Nilai rata-rata dimensi empathy pada pria sebesar 3,46 dan wanita sebesar 3,57. Perbedaan rata-rata mean difference kedua
kelompok tersebut diperoleh sebesar 0,169 lihat Lampiran VI, hal 117. Uji signifikansi perbedaan ini dengan uji-t diperoleh t-hitung
= -0,616 dan probabilitas Sig. sebesar 0,539. Karena Sig. 0,05 maka Ho diterima dan sebaliknya Ha ditolak. Jadi tidak ada
perbedaan yang signifikan penilaian terhadap dimensi empathy dari kualitas pelayanan objek wisata Candi Prambanan menurut tingkat
pendidikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam penilaian kualitas pelayanan antara responden yang memiliki
tingkat pendidikan SD, SMP, SMU SMK dan responden yang memiliki tingkat pendidikan Diploma, S1, S2, S3 ini menunjukkan
bahwa secara umum kualitas pelayanan khususnya dalam dimensi empathy
yang diterima antara responden yang memiliki tingkat pendidikan SD, SMP, SMU SMK dan responden yang memiliki
tingkat pendidikan Diploma, S1, S2, S3 hampir sama. Nilai rata-rata dimensi tangibles pada pria sebesar 3,93 dan
wanita sebesar 3,93. Perbedaan rata-rata mean difference kedua kelompok tersebut diperoleh sebesar 0,163 lihat Lampiran VI, hal
117. Uji signifikansi perbedaan ini dengan uji-t diperoleh t-hitung = -0,020 dan probabilitas Sig. sebesar 0,984. Karena Sig. 0,05
maka Ho diterima dan sebaliknya Ha ditolak. Jadi tidak ada perbedaan yang signifikan penilaian terhadap dimensi tangibles
dari kualitas pelayanan objek wisata Candi Prambanan menurut tingkat pendidikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam
penilaian kualitas pelayanan antara responden yang memiliki tingkat pendidikan SD, SMP, SMU SMK dan responden yang
memiliki tingkat pendidikan Diploma, S1, S2, S3 ini menunjukkan bahwa secara umum kualitas pelayanan khususnya dalam dimensi
tangibles yang diterima antara responden yang memiliki tingkat
pendidikan SD, SMP, SMU SMK dan responden yang memiliki tingkat pendidikan Diploma, S1, S2, S3 hampir sama.
Tidak adanya perbedaan kualitas pelayanan menurut tingkat pendidikan ini dikarenakan harga tiket untuk semua tingkat
pendidikan sama, sehingga hak yang diterima oleh masing-masing wisatawan juga sama.
C. Pembahasan
Menurut Kotler dan Armstrong 1996, jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain yang pada dasarnya bersifat intangible tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepenilikan apapun. Dalam strateginya, definisi
jasa harus diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang. Demikian halnya dengan pelayanan
yang dimiliki objek wisata Candi Prambanan, pihak pengelola harus
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada wisatawan agar wisatawan mendapatkan kepuasan selama berwisata di Candi
Prambanan. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil penilaian responden terhadap
masing-masing dimensi kualitas pelayanan objek wisata Candi Prambanan sebagai berikut: hasil penelitian dimensi reliability pada
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 100 responden terdapat 10 responden yang menilai “buruk dan sangat buruk”, maka diharapkan
pihak pengelola objek wisata Candi Prambanan dapat melakukan hal- hal berikut, antara lain: karyawan diharapkan lebih memperhatikan
masalah yang dihadapi oleh wisatawan sekecil apapun itu agar wisatawan merasa diperhatikan; kebersihan mushola dan toilet harus
lebih ditingkatkan, karena masih terlihat beberapa toilet yang digenangi air dan mukena di mushola kurang terjaga kebersihannya;
pengelola diharapkan memambah variasi jenis mainan di taman bermain agar dapat meningkatkan daya tarik wisatawan terutama anak-
anak untuk berkunjung kembali. Hasil penelitian dimensi responsiviness pada penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 100 responden terdapat 4 responden yang menilai “sangat buruk dan buruk”, maka diharapkan pihak pengelola
