah proses terintegrasi yang digunakan oleh pengusaha untuk memastikan agar para pegawai bekerja untuk mencapai tujuan organisasi”.
Selanjutnya Sulistiyani dan Rosidah 2009 menyatakan bahwa “Pelatihan adalah proses sistemik pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan tujuan-tujuan organisasi. Pengembangan didasarkan pada kenyataan bahwa seorang pegawai akan membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan
kemampuan yang baik dan suksesi posisi yang ditemuinya selama karirnya. Pelatihan dan pengembangan penting karena keduanya merupakan cara yang digunakan oleh
organisasi untuk mempertahankan, menjaga, memelihara pegawai untuk kemudian meningkatkan produktivitasnya”.
Pelatihan dan pengembangan pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi kerja. Hal ini diperkuat pendapat Harianja 2009 yang menyatakan bahwa,
“Pelatihan dan pengembangan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai. Pelatihan
dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama dapat meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja pegawai. Demikian pula Rachmawati 2008
memandang hubungan yang positif pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi kerja dengan menyatakan, “Pelatihan dan pengembangan ditujukan untuk
meningkatkan prestasi kerja para pegawai. Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini, sedangkan pengembangan ditujukan untuk meningkatkan
prestasi kerja saat ini dan masa yang akan datang”. Pengertian pelatihan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
meningkatkan prestasi kerja pegawai pada saat ini dan prestasi kerja pegawai di masa mendatang, sedangkan pengembangan adalah suatu proses bagaimana pegawai
mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap yang dapat membantu pegawai untuk memegang tanggung jawab di masa yang akan datang. Kegiatan pelatihan dan
Universitas Sumatera Utara
pengembangan memberikan keuntungan kepada pegawai dan perusahaan, berupa keahlian dan keterampilan yang selanjutnya akan meningkatkan prestasi kerja
pegawai. Selain pelatihan dan pengembangan, terdapat faktor lain yang juga dapat
mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu fasilitas yang tersedia. Fasilitas ini dapat berbentuk fisik seperti ruangan kerja, peralatan administrasi, dan sarana transportasi.
Selain berbentuk fisik, fasilitas juga dapat berbentuk non fisik seperti kenyamanan, keamanan, ketentraman dan kesejahteraan. Sementara Menurut Mangkunegara 2007
bahwa, “Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya”. Seseorang akan dinyatakan berprestasi bila memiliki pencapaian atau hasil yang lebih baik dari biasanya. Pencapaian ini biasanya diukur
dari kualitas dan kuantitas hasil yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas kerjasama,
kepercayaan, kekompakan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas kerja tim pegawai Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Berdasarkan hasil yang diperoleh secara parsial variabel kekompakan berpengaruh lebih dominan daripada variabel kerjasama dan kepercayaan. Artinya
variabel kekompakan lebih menentukan dalam meningkatkan kerja tim. 2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas kerja
tim, pelatihan dan pengembangan serta fasilitas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas kinerja pegawai. Berdasarkan hasil
yang diperoleh secara parsial variabel kerja tim berpengaruh lebih dominan daripada variabel pelatihan dan pengembangan serta fasilitas. Artinya variabel
kerja tim lebih menentukan dalam meningkatkan kinerja pegawai Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5.2. S a r a n
1. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, kerja sama,
kepercayaan dan kekompakan sudah baik dibudayakan dalam kerja tim, namun bila merujuk pada hasil penelitian kerja sama dan kepercayaan belum berpengaruh
signifikan terhadap kerja tim. Berbeda dengan kekompakan yang berpengaruh
Universitas Sumatera Utara