objek wisata Candi Prambanan dapat melakukan hal-hal berikut, antara lain: karyawan bagian ticketing diharapkan juga mengutamakan
kepentingan wisatawan lokal, karena masih adanya wisatawan lokal
yang mengeluh bahwa pihak pengelola lebih mengutamakan kepentingan wisatawan manca negara, seperti saat kedatangan
wisatawan dari negara Cekoslavia yang bertepatan dengan libur sekolah, loket masuk untuk wisatawan lokal yang biasanya dibuka
pada pukul 08.00 ditunda pembukaannya hingga pukul 13.00 sehingga banyak wisatawan lokal yang mengeluh; petugas parkir diharapkan
lebih sigap dalam membantu kesulitan wisatawan, seperti mencarikan tempat parkir yang masih kosong dan membantu mengeluarkan
kendaraan bermotor wisatawan yang kesulitan mengeluarkan sendiri. Hasil penelitian dimensi assurance pada penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 100 responden terdapat 4 responden yang menilai “buruk dan sangat buruk”, maka pihak pengelola objek wisata
Candi Prambanan diharapkan dapat melakukan hal-hal berikut, antara lain: meningkatkan keamanan pada kawasan objek wisata, karena
seringkali satpam kurang memperhatikan para wisatawan yang memanjat dinding candi yang berbahaya untuk berfoto; meningkatkan
keramahan petugas, karena masih adanya petugas yang kurang ramah saat melayani sehingga membuat wisatawan kurang nyaman.
Hasil penelitian dimensi empathy pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 100 responden terdapat 4 responden yang menilai “buruk
dan sangat buruk”, maka diharapkan pihak pengelola objek wisata Candi Prambanan dapat melakukan hal-hal berikut, antara lain:
menyediakan tour guide khusus wisatawan lokal geratis disekitar objek
Candi Prambanan untuk wisatawan lokal yang sekedar ingin tahu mengenai objek Candi Prambanan sehingga wisatawan tidak hanya
melihat dan bertanya-tanya; petugas parkir diharapkan lebih meningkatkan perhatian, seperti sesekali berkeliling untuk memeriksa
motor wisatawan yang belum dicabut kuncinya atau ada barang
berharga lain yang tertinggal.
Hasil penelitian dimensi tangibles pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 100 responden terdapat 1 responden yang menilai “buruk
dan sangat buruk”, maka diharapkan pihak pengelola objek wisata Candi Prambanan dapat melakukan hal-hal berikut, antara lain:
memperluas area parkir untuk kendaraan bermotor, karena pada musim liburan seringkali parkir kendaraan bermotor tidak dapat menampung
seluruh kendaraan; menambahkan beberapa toilet di pusat-pusat keramaian wisatawan seperti didekat mushola dan area parkir, karena
luasnya area taman wisata yang terkadang menyulitkan wisatawan untuk mencari toilet yang dekat.
105
BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penilaian responden terhadap dimensi kualitas pelayanan objek wisata Candi Prambanan.
Berdasarkan analisis arithmetic mean diperoleh hasil bahwa dimensi reliability, responsiviness, assurance, empathy, dan tangibles
pada objek wisata Candi Prambanan menunjukkan kinerja yang baik, dengan rata-rata sebesar 3,70 reliability, 3,71 responsiviness, 3,84
assurance, 3,51 empathy dan 3,93 tangibles. Dalam dimensi reliability
, dari 100 responden, sebanyak 56 responden menilai “baik”. Dalam dimensi responsiviness, dari 100 responden, sebanyak 62
responden menilai “baik”. Dalam dimensi assurance, dari 100 responden, sebanyak 67 responden menilai “baik”. Dalam dimensi
empathy , dari 100 responden, sebanyak 59 responden menilai “baik”.
Dalam dimensi tangibles, dari 100 responden, sebanyak 66 responden menilai “baik”. Ulasan diatas sesuai dengan pendapat Kotler, yang
menyatakan bahwa manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan
menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